1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia telah banyak disadari oleh berbagai pihak, terutama oleh para pemerhati pendidikan di
Indonesia. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan
prasarana, meningkatkan kualitas tenaga pengajar, serta menyempurnakan kurikulum yang menekankan pada pengembangan aspek-aspek yang
bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup Life Skill yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk
dapat menyesuaikan diri, dan berhasil di masa yang akan datang. Sekolah menengah kejuruan SMK merupakan pendidikan
kejuruan tingkat menengah atas yang disediakan pemerintah dalam rangka menyiapkan tenaga kerja siap pakai. Hal ini sesuai dengan tujuan
instruksional pendidikan menengah kejuruan yaitu siswa diharapkan menjadi tenaga profesional yang memiliki keterampilan yang memadai,
produktif, kreatif dan mampu berwirausaha. Untuk itu perlu kiranya siswa SMK dibekali dengan kemampuan dasar dan keterampilan teknik yang
memadai.
Namun dalam kenyataannya proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah khususnya SMK saat ini masih belum seluruhnya
berpusat pada siswa. Hal ini terbukti dengan masih seringnya digunakan model ceramah atau konvensional yang hampir pada semua mata pelajaran
yang termasuk mata pelajaran kelistrikan otomotif. Padahal tidak semua materi kelistrikan otomotif harus diajarkan dengan model ceramah atau
konvensional. Kenyataan pengajaran yang seperti ini menunjukkan bahwa pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok
sangatlah penting. Untuk itu salah satu model yang dapat mengarahkan kepada siswa untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung
adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini didasarkan atas pandangan konstruktivis yang menyatakan bahwa anak
secara aktif membentuk konsep, prinsip dan teori yang disajikan kepadanya. Pembelajaran kooperatif Cooperative Learning sesuai
dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama,
pembagian tugas, dan rasa senasib Suyanto, 2009:51. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe pembelajaran
yaitu: STAD Student Teams Achievement Division, TAI Team Assisted Individualization, TGT Teams Games Tournament, Jigsaw, penelitian
kelompok Group Investigation. Dalam penelitian ini dipilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai objek model pembelajaran.
Alasan dipilih pembahasan pembelajaran kooperatif tipe STAD karena
model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Selain itu, dapat digunakan untuk
memberikan pemahaman materi yang sulit kepada siswa dimana materi tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat
pembelajaran yang lain. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata
pelajaran kelistrikan otomotif diharapkan dapat tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling berkomunikasi, saling mendengar, saling berbagi,
saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi
sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan mandiri yang dilakukan pada
saat PPL di SMK Negeri 4 Semarang, dapat dikatakan sebagian besar siswa kelas X TKR khususnya dalam mata pelajaran produktif masih
terlihat kurang tertarik terhadap materi yang diajarkan oleh gurunya sehingga kecenderungan siswa tersebut untuk berbicara sendiri dengan
teman sebelahnya dan tidak memperhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh gurunya, tetapi juga ada sebagian siswa yang benar-benar
memperhatikan dan sering mengajukan pertanyaan kepada gurunya. Nilai ulangan dari salah satu kelas dengan jumlah 36 siswa, yang sudah
memenuhi standar kelulusan baru 22 siswa, sedangkan 14 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata kelas sebesar 70,00
serta presentase kelulusannya hanya 55,27. Keadaan ini masih jauh
standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 75 untuk rata-rata kelas dan 75 untuk presentase kelulusan kelas.
Kegiatan pembelajaran di SMK Negeri 4 Semarang sudah cukup baik, tetapi masih diperlukan suatu metode baru sehingga guru tidak
terlalu cenderung menggunakan pembelajaran konvensional. Penerapan sistem pembelajaran konvensional secara terus-menerus tanpa variasi
tersebut dapat menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan secara aktif khususnya dalam mata pelajaran kelistrikan otomotif, maka
diperlukan variasi dan kreativitas dalam model pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada mata pelajaran kelistrikan otomotif yang dalam penerapannya di dalam kelas akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling
komunikatif, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan
pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran kelistrikan otomotif. Dalam Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Decentralized Basic Education 3 menyebutkan bahwa:
Pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan mampu mengatasi kelemahan pembelajaran kelompok yang
selama ini digunakan. Dalam pembelajaran ini, jumlah anggota dalam kelompok diupayakan kecil dan posisi duduk
mereka saat bekerja diupayakan saling berhadap-hadapan sehingga interaksi siswa di dalam kelompok menjadi lebih
intensif. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran ini memungkinkan munculnya aktivitas positif siswa dalam
proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang makin meningkat
dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa Nurfaidah dkk, 2011:34.
Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD jika dibandingkan dengan tipe model pembelajaran kooperatif lainnya apabila
dikaitkan dengan jurusan dan mata pelajaran yang diteliti yaitu jurusan TKR dan mata pelajaran kelistrikan otomotif merupakan alternatif terbaik
serta memiliki potensi keberhasilan yang cukup besar baik karena faktor kesederhanaan dan kemudahan dalam praktiknya. Hal ini yang mendorong
untuk dipilihnya pembelajaran kooperatif tipe STAD di dalam melakukan penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian yang diharapkan nantinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Division.
B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah