1.6 Keluaran
Bentuk keluaran dari kegiatan pendekatan desain cybernetic dalam perancangan ruang terapi khusus autis ini adalah menghasilkan konsep dan perancangan sebuah
ruang terapi khusus untuk penyandang autis dengan proses pendekatan desain cybernetic dengan mempertimbangkan perilaku manusia yang terlibat di dalamnya.
1.7 Metodologi
Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses penerapan arsitektur perilaku dalam perancangan pusat terapi khusus autis ini
dilakukan pendekatan desain cybernetics dengan cara dibuat evaluasi perbandingan antara apa yang dihayati atau dialami pengguna dengan apa yang menjadi kriteria
kinerja yang diinginkan atau yang menjadi sasaran klien ataupun yang disusun secara eksplisit oleh arsitek. Tahap-tahap yang dilalui adalah sebagai berikut:
1.7.1 Metode Cybernetic
Proses perancangan Ruang Terapi Khusus Autis memiliki beberapa tahapan seperti tahap pengumpulan masalah, menganalisa masalah, mencari solusi dan
pemecahan dari masalah yang ada, menghasilkan konsep desain sesuai solusi yang ada, dan akhirnya mengkaji desain apakah sesuai dengan keinginan klien.
a. Pengumpulan masalah.
Pengumpulan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Survey dan Pemetaan Perilaku.
Proses yang dilakukan adalah dengan mencatat pola aktifitas perilaku para penghuni di pusat terapi autis yang sudah ada Proses ini dilakukan
dengan cara survey lansung ke sebuah tempat terapi autis di Medan. Pemetaan perilaku dilakukan di saat sesi terapi dan setelah sesi terapi
dilakukan. Yang perlu diamati adalah bagaimana sifat anak autis yang berada dalam linkungan sosial seperti di pusat terapi; tingkah pola
mereka, kebiasaan mereka, dan bagaimana usaha mereka dalam menunjukkan jati diri mereka. Dengan adanya survey dan pemetaan
perilaku tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana merancang sebuah terapi autis yang baik.
2. Wawancara.
Wawancara yang dilakukan kepada para pihak yang terkait dalam sebuah tempat terapi anak autis tersebut, yaitu pemilik yayasan, para
terapis, psikolog, dokter, dan orang tua murid. Pertanyaan-pertanyaan bisa berupa apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan, apa yang
dilakukan, apa yang diketahui dan apa yang diharapkan. 3.
Kuesioner. Kuesioner diambil untuk mengetahui evaluasi desain dan untuk
mengetahui harapan pengguna di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Berikut merupakan susunan data yang dibutuhkan, disusun dalam bentuk Tabel 1.1:
Data Teoritis Data Fisik
1. Pendekatan desain cyb a.
ernetic. Pengertian cyb
b. ernetic.
Teori pendekatan
desain cyb
c. ernetic.
Elaborasi tema
pendekatan desain cyb
ernetic.
a. 2. Teori autisme.
b. Pengertian autisme.
c. Kriteria perilaku anak autisme.
d. Jenis terapi autisme.
Eksplorasi teori
autisme terhadap arsitektur perilaku.
a. 1. Data Site.
b. Lokasi.
c. Luas site.
d. Batas-batas site.
e. Pencapaian site.
Peraturan daerah.
a. 2. Data studi banding proyek sejenis.
b. Lokasi.
c. Luas site.
d. Data bangunan.
Sistem dan organisasi yang diterapkan.
Sumber: Olah data, 2012 b.
Analisa Permasalahan. Analisa dilakukan pada pusat terapi khusus autis yang telah ada sebagai
landasan perancangan pusat terapi khusus autis yang sesuai dengan standar dan kebutuhan pengguna. Analisa ini untuk mengadopsi dan mempelajari pola
perilaku yang mempengaruhi di dalam proses perancanannya, apa yang dapat dicontoh dan apa yang harus diperbaiki.
Hasil data yang telah dikumpulkan akan dianalisa sesuai dengan teori-teori arsitektur. Melalui analisis tersebut diperoleh potensi-potensi serta permasalahan
yang terjadi dalam proses desain sehingga akan melahirkan konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema arsitektur perilaku Gambar 1.1.
Tabel 1.1 Pembagian jenis data untuk penelitian
Universitas Sumatera Utara
Solusi permasalahan merupakan pedoman dalam menhasilkan konsep desain.
c. Kajian Konsep. Kajian konsep berfungsi untuk melihat dari solusi permasalahan yan telah
dianalisa dan melihat perbaikan dan penambahan apa saja yang harus dilakukan untuk penyempurnaan konsep. Kajian konsep tersebut meliputi beberapa variabel
dalam konsep perancangan yang akan dihasilkan, yaitu: 1.
Dimensi, proporsi, dan skala. 2.
Sirkulasi ruang. 3.
View dan Orientasi. 4.
bukaan dan pencahayaan. 5.
Material, warna dan tekstur. Gambar 1.1 Analisa data teoritis
Sumber: Hasil Analisa
Masalah perancanan
Solusi permasalahan
Teori Arsitektur Perilaku
ANALISA
Universitas Sumatera Utara
Kajian ini dapat berlangsung berulang kali untuk penyempurnaan menuju
konsep akhir.
d. Keluaran Konsep Akhir dan Desain. Konsep akhir merupakan konsep yang sudah disempurnakan dari kajian
konsep awal. Di dalamnya telah dicantumkan variabel-variabel konsep perancangan yang dihasilkan. Konsep akhir yang diterapkan dalam desain dapat
dikeluarkan setelah konsep dinilai cukup sempurna dan dipakai dalam mendesain proyek.
1.8 Kerangka Berpikir