15 perasaan pribadinya seperti tipe orang yang kita sukai atau hal-hal
yangkita sukai atau kita benci. Berdasarkan pengertian keterbukaan diri yang diutarakan oleh
beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa keterbukaan diri adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja oleh seorang individu untuk
membagi pikiran, perasaan, dan informasi tentang dirinya kepada orang lain.
2. Aspek-aspek Keterbukaan Diri
Richard West Lynn H. Turner Hamdan Juwaeni, 2009 mengemukakan beberapa aspek keterbukaan diri, yaitu:
a. Keluasan
breadth
Keluasan mengacu pada banyaknya jenis informasi yang dapat diketahui oleh orang lain dalam pengembangan hubungan. Semakin
dekat hubungan individu dengan lawan bicara, maka semakin luas informasi yang diungkapkan. Hal ini berarti, keterbukaan diri individu
semakin tinggi. b.
Waktu keluasan
breadth time
Berhubungan dengan jumlah waktu yang dihabiskan untuk berkomunikasi satu sama lain mengenai berbagai macam topik.
Pemilihan waktu yang tepat sangat penting untuk menentukan apakah seseorang dapat terbuka atau tidak. Dalam keterbukaan diri individu
perlu memperhatikan kondisi orang lain. Bila waktunya kurang tepat
16 yaitu kondisinya lelah serta dalam keadaan sedih maka orang tersebut
cenderung kurang terbuka dengan orang lain. Sedangkan waktunya tepat yaitu bahagia atau senang, maka ia cenderung untuk terbuka
dengan orang lain. c.
Kedalaman
depth
Menurut Pearson, kedalaman keterbukaan diri terbagi atas dua dimensi yakni keterbukaan diri yang dangkal dan yang dalam.
Keterbukaan diri yang dangkal biasanya diungkapkan kepada orang yang baru dikenal. Kepada orang tersebut biasanya diceritakan aspek-
aspek geografis tentang diri misalnya, nama, daerah asal dan alamat. Keterbukaan diri yang dalam, diceritakan kepada orang-orang yang
memiliki kedekatan hubungan Intimacy. Sedangkan menurut Johnson Alvin Fadilla Helmi, 1995
keterbukaan diri memiliki beberapa aspek, yaitu: a.
Keberanian Mengambil Resiko Keberanian mengambil resiko berhubungan dengan keberanian untuk
membuka segala informasi tentang dirinya. Individu mempersiapkan diri dalam menghadapi umpan balik atau efek dari membuka diri.
Semakin berani individu mengambil risiko, maka semakin banyak pula informasi yang diberikan individu kepada lawan bicara.
b. Rasa Aman
Seseorang merasa nyaman dan rileks dalam berkomunikasi ketika membuka dirinya kepada orang lain dan tidak terus menerus sembunