2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi sistem sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK
Negeri 4 Semarang dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Masing-masing siklus dalam penelitian ini menghasilkan data yang berupa hasil belajar siswa dan tingkat keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat dilihat pada gambar 13 sebagai berikut.
Gambar 13. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD Dari gambar diatas dapat diuraikan penjelasan setiap siklusnya
sebagai berikut. Observasi I
Observasi II Siklus I
Siklus II Mulai
Perencanaan I Tindakan I
Refleksi I Perencanaan II
Tindakan II Refleksi II
Selesai
a. Siklus I 1 Perencanaan siklus I
Perencanaan dalam penelitian ini yang dilakukan adalah a berkoordinasi dengan guru kelas X SMK Negeri 4 Semarang
tentang penelitian yang akan dilakukan, b membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sistem sistem pengapian
konvensional dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, c membuat instrumen penilaian, yang terdiri dari
instrumen tes yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal dan instrumen non tes yang berupa lembar observasi
yang terdiri dari beberapa indikator diantaranya proses STAD, keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan, penugasan dan
tolak ukur keberhasilan pembelajaran , d pembagian kelompok belajar secara heterogen yang terdiri dari 9 kelompok yang
terdiri dari 4 siswa pada masing-masing kelompok. 2 Tindakan dan observasi siklus I
Pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan observasi terhadap siswa selama
siswa mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan
lembar observasi.
Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dalam penelitian ini menggunakana model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari 1
penyampaian materi sistem pengapian konvensional oleh guru mata pelajaran kelistrikan otomotif kelas X TKR 1 SMK
Negeri 4 Semarang secara singkat, 2 mengarahkan siswa kedalam kelompok yang telah ditetapkan pada tahap
perencanaan sebelumnya, 3 mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan diskusi kelompok terhadap materi sistem
sistem pengapian konvensional, 4 mengadakan tes evaluasi setelah kegiatan diskusi kelompok yang berupa soal pilihan
ganda yang berjumlah 30 soal dan siswa dilarang membuka buku atau catatan serta tidak boleh saling mencontek untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah di diskusikan, 5 guru menutup kegiatan pembelajaran
pada siklus I. Setelah kegiatan belajar siklus I selesai maka diperoleh hasil dari tes dan hasil dari observasi siswa. Adapun
rata-rata hasil tes pada materi sistem sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang secara
umum adalah 69,97 dan ketuntasan belajar disini diperoleh 30,55 dari seluruh siswa yaitu 11 siswa yang tuntas dari 36
siswa. Sedangkan pada hasil tes terdahulu pada materi sistem pengapian konvensional didapatkan hasil tes rata-rata siswa
adalah 67,7 dan ketuntasan belajar siswa diperoleh 27,77 dari seluruh siswa yaitu 10 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Dari
hasil tes dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar yang
diperoleh diatas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar belum memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM,
yaitu 75. Sedangkan observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang dilakukan pada materi sistem sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dan
didapat hasil rata-rata kegiatan observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan kepada siswa sebesar
52,5, hasil ini masih kurang seperti yang diharapkan untuk memenuhi indikator keberhasilan pada tingkat keaktifan siswa
dengan presentase standar 75. Kurang maksimalnya nilai tes dan aktifitas pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi
sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus I ini kemungkinan disebabkan faktor
keaktifan siswa yang masih banyak kekurangan, selain itu siswa belum sepenuhnya bisa menerima model pembelajaran
yang diterapkan yaitu dengan model pembelajaran tipe STAD. 3 Refleksi siklus I
Berdasarkan hasil penelitian siklus I dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada materi sistem sistem pengapian
konvensional belum memuaskan, baik dari segi tes maupun non tes. Hasil rata-rata belajar pada materi sistem pengapian
konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang
mencapai 69,97. Hasil ini belum baik, karena masih belum memenuhi KKM. Sedangkan untuk ketuntasan belajar masih
30,55 yaitu sebanyak 11 siswa yang sudah tuntas dari 36 siswa.
Hasil non tes yang berupa lembar observasi diperoleh hasil rata-rata proses pembelajaran kooperatif tipe STAD
52,5. Selain itu masih banyak permasalahan yang didapat saat proses pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa
kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang, diantaranya sebagai berikut.
a Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD masih kurang
dan masih banyak siswa yang belum bisa menyesuaikan diri dengan kegiatan pembelajaran tersebut. Sehingga guru
perlu memberikan gambaran lagi mengenai pembelajaran dengan model ini dan diupayakan memberikan pertanyaan
yang lebih menarik sehingga nantinya diharapkan siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
kooperatif tipe STAD ini. b Perhatian siswa kepada guru saat memberikan penjelasan
tentang materi yang diberikan masih kurang diperhatikan, sehingga siswa menjadi kurang paham tentang materi yang
disampaikan oleh guru. Disamping itu masih banyak siswa yang belum bisa terfokus untuk melakukan kegiatan diskusi
kelompok mengenai materi sistem pengapian konvensional. Dalam hal ini pada siklus berikutnya guru berusaha
memberikan pertanyaan secara acak kepada siswa agar dari masing-masing siswa siap untuk menjawab apabila
nantinya diberikan pertanyaan oleh guru. Selain itu pula guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang dijelaskan mana yang siswa masih kurang paham. Sehingga nanti pada saat dilakukan kegiatan
diskusi kelompok siswa tiap kelompok bisa lebih terfokus pada materi yang sedang di diskusikan.
c Tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang berupa KKM yang belum mencapai standar yaitu 75, dimana terdapat
banyak sekali kekurangan dalam hal ini siswa masih banyak yang kurang memahami materi yang telah
diajarkan, pada saat guru bertanya kepada siswa dan siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
tersebut. Selain itu juga siswa yang mau bertanya kepada guru masih sedikit sekali. Dengan demikian guru harus bisa
lebih terbuka, tidak membatasi diri atau akrab dengan siswa serta pemberian reward atau hadiah kepada siswa yang mau
bertanya yang hadiah tersebut berupa penambahan nilai.
Hal yang terpenting pada pembelajaran kooperatif tipe STAD disini adalah proses diskusi siswa pada tiap-tiap
kelompok yang masih banyak kekurangan, dimana hanya sebagian kecil siswa yang mau atau melakukan kegiatan
diskusi kelompok. Hali ini dapat dilihat dari masih banyakknya siswa yang sering berbicara sendiri atau sering
mengganggu kelompok lain. Dalam hal ini guru harus sering berkeliling pada setiap kelompok dan memberikan
arahan kepada masing-masing kelompok agar dapat melakukan kegiatan diskusi dengan baik. Berikut adalah
tabel 2 ringkasan dari permasalahan yang didapat dari refleksi siklus 1.
Tabel 2. Ringkasan permasalahan dalam penelitian siklus I No
Permasalahan dalam siklus I 1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe STAD masih kurang 2. Siswa masih kurang terfokus dalam kegiatan diskusi
kelompok 3. Rata-rata hasil belajar siswa belum memenuhi KKM
75
Berdasarkan ringkasan permasalahan pada tabel 2 diatas
dapat diketahui
bahwa, terdapat
beberapa permasalahan pada siklus I yang nantinya perlu dilakukan
perbaikan pada perencanaan siklus II.
b. Siklus II 1 Perencanaan II
Pada perencanaan siklus II ini hanya dilakukan persiapan seperti halnya siklus I tetapi lebih ditekannya pada
upaya yang dilakukan dalam perbaikan dari permasalahan yang didapat pada siklus I dalam proses pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang, diantaranya sebagai berikut.
a. Sebelum guru memberikan materi tentang sistem sistem pengapian konvensional guru memberikan gambaran lagi
mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dan guru berupaya memberikan pertanyaan yang lebih menarik
sehingga nantinya siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Dan guru
selalu memberikan motifasi kepada siswa agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran ini secara lebih maksimal
lagi dan siswa menjadi lebih tertarik lagi dengan model pembelajran kooperatif tipe STAD yang diterapkan.
b. Dalam siklus ini guru berusaha memberikan pertanyaan secara acak kepada siswa agar dari masing-masing siswa
siap untuk menjawab apabila diberikan pertanyaan oleh guru. Selain itu pula guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi yang dijelaskan mana yang siswa masih kurang paham. Hal ini merupakan upaya
agar perhatian siswa bisa lebih terfokus pada materi yang sedang diajarkan.
