2. Aspek-Aspek Organizational Citizenship Behavior
Organ, Podsakoff, dan MacKenzie 2006 mengatakan bahwa terdapat lima aspek dalam organizational citizenship behavior yaitu:
a. Altruism
Altruism adalah kemauan pegawai untuk membantu ataupun membuat orang lain sejahtera dengan cara berperilaku yang
menguntungkan untuk orang lain, dimana perilaku ini dilakukan secara sukarela Organ, Podsakoff, MacKenzie, 2006. Pegawai yang
berperilaku altruistic merasa memiliki kepuasan tersendiri setelah membantu orang lain Van Emmerik, Jawahar, Stone dalam Fournier,
2008. Bantuan ini dapat diberikan kepada rekan kerja ataupun supervisor. Contoh dari perilaku altruistic menurut Vey dan Campbell dalam
Fournier, 2008 seperti menggantikan pekerjaan teman yang sedang cuti, membantu teman yang sedang memiliki banyak pekerjaan, serta menjadi
seseorang yang dapat dimintai bantuan dalam pekerjaan. b.
Courtesy Courtesy merupakan perilaku yang ditampilkan oleh seseorang
seperti membantu orang lain untuk mencegah terjadinya suatu permasalahan, atau membuat langkah-langkah untuk meredakan atau
mengurangi suatu masalah yang ada di organisasi Organ, Podsakoff, MacKenzie, 2006.
Universitas Sumatera Utara
c. Conscientiousness
Conscientiousness mengacu pada pegawai yang bekerja untuk membantu organisasi secara keseluruhan serta berperilaku melebihi apa
yang diharapkan Organ, Podsakoff, MacKenzie, 2006. Perilaku conscientiousness yaitu berdasarkan pada karakteristik personal dimana
apabila pegawai memiliki karakteristik seperti tepat waktu, tingkat kehadiran yang tinggi, mengikuti kebijakan, disiplin diri yang tinggi,
tekun, bekerja keras, dedikasi kerja yang tinggi, keterampilan manajemen waktu yang baik, dan penggunaan sumber daya secara efektif maka
pegawai tersebut dianggap memiliki conscientious yang tinggi Hogan, Rybicki, Motowidlo, Borman; Miller, Griffin, Hart dalam Fournier,
2008. d.
Sportsmanship
Sportsmanship merupakan perilaku dimana pegawai menekankan pada aspek-aspek positif organisasi daripada aspek-aspek negatifnya,
seperti tidak suka protes, tidak suka mengeluh walaupun berada dalam situasi yang kurang nyaman, dan tidak membesar-besarkan masalah yang
kecil Organ, Podsakoff, MacKenzie, 2006. e.
Civic virtue Pegawai berpartisipasi aktif dan mau terlibat serta bertanggung
jawab terhadap proses politik serta pemerintahan yang ada di organisasi
Universitas Sumatera Utara
Organ, Podsakoff, MacKenzie, 2006. Contoh perilakunya adalah ketika pegawai mau terlibat dalam permasalahan yang ada di organisasi
dan tetap up to date terhadap perkembangan organisasi. Pegawai yang bertindak secara proaktif untuk mencegah situasi negatif yang dapat
mempengaruhi organisasi maka sudah dapat dikatakan menampilkan civic virtue.
Selain itu Organ dalam Organ, Podsakoff, MacKenzie, 2006 juga menambahkan aspek peacekeeping yang diartikan sebagai tindakan-tindakan
untuk menghindari dan menyelesaikan terjadinya konflik interpersonal sebagai stabilitator dalam organisasi dan aspek cheerleading yang diartikan sebagai
bantuan yang diberikan kepada rekan kerjanya untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.
Aspek altruism, courtesy, peacekeeping, dan cheerleading dapat digabung menjadi satu aspek yaitu aspek helping behavior karena berkaitan dengan perilaku
menolong orang lain untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang menyangkut pekerjaan di organisasi Organ, Podsakoff, MacKenzie, 2006.
Berdasarkan uraian di atas maka pengukuran OCB dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan empat aspek saja yaitu helping behavior,
conscientiousness, sportsmanship, dan civic virtue.
Universitas Sumatera Utara
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Organizational Citizenship Behavior