61
LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditas. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi kewajiban untuk
segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Dendawijaya, 2003:118.
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah
dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya loan-up atau
relative tidak likuid. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan. Oleh karena itu,
rasio ini juga dapat memberikan isyarat apakah suatu pinjaman masih dapat diberikan atau dibatasi. Untuk mencari LDR, digunakan rumus sebagai berikut :
Kredit LDR = X 100
Total Deposito
H. Variabel-variabel yang mempengaruhi Likuiditas Bank
Variabel-variabel yang mempengaruhi likuiditas bank yang digunakan dalam penelitian ini dapat diperinci sebagai berikut:
1. Simpanan masyarakat
Dana yang berasal dari simpanan masyarakat bisa berupa giro, tabungan, deposito berjangka. Dana tersebut tentunya dapat ditarik sewaktu-waktu oleh
nasabah meskipun deposito berjangka dikenakan denda apabila ditarik sebelum
62
jatuh tempo. Dana simpanan masyarakat ini merupakan sumber dana yang dimiliki bank dengan porsi terbesar Mulyono, 1994. Penurunan volume
simpanan masyarakat akan mengakibatkan penurunan giro, tabungan, dan deposito berjangka, sehingga simpanan masyarakat dengan daya endapan yang
tinggi memberi pengaruh terhadap likuiditas yang dimiliki oleh bank. Likuiditas bank yang menurun akan ditunjukkan dengan perolehan LDR yang meningkat.
Angka LDR yang tinggi menunjukkan bahwa total pinjaman loans yang diberikan lebih besar dari pada total deposit atau total dana simpanan yang
berhasil dihimpun bank. Sedangkan pinjaman memiliki jatuh tempo yang berbeda beda dan bukan merupakan aktiva bank yang likuid karena pencairan pokok
pinjaman dan penerimaan pendapatan bunga tergantung dari jangka waktunya masing-masing. Jadi bila sewaktu-waktu nasabah hendak menguangkan dana
simpanan ternyata tidak segera dapat dicairkan karena dananya banyak tertanam di pinjaman loans sehingga penurunan simpanan masyarakat akan
mengakibatkan LDR naik dan sebaliknya volume simpanan naik mengakibatkan LDR turun.
LDR yang menurun atau semakin mengecil menunjukkan posisi likuiditas bank yang bersangkutan meningkat. Jadi peningkatan jumlah simpanan
masyarakat yang berhasil dihimpun bank akan meningkatkan posisi likuiditas bank. Begitu juga sebaliknya penurunan simpanan masyarakat akan menurunkan
posisi likuiditas bank.
63
2. Pinjaman yang diberikan
Pinjaman yang diberikan merupakan salah satu aset bank yang mampu memberikan pendapatan bagi bank. Pinjaman merupakan aktiva yang tidak likuid,
karena pinjaman mempunyai risiko dan struktur maturitas yang berbeda-beda. Untuk mengkonversi pinjaman yang diberikan ke dalam kas harus menunggu
sampai pinjaman tersebut jatuh tempo. Bila bank memberikan suatu pinjaman 1 tahun, maka dana tersebut tidak dapat dicairkan kembali sampai pinjaman tersebut
jatuh tempo pembayarannya dalam satu tahun. Sehingga untuk mengkonversi pinjaman ke dalam kas dibutuhkan pembeli yang mau, karena risiko dan maturitas
yang ada dalam pinjaman loans. Tentunya pembeli hanya mau membeli dengan harga yang lebih rendah
dari nilai pinjaman, sehingga peningkatan pinjaman loans yang diberikan kepada nasabah akan menurunkan likuiditas yang dimiliki bank Reksoprayitno,
1992. Kondisi ini jika terjadi peningkatan pinjaman melebihi kemampuan bank
untuk meningkatkan deposit yaitu dana yang berhasil dihimpun bank, maka bank akan mengalami penurunan likuiditas. Terlebih jika peningkatan pinjaman yang
diberikan ternyata banyak yang merupakan kredit macet maka aliran kas masuk yang berupa pokok pinjaman akan terganggu sehingga akan berpengaruh terhadap
likuiditas bank. Jika kondisi perekonomian yang memburuk, dengan adanya ekspansi
kredit yang kurang berhati-hati maka dimungkinkan akan terjadi kredit macet. Dan akan mengakibatkan bank susah untuk mengelola dananya. Bila kesulitan ini
64
terus berlangsung maka bank akan mengalami krisis likuiditas. Dari penjelasan di atas maka dengan adanya peningkatan pinjaman yang diberikan diikuti dengan
peningkatan proporsi kredit macet maka akan mengakibatkan likuiditas bank menurun yang akan ditunjukkan dengan perolehan LDR yang meningkat.
3. Investasi pada Aktiva Tetap