c. Kemudian guru harus lebih terbuka, tidak membatasi diri atau akrab dengan siswa serta pemberian reward atau
hadiah kepada siswa yang mau bertanya yang hadiah tersebut berupa penambahan nilai. Selain itu saat
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada proses diskusi siswa di tiap-tiap kelompok guru selalu memantau setiap
kelompok dan memberikan arahan kepada masing-masing kelompok sehingga setiap siswa dapat melakukan kegiatan
diskusi dengan baik. 2 Tindakan dan observasi siklus II
Pelaksanaan tindakan dalam siklus II ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan observasi terhadap siswa selama
siswa mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan lembar observasi seperti halnya siklus I. Tetapi
dalam siklus II ini pelaksanaan tindakan lebih ditekankan pada kegiatan yang dalam refleksi siklus I terdapat beberapa
kendala, diantaranya adalah : 1 sebelum penyampaian materi sistem pengapian konvensional oleh guru mata pelajaran
kelistrikan otomotif kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang guru
kembali memberikan
gambaran lagi
mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD dan guru memberikan
pertanyaan kepada siswa yang lebih menarik lagi serta lebih memberikan motifasi-motifasi yang dapat membangkitkan
gairah belajar siswa sehingga siswa menjadi semangat untuk mengikuti kegiatan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe
STAD 2 guru kembali mengarahkan siswa kedalam kelompok yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan sebelumnya,
yang terdiri dari 9 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa 3 mengarahkan siswa untuk melakukan
kegiatan diskusi kelompok terhadap materi sistem sistem pengapian konvensional dan guru lebih sering berkeliling untuk
mengecek sejauh mana tiap kelompok melakukan kegiatan diskusi serta memberikan arahan-arahan terhadap materi sistem
pengapian konvensional yang sedang di diskusikan, dengan demikian setiap siswa dalam kelompok tersebut bertanggung
jawab untuk paham dan menguasai materi sistem sistem pengapian konvensional yang sedang di diskusikan, selain itu
masing-masing siswa tiap kelompok juga bertanggung jawab atas teman lain dalam kelompoknya untuk saling menjelaskan
materi yang kiranya masih kurang dipahami 4 sebelum mengadakan tes evaluasi setelah kegiatan diskusi kelompok
yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal guru kembali memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan materi sistem pengapian konvensional dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya lagi serta siswa
dilarang membuka buku atau catatan dan tidak boleh saling mencontek untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah di diskusikan, kemudian guru berkeliling untuk memastikan siswa sejauh mana mereka
mengerjakan soal tersebut. Hal ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menjawab soal tes dari siklus I dan
diharapkan hasilnya akan lebih baik lagi 5 guru menutup kegiatan pembelajaran pada siklus II dan sedikit mengulas
kembali materi sistem pengapian konvensional yang telah dijelaskan tadi, serta memberikan lagi kesempatan bertanya
kepada siswa yang masih kurang jelas terhadap materi sistem pengapian konvensional. Setelah kegiatan belajar siklus II
selesai maka diperoleh hasil dari tes dan hasil dari observasi siswa. Adapun hasil tes pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada siklus II menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes pada materi sistem sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1
SMK Negeri 4 Semarang pada siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh rata-rata
yang cukup meningkat dari siklus I yaitu sebesar 81,05 untuk
ketuntasan belajar disini juga meningkat yaitu 86,11 dari seluruh siswa yaitu 31 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Dari
hasil tes dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar yang diperoleh diatas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar
sudah memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM, yaitu 75. Hal ini disebabkan karena dilakukan perbaikan-
perbaikan dari refleksi siklus I sehingga kelemahan yang ada pada siklus II dapat diminimalisir dengan baik. Pada siklus II
ini diperoleh hasil observasi yang sudah cukup meningkat daripada siklus sebelumnya. Hal ini juga dapat diketahui untuk
rata-rata keseluruhan observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 88. Dalam siklus II ini para siswa sudah dapat
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah diterapkan dan cukup antusias untuk mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang telah diterapkan. Hal ini dapat dibuktikan sesuai dengah hasil peningkatan rata-rata hasil
observasi dari pada siklus yang sebelumnya. 3 Refleksi siklus II
Berdasarkan hasil penelitian siklus I dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada materi sistem sistem pengapian
konvensional belum memuaskan, baik dari segi tes maupun non tes. Serta perbaikan dari permasalahan yang didapat pada
siklus I
telah dilaksanakan
dengan baik
sehingga
permasalahan-permasalahan yang ada pada siklus I dapat diminimalisir pada siklus II dan perbaikan-perbaikan dari
beberapa permasalahan tersebut telah dijelaskan pada perencanaan siklus II. Hasil rata-rata belajar pada materi sistem
pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang mencapai 69,96. Hasil ini belum baik, karena
masih belum memenuhi KKM. Sedangkan untuk ketuntasan belajar masih 30,55 yaitu sebanyak 11 siswa yang sudah
tuntas dari 36 siswa. Hasil belajar pada siklus I tersebut kemudian diperbaiki dengan pembelajaran siklus II yang
mendapatkan hasil positif yaitu dengan meningkatnya hasil rata-rata belajar menjadi 81,05 sedangkan untuk ketuntasan
belajar juga meningkat menjadi 86,11 yaitu 31 siswa yang sudah tuntas dari 36 siswa. Hasil dari pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada siklus II ini telah masuk dalam kategori baik yang merupakan target penelitian. Hasil dari siklus II juga
sudah memenuhi batas KKM yaitu 75. Demikian pula dengan hasil non tes yang berupa lembar
observasi diperoleh hasil rata-rata proses pembelajaran kooperatif tipe STAD cukup meningkat dari siklus I dari 52,5
menjadi 88. Hal itu disebabkan karena permasalahan yang terdapat pada siklus I telah berkurang setelah dilaksanakan
upaya perbaikan dari permasalah yang di dapat pada siklus I. Berikut tabel 3 ringkasan refleksi siklus II.
Tabel 3. Ringkasan refleksi siklus II No
Hasil refleksi siklus II 1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe STAD meningkat dari 52,5 menjadi 88
2. Siswa masih kurang terfokus dalam kegiatan diskusi kelompok sudah mulai berkurang dari 25,9 menjadi
86,1 3. Rata-rata hasil belajar siswa telah memenuhi KKM
yaitu dari 69,97 menjadi 81,05
3. Data Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe