41 Penentu kedua dari minat adalah norma subyektif. Norma-norma subyektif
adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan Jogiyanto, 2007:42. Norma- norma subyektif ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan normatif, yaitu
kepercayaan yang mendasari norma-norma subyektif. Indikator kedua dalam penelitian ini yang dapat diambil dari penentu
minat adalah norma subyektif profesi guru, yaitu persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi
minat untuk menjadi seorang guru. Norma subyektif profesi guru ini memiliki sub indikator yaitu tekanan sosial yang mempengaruhi individu untuk menjadi guru,
pengaruh sosial yang mendorong individu untuk menjadi guru, dan pertimbangan normatif mengenai profesi guru.
2.5.2. Pengertian Minat Menjadi Guru
Jogiyanto 2007:29 menyatakan bahwa “minat atau intensi didefinisikan sebagai keinginan untuk melakukan perilaku”. Minat belum berupa perilakunya.
Perilaku adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan Jogiyanto, 2007:25. Definisi lain yang dinyatakan oleh Tu’u 2004:79 bahwa “minat adalah
kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh
Slameto, 2010:180. Sujanto dalam Sappe 2003 menyatakan bahwa “minat adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar”.
42 Berkaitan dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat menjadi
guru adalah keinginan yang besar untuk berprofesi sebagai guru dan ingin melakukan tindakan atau upaya untuk menjadi guru mencakup kegiatan
menambah pengetahuan yang berkaitan dengan keguruan dan meningkatkan keterampilan menjadi guru.
Minat menjadi guru dalam penelitian ini adalah minat menjadi guru bidang studi Ekonomi Akuntansi dan sebagai variabel moderating. Variabel minat
menjadi guru dalam penelitian ini sifatnya adalah mendorong maupun sebaliknya memperlemah hubungan antara prestasi belajar MPB terhadap prestasi belajar
PPL maupun hubungan antara prestasi belajar MKB terhadap prestasi belajar PPL. Minat menjadi guru yang tinggi pada diri mahasiswa akan mendorong dirinya
untuk lebih giat belajar pada MPB maupun MKB sehingga dimungkinkan akan meningkatkan prestasi belajar PPL, begitu sebaliknya minat menjadi guru yang
rendah dimungkinkan tidak mampu mendorong mahasiswa untuk lebih giat belajar pada MPB maupun MKB sehingga tidak meningkatkan prestasi belajar
PPL 2.5.3. Cara Mengembangkan Minat
Minat terhadap bidang studi tertentu dapat dikembangkan melalui belajar. Pengetahuan mengenai bidang studi tertentu akan bertambah dengan belajar.
Bertambahnya pengetahuan mengenai bidang studi tertentu tersebut, maka minat akan timbul dan bahkan menggiatkan untuk lebih mengenali, mempelajari bidang
tersebut. Upaya dalam mengembangkan minat menjadi guru, maka orang tersebut harus mau belajar mengenai bidang studi yang berkaitan dengan profesi keguruan.
43 Seseorang yang mau mengenal dan mempelajari bidang studi yang berkaitan
dengan profesi keguruan, maka lama kelamaan ia akan tertarik dan berminat untuk menjadi guru.
Lobby dalam Widayanti 2006:16 menyatakan bahwa terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk mengembangkan minat terhadap
bidang studi atau mata kuliah tertentu, yaitu : 1. Berusaha memperoleh informasi tentang bidang studi atau mata kuliah
tersebut. 2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bidang studi atau
mata kuliah tersebut. 3. Setiap mahasiswa hendaknya tampak dan berbuat seakan-akan sungguh
berminat.
2.5.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat