5.2 Kriteria Perancangan Ruang Terapi Bermain
5.2.1 Kebutuhan ruang Kapasitas ruangan adalah untuk 15 orang yaitu 5 terapis dan 10 anak-anak.
Layout ruang memiliki beberapa zona, yaitu zona permainan aktif, zona aktivitas pasif, zona baca, dan zona istirahat. Ruangan berisi 1 set permainan aktif, 2 meja
aktifitas pasif, 5 meja, 5 bangku, 3 beanbag dan 2 sofa. Berikut tabel tentang kebutuhan ruang terapi Tabel 5.2.
Gambar 5.6 Posisi Ruangan Jauh dari Pusat Kebisingan Sumber: Hasil Perancangan, 2013
Gambar 5.7 Sirkulasi Antar Ruang Berbentuk Linier Sumber: Hasil Perancangan, 2013
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2 Kriteria Luasan ruang terapi bermain Jenis
Ruang Kapasitas pemakai
Perabotan Sirkulasi
Luas Ruang Ruang
terapi bermain
10 anak: 3m x 10 = 30m 5 terapis: 0,8m x 5 = 4m
2
1 Set Permainan anak
2
11m x 7,4m = 81,4 m
2
40 x 81,4m
2
+ 1,21m
2
+ 0,72m
2
+ 1,92m
2
+ 0,8m
2
+ 1,25m
2
+ 5m
2
= 50,52m 176,82 m
2 2
Rumah-rumahan 1,1m x 1,1m = 1,21m
2
2 meja aktivitas Lego table 0,6m x 0,6m = 0,36m
2
2 = 0,72 m
2
3 beanbag 0,8m x 0,8m = 0,64m
2
3 = 1,92 m
2
2 single sofa 0,38m x 1,06m = 0,4028m
2
2 = 0,8056m
2
5 bangku 0,5m x 0,5m = 0,25m
2
5 = 1,25m
2
5 meja 1m x 1m = 1m
2
5 = 5m
2
Sumber: Analisis pribadi, 2013
5.2.2 Bentuk dan dimensi perabot Perabot yang diperlukan dalam ruangan ini adalah 1 set permainan aktif, 2 meja aktifitas pasif, 5 meja, 5 bangku, 3 beanbag dan 2 sofa.
a. Set permainan anak Gambar 5.8.
Gambar 5.8 Bentuk dan Dimensi Set Permainan Anak Sumber: Hasil Perancangan, 2013
Universitas Sumatera Utara
b. Meja aktivitas meja legopuzzle Gambar 5.9.
c. Beanbag Gambar 5.10.
d. Single sofa Gambar 5.11.
Gambar 5.9 Bentuk dan Dimensi Meja Aktivitas Sumber: Hasil perancangan, 2013
Gambar 5.10 Bentuk dan Dimensi Beanbag Sumber: Hasil Perancangan, 2013
Gambar 5.11 Bentuk dan Dimensi Single Sofa Sumber: Hasil Perancangan, 2013
Universitas Sumatera Utara
e. Meja Gambar 5.12.
f. Bangku Gambat 5.13.
5.2.3 Pencahayaan ruang Pada ruang terapi bermain ini, bukaan dan pencahayaan alami lebih
diutamakan. Hal ini memiliki tujuan agar anak merasa seperti di ruang terbuka sehingga mereka akan merasa bebas dan leluasa dalam beraktivitas. Bukaan-bukaan
dapat diberikan pada sisi-sisi bangunan sebelah Utara dan Selatan untuk menghindari Gambar 5.12 Bentuk dan Dimensi Meja
Sumber: Hasil Perancangan, 2013
Gambar 5.13 Bentuk dan Dimensi Kursi Sumber: Hasil Perancangan, 2013
Universitas Sumatera Utara
sinar matahari langsung yang dapat menyebabkan silau. Silau menyebabkan anak merasa terganggu dan tidak dapat fokus pada tujuan mereka sehingga dapat
mengganggu perilaku mereka. Penggunaan pencahayaan buatan tetap diberikan secukupnya dengan sistem indirect lighting.
5.2.4 Penggunaan warna dan material Pada lantai menggunakan material yang tidak keras, tidak bertekstur kasar
maupun tidak licin. Material yang cocok digunakan adalah vinyl yang dikombinasikan dengan karpet dan busa pada area set permainan yang membutuhkan
anak aktif bergerak. Hal ini disebabkan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan anak dan mengurangi efek luka yang disebabkan oleh material lain jika
anak terjatuh Gambar 5.14 dan 5.15.
Gambar 5.14 Material Vinyl untuk Lantai dan Contoh Pemakaian pada Lantai Sumber: www.google.com
Gambar 5.15 Material Busa untuk Lantai dan Contoh Pemakaian pada Lantai Sumber: www.google.com
Universitas Sumatera Utara
Pada dinding menggunakan material dinding biasa yaitu batu bata dengan warna dinding oranye pastel mendominasi ruangan. Warna oranye adalah warna yang cocok
digunakan karena dapat memberikan nuansa ceria dan se g
ar, mem b
eri ran g
san g
an kreativitas pada otak, cocok untuk ruan
g b
ermain Gambar 5.16. Pada sisi dinding tertentu dapat ditambahkan gambar-gambar imajinatif dari wallpaper atau wallsticker
yang dapat merangsang imajinasi anak-anak Gambar 5.17.
Gambar 5.16 Pilihan Warna untuk Dinding Sumber: www.google.com
Gambar 5.17 Pilihan WallpaperWallsticker untuk Dinding Sumber: www.google.com
Universitas Sumatera Utara
5.2.5 Posisi Ruangan dalam Bangunan Ruang terapi bermain memerlukan pencayaan alami, sehingga ruangan tersebut
memerlukan bukaan-bukaan pada sisi dinding atau pada langit-langit skylight yang dapat memasukkan cahaya alami ke dalam ruangan Gambar 5.18. Ruangan
memiliki satu pintu masuk agar lebih mudah diawasi oleh para terapis, dengan sirkulasi antar ruang yang berbentuk linier Gambar 5.19.
a b
Gambar 5.18 Posisi Bukaan untuk Memasukkan Pencahayaan Alami pada Denah a dan Potongan b
Sumber: Hasil Perancangan, 2013
Gambar 5.19 Sirkulasi Antar Ruang Berbentuk Linier Sumber: Hasil Perancangan, 2013
Universitas Sumatera Utara
5.3 Kriteria Perancangan Ruang Terapi Sosial