Jenis Sikap Pembentukan dan Perubahan Sikap

6 Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat bermacammacam sesuai dengan banyaknya obyek yang dapat menjadi perhatian orang yang bersangkutan. 35 Pendapat lain dikemukakan Inge Hutagalung yang menyatakan ciri khas sikap adalah 1 mempunyai objek tertentu orang, perilaku, konsep, benda, dll dan 2 mengandung penilaian setuju-tidak setuju, suka-tidak suka. 36 Dari berbagai pendapat tersebut, dapat kita ketahui bahwa sikap dapat berubah-ubah, bisa positif maupun negatif, dan sikap dapat dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman-pengalaman. Sehingga ketika siswa mengetahui dan sadar akan pentingnya kesehatan, kemudian dibantu dengan proses pembelajaran yang mengedepankan nilai kesehatan, maka sikap siswa akan berubah menjadi lebih peduli terhadap kesehatan.

d. Jenis Sikap

Sikap dapat dibedakan atas bentuknya menjadi sikap positif dan sikap negatif. 1. Sikap Positif Merupakan perwujudan nyata dari intensitas perasaan yang memperhatikan hal-hal yang positif. Suasana jiwa yang lebih mengutamakan kegiatan kreatif daripada kegiatan yang menjemukan, kegembiraan daripada kesedihan, harapan daripada keputusasaan. Sesuatu yang indah dan membawa seseorang untuk selalu dikenang, dihargai, dihormati oleh orang lain. Untuk menyatakan sikap positif, seseorang tidak hanya mengekspresikannya melalui wajah, tetapi juga dapat melalui bagaimana cara ia berbicara, berjumpa dengan orang lain, dan cara menghadapi masalah. 37 35 Neneng Laila Hasanah, Op.Cit. h. 14 36 Inge Hutagalung. Op. Cit. h. 52 37 Inge Hutagalung. op. cit. h. 56 Usaha yang dapat dilakukan untuk menuju sikap positif adalah 1 tumbuhkan pada diri sendiri suatu motif yang kuat. Selalu mengingatkan diri bahwa sesuatu yang positif akan diperoleh dari kebiasaan baru, 92 jangan biarkan perkecualian sebelum kebiasaan baru mengakar di kehidupan pribadi, 3 berlatih dan berlatih terus dalam setiap kesempatan, tanpa rasa jenuh dan bosan. 38 2. Sikap Negatif Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan seseorang pada kesulitan diri dan kegagalan. Sikap ini tercermin pada muka yang muram, sedih, suara parau, penampilan diri yang tidak bersahabat. Sesuatu yang menunjukkan ketidakramahan, ketidak menyenangkan, dan tidak memiliki kepercayaan diri. 39 Untuk menghilangkan sikap negatif adalah 1 belajar mengenali sifat diri, bersikap jujur terhadap diri atau tanyalah pada seseorang yang dipercaya dan dihormati mengenai sifat negatif diri, 2 akui bahwa sikap negatif itu memang dilakukan. 40

