12
2. Jenis-Jenis Bank
Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Jenis perbankan
sebelum keluar Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 dengan sebelumnya, yaitu Undang-Undang No.14 Tahun 1967 terdapat beberapa
perbedaan. Namun, kegiatan utama bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu
sama lainnya. Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi serta kepemilikan
bank. Dari segi fungsi, perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun jangkauan wilayah operasinya.
Sedangkan kepemilikan perusahaan dilihat dari segi pemilikan saham yang ada serta akta pendiriannya.
Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka layani apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi tertentu. Jenis
perbankan juga dibagi ke dalam bagaimana cara bank tersebut menentukan harga jual dan harga beli. Adapun jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau dari beberapa
segi antara lain : 1. Dari Segi Fungsi
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No.14 Tahun 1967, jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari Bank Umum, Bank Pembangunan, Bank
Tabungan, Bank Pasar, Bank Desa, Lumbung Desa, dan Bank Pegawai. Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan No.7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan
13
keluarnya Undang-Undang RI No.10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari :
a. Bank Umum b. Bank Perkreditan Rakyat BPR
Dimana Bank Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsinya menjadi Bank Umum sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan
Bank Pegawai berubah fungsi menjadi Bank Perkreditan Rakyat BPR. Pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Undang
Undang No.10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut : a. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah opersinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil
commercial bank. b. Bank Perkreditan Rakyat BPR
Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank
umum.
14
2. Dari Segi Kepemilikannya Selain dari segi fungsinya, bank juga dapat dilihat dari segi kepemilikan,
maksudnya adalah siapa-siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akta pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang
bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan adalah : a. Bank Milik Pemerintah
Bank Milik Pemerintah merupakan bank yang akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sehingga seluruh
keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah Indonesia dewasa ini antara lain adalah Bank Negara Indonesia
46 BNI 46, Bank Rakyat Indonesia BRI, Bank Tabungan Negara, dan Bank Mandiri. Di samping itu, terdapat pula Bank Pembangunan Daerah
BPD yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Modal BPD sepenuhnya dimiliki oleh pemda masing-masing
tingkatan. Contoh BPD yang ada sekarang ini adalah BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Jawa Tengah, BPD Jawa Timur, BPD DI
Yogyakarta, BPD Riau, BPD Sumatera Utara, BPD Sumatera Selatan, BPD Sulawesi Selatan, BPD Bali.
b. Bank Milik Swasta Nasional Bank Milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian
besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta sepenuhnya, begitu pula dengan pembagian
keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh bank milik swasta
15
nasional antara lain Bank Bumi Putra, Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Duta, Bank Internasional Indonesia, Bank Lippo, Bank Mega, Bank
Muamalat, Bank Niaga, Bank Nusa Internasional, Bank Permata, Bank Universal.
c. Bank Milik Koperasi Bank Milik Koperasi merupakan bank yang kepemilikan sahamnya
dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank jenis ini adalah Bank Umum Koperasi Indonesia Bukopin.
d. Bank Milik Asing Bank Milik Asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikan bank ini dipegang oleh pihak asing luar neegri di Indonesia. Contoh bank asing
yaitu ABN-AMRO Bank, American Express Bank, Bank of America, Bank of Tokyo, Bangkok Bank, City Bank, Chase Manhattan Bank,
Deutshe Bank, European Asian Bank, Hong Kong Bank, Standart Chartered Bank.
e. Bank Milik Campuran Bank Milik Campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh dua
pihak, yaitu pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Contoh
bank campuran adalah Bank Finconesia, Bank Sakura Swadarma, Ing Bank, Inter Pacific Bank, Mitsubishi Buana Bank, Sumitomo Niaga Bank,
Paribas BBD Indonesia, Sanwa Indonesia Bank.
16
3. Dari Segi Status Jenis bank ini merupakan jenis bank yang dilihat dari segi kemampuannya
dalam melayani masyarakat, maka bank umum dapat dibagi ke dalam dua macam. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status
bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas
pelayananya. Oleh karena itu, untuk memperoleh status tertentu diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu pula.
Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Bank Devisa
Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
Misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran letter of credit dan transaksi lainnya.
Persyratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia. b. Bank Non Devisa
Bank Non Devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan dari pada bank devisa, dimana transaksi yang
dilakukan masih dalam batas-batas negara.
17
4. Dari Segi Cara Menentukan Harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik
harga jual maupun harga beli dibagi dalam dua kelompok yaitu : a. Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia saat ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah
bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga
kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu :
1 Menetapakan bunga sebagai harga, baik untuk produk yang disimpan seperti giro, tabungan, maupun deposito. Demikian pula harga untuk
produk pinjaman kredit juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread
based. Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari pada suku bunga pinjaman maka dikenal dengan nama negative spread.
2 Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak perbankan konvensional mengunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal
atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
b. Bank Berdasarkan Prinsip Syariah Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia.
Namun, di luar negeri terutama di negara-negara Timur Tengah, bank
18
yang berdasarkan prinsip syariah ini sudah berkembang pesat sejak lama. Keluarnya fatwa Majelis Ulama Indonesia MUI yang mengharamkan
bunga konvensional tahun 2003 memperkuat kedudukan bank syariah. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga
produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut :
1 Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah 2 Pembiayaan berdsarkan prinsip penyertaan modal musharakah
3 Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah 4 Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ijarah
5 Dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina.
Pengertian dan klasifikasi bank di atas memberikan penjelasan bahwa bank dalam melakukan usahanya memiliki kegiatan utama yakni menghimpun
dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dana, hendaknya bank tidak hanya bertujuan untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik, tapi juga kegiatan bank harus diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat banyak dan ini
menjadi komitmen bagi setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia.
19
3. Kegiatan Bank Umum