5. Sistem Pengapian Konvensional
a. Fungsi Sistem Pengapian Sistem pengapian ini hanya terdapat pada mesinmotor
bensin saja, berfungsi untuk menghasilkan tegangan yang tinggi untuk mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga
campuran bahan bakar udara dibakar sempurna walaupun kecepatan berubah-ubah, pada mobil pada umumnya digunakan
sistem pengapian dengan baterai Daryanto, 1991:107. Sistem pengapian konvensional tidak hanya terdapat pada mesinmotor
yang berbahan bakar bensin saja, tetapi dalam perkembangannya sistem pengapian konvensional juga terdapat pada mesinmotor
yang berbahan bakar gas. Suratman 2001:101, sistem pengapian pada mesin bensin
berfungsi membakar campuran udara dan bensin di ruang bakar pada akhir langkah kompresi, sehingga dihasilkan daya mekanik
akibat pembakaran tersebut. Berikut gambar 1. menunjukkan sistem pengapian konvensional.
Gambar 1. Sistem pengapian batere Suratman,2001:102
b. Komponen-komponen sistem pengapian 1. Baterai
Sebagai penyedia arus listrik tegangan rendah 12V untuk coil. Berikut gambar 2. menunjukkan bagian-bagian dari baterai.
Gambar 2. Bagian-bagian dari baterai Daryanto, 1991:121
2. Kunci kontak Pada
sistem pengapian,
kunci kontak
berfungsi menghubungkan dan memutuskan aliran listrik dari baterai ke
ignition coil. 3. Ignition Coil
Ignition coil berfungsi menaikkan tegangan listrik yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi 10.000-20.000
volt yang diperlukan untuk pengapian. Berikut gambar 3. menunjukkan penampang dan hubungan ignition coil.
Gambar 3. Penampang dan hubungan ignition coil Suratman, 2001:104
4. Distributor Secara umum distributor berfungsi membagi-bagikan arus
yang bertegangan tinggi dari ignition coil ke busi-busi yang terdapat pada setiap silinder. Bagian distributor adalah sebagai
berikut. a. Breaker point, berfungsi memutuskan arus listrik dan
menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder coil.
b. Nok comlobe, berfungsi mengungkit breaker point agar dapat memutus dan menghubungkan arus listrik pada
kumparan primer coil. Berikut gambar 4. menunjukkan konstruksi breaker point dan nok camlobe.
Gambar 4. Konstruksi breaker point dan nok camlobe Suratman, 2001:105
c. Kondensor, berfungsi menghilangkan atau mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada breaker point.
Berikut gambar 5. menunjukkan konstruksi kondensor.
Gambar 5. Konstruksi kondensor Suratman, 2001:105
d. Tutup distributor dan rotor, berfungsi membagi-bagikan arus tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan
sekunder pada ignition coil ke busi pada tiap-tiap silinder.
e. Governor advancer, berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Berikut gambar
6. menunjukkan konstruksi governor advancer.
Gambar 6. Konstruksi governor advancer Suratman, 2001:106
f. Vacum advancer,
berfungsi memundurkan
atau memajukan saat pengapian ketika beban mesin bertambah
atau berkurang. Berikut gambar 7. menunjukkan konstruksi Vacum advancer.
Gambar 7. Konstruksi vacum advancer Suratman, 2001:106
5. Busi Busi berfungsi menghasilkan bunga api listrik antara kedua
elektrodanya untuk membakar campuran gas pada ruang bakar. Berikut gambar 8. menunjukkan bagian-bagian busi.
Gambar 8. Bagian-bagian busi Suratman, 2001:107
c. Cara Kerja Sistem Pengapian 1. Saat platina tertutup
Pada saat kunci kontak posisi on dan platina masih pada posisi menutup, arus mengalir dari terminal positif baterai kemudian
menuju terminal B kunci kontak kemudian terminal IG kunci kontak dan diteruskan ke terminal positif koil kumparan primer
dan diteruskan keterminal negatif koil kemudian menuju platina dan ke massa, sehingga menyebabkan terjadinya
kemagnetan pada koil pengapian.
2. Saat platina terbuka Pada saat kunci kontak pada posisi start kemudian nok
distributor berputar menekan tumit platina sehingga platina membuka dan akibatnya arus primer yang mengalir terputus
sehingga kemagnetan di koil pengapian hilang. Hilangnya kemagnetan menyebabkan terjadinya induksi tegangan tinggi di
kumparan primer dan sekunder koil. Induksi kumparan primer kurang lebih 300-400 volt diserap oleh kondensor, sedangkan
induksi kumparan sekunder kurang lebih 10.000-15.000 volt dialirkan ke kabel tegangan tinggi kemudian menuju rotor dan
kabel busi kemudian ke busi dan menuju massa, sehingga terjadi percikan bunga api di busi.
Gambar 9. Komponen-komponen sistem pengapian batere
6. Kelas X TKR SMK Negeri 4 Semarang