e. Pembentukan dan Perubahan Sikap

Setiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap sesuatu perangsang. Ini disebabkan oleh berbagai faktor yang ada pada individu masing-masing. Faktor tersebut adalah perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas perasaan, dan situasi lingkungan. 41 Di dalam kehidupan manusia, sikap selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Peranan pendidikan dalam pembentukan sikap pada anak didik adalah sangat penting. Menurut Ellis, faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan sikap anak-anak yang perlu diperhatikan di dalam pendidikan ialah: kematangan maturation, keadaan fisik siswa, 38 Ibid. 39 Inge Hutagalung. op. cit. h. 56-57 40 Inge Hutagalung. op. cit. h. 57 41 M. Ngalim Purwanto, loc.cit. pengaruh keluarga, lingkungan sosial, kehidupan sekolah, pendidik, kurikulum sekolah, dan cara guru mengajar 42 Menurut W.A. Gerungan, dalam pembentukan dan perubahan attitude itu terdapat faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal. Faktor internal di dalam diri manusia yaitu selektivitasnya sendiri, daya pilihnya sendiri, atau minat perhatiannya untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya. Sedangkan faktor eksternal antara lain sifat, isi pandangan baru yang ingin diberikannya itu, siapa yang mengemukakannya dan siapa yang menyokong pandangan baru tersebut, dengan cara bagaimana pandangan itu diterangkan, dalam dalam situasi bagaimana attitude baru itu diperbincangkan situasi interaksi kelompok, situasi orang sendirian, dan lain-lain. 43 Menurut Inge Hutagalung, sikap terbentuk melalui proses pembiasaan conditioning. Lebih sering kebiasaan dilakukan, semakin melekat dan bertambah sulit untuk dihilangkan. Usaha untuk mengembangkan kebiasaan baru dapat dilakukan dengan 1 tumbuhkan pada diri sendiri suatu motif yang kuat untuk merubah kebiasaan buruk, 2 setiap kali akan bertindak, pikirkan untung- ruginya, 3 antusias-positive thinking, 4 belajar meyakini diri sendiri, 5 kurangi rasa khawatir diri, meragukan diri, iri hati, tidak bisa membuat diri senang dalm situasi dan kondisi yang dihadapi, 6 tingkatkan kemampuan untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan diri, 7 berlatih, berlatih dan berlatih pada setiap kesempatan. 44 Pendapat tersebut didukung oleh Wina Sanjaya yang menyatakan bahwa proses pembentukan sikap dapat dilakukan melalui pola kebiasaan dan modeling 42 M. Ngalim Purwanto, op. cit. h. 142 43 W.A. Gerungan. op.cit. h. 167-168 44 Ibid. 1. Pola Pembiasaan Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik secara disadari maupun tidak, guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui proses pembiasaan. Misalnya, perilaku mengejek atau perilaku yang menyinggung perasaan anak, maka lama-kelamaan akan timbul rasa benci dari anak tersebut; dan perlahan-lahan anak akan mengalihkan sikap negatif itu bukan hanya kepada gurunya itu sendiri, akan tetapi juga kepada mata pelajaran yang diasuhnya. Kemudian, untuk mengembalikannya pada sikap positif bukanlah pekerjaan mudah. 4 5 Belajar membentuk sikap melalui pembiasaan itu juga dilakukan oleh Skinner melalui teorinya operant conditioning. Proses pembentukan sikap melalui pembiasaan yang dilakukan Watson berbeda dengan proses pembiasaan sikap yang dilakukan Skinner. Pembentukan sikap yang dilakukan Skinner menekankan pada proses peneguhan respons anak. Setiap kali anak menunjukkan prestasi yang baik, diberikan penguatan reinforcement dengan memberikan hadiah atau perilaku yang menyenangkan. Lama-kelamaan, anak berusaha meningkatkan sikap positifnya. 46 2. Modeling Proses modeling yaitu pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau proses mencontoh. Salah satu karakteristik anak didik yang sedang berkembang adalah keinginannya untuk melakukan peniruan imitasi. Prinsip peniruan ini yang dimaksud dengan modeling. Modeling adalah proses peniruan anak terhadap orang lain yang menjadi idolanya atau orang yang dihormatinya. 47 Proses penanaman sikap anak terhadap suatu objek melalui proses modeling pada mulanya dilakukan secara mencontoh, namun anak perlu diberi pemahaman mengapa hal itu dilakukan. 45 Wina Sanjaya. Op. Cit. H. 277-278 46 Ibid. h. 278 47 Ibid Hal ini diperlukan agar sikap tertentu yang muncul benar-benar didasari oleh suatu keyakinan kebenaran sebagai suatu sistem nilai. 48 Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap: 1. Pengalaman pribadi Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dalam objek psikologi. 2. Kebudayaan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Contoh pada sikap orang kota dan orang desa terhadap kebebasan dalam pergaulan. Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan 3. Orang lain yang dianggap penting Significant Others Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. 4. Media massa Media massa berupa media cetak dan elektronik Media massa Media massa berupa media cetak dan elektronik. massa, adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. 5. Institusi Lembaga Pendidikan dan Agama Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. 48 Ibid. h. 279 6. Faktor Emosional 49 Suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisime pertahanan ego. Dapat bersifat sementara ataupun menetap persistentahan lama. Berikut ini disajikan diagram proses terbentuknya sikap dan reaksi menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo: 50 Gambar 2.2. Diagram proses terbentuknya sikap dan reaksi Berdasarkan diagram di atas, sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Tetapi sikap tertutup tersebut dapat berubah menjadi tingkah laku yang terbuka. Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap. 1. Pengetahuan kognitif Sebelum seseorang mengadopsi perilaku berperilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Penelitian ini mengukur sikap siswa pada kesehatan sehingga akan disampaikan indicator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi: 49 Neneng Laila Hasanah, Op.cit. h. 18-19 50 Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2003, h. 125 Stimulus rangsangan Proses stimulus Sikap tertutup Reaksi Tingkah laku terbuka a pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi: penyebab penyakit, gejala atau tanda-tanda penyakit, bagaimana cara pengobatan atau kemana mencari pengobatan, bagaimana cara penularannya, bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi dan sebagainya b pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, meliputi: jenis-jenis makanan yang bergizi, manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatannya, pentingnya olah raga bagi kesehatan, penyakit-penyakit atau bahaya- bahaya merokok, minum-minuman keras, narkoba dan sebagainya, pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi, dan sebagainya bagi kesehatan dan sebagainya c pengetahuan tentang kesehatan lingkungan, meliputi:, manfaat air bersih, cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan kotoran yang sehat dan sampah, manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat, akibat polusi polusi air, udara, dan tanah bagi kesehatan dan sebagainya. 2. Sikap afektif Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan, yakni a Sikap terhadap sakit dan penyakit Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit dan sebagainya. b Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara berperilaku hidup sehat. Yang dimaksud disini adalah pendapat atau penilaian terhadap makanan, minuman, olah raga, relaksasi istirahat atau istirahat cukup, dan sebagainya bagi kesehatan. c Sikap terhadap kesehatan lingkungan Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Misalnya pendapat atau penilaian terhadap air bersih, pembuangan limbah, polusi dan sebagainya. 3. Praktik atau tindakan konatif Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikan apa yang diketahui atau disikapinya dinilai baik. Oleh sebab itu indicator praktik kesehatan juga mencakup hal-hal di atas pengetahuan dan sikap, yakni: a Tindakan praktik sehubungan dengan penyakit Tindakan atau perilaku ini mencakup: a. pencegahan penyakit, misalnya: mengimunisasikan anaknya, melakukan pengurasan bak mandi seminggu sekali, menggunakan masker pada waktu bekerja di tempat yang berdebu, dan sebagainya, dan b. penyembuhan penyakit, misalnya: minum obat sesuai petunjuk dokter, melakukan anjuran-anjuran dokter, berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat, dan sebagainya. b Tindakan praktik pemeliharaan dan peningkatan kesehatan Tindakan atau perilaku ini mencakup: mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan olah raga secara teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba, dan sebagainya. c Tindakan praktik kesehatan lingkungan Perilaku ini antara lain mencakup: membuang air besar di jamban WC, membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk mandi, cuci, masak dan sebagainya. 51 Secara teori memang perubahan perilaku atau afektif itu mengikuti tahap-tahap yang telah disebutkan di atas, yakni melalui proses perubahan kognitif – afektif – konatif. Beberapa penelitian telah membuktikan hal itu, namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa proses perubahan sikap tidak selalu seperti teori.

f. Pengukuran Sikap

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Yayasan Perguruan Tut Wuri Handayani Di Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2014

19 227 82

Perbandingan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Murid tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar yang Memiliki dan yang Tidak Memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Kecamatan Medan Baru Tahun 2013

10 151 130

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak-anak Di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2009

4 47 107

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP LAJU REAKSI

0 36 269

Pengaruh model pembelajaran pencapaian konsep terhadap pemahaman konsep matematika siswa: studi eksperimen di SMA Pemabngunan UIN Jakartamp

6 25 123

Pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap hasil belajar fisika pada konsep massa jenis (penelitian di SMP Islam Ruhama Pisangan-ciputat)

2 12 73

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada Siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasu

0 7 11

PENGARUH PENERAPAN MODEL KONSIDERASI TERHADAP SIKAP TENGGANGRASA: Penelitian Quasi-Eksperimental Pada Pengajaran PMP Di SLTA Di Kota Madya Dan Kabupaten PAsuruan.

2 9 70

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI MIND WALK TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMA MELALUI KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN.

0 1 41

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS MEDIA ANIMASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, SIKAP ILMIAH DAN ASSESMEN KINERJA SISWA PADA KONSEP SINTESIS PROTEIN

0 0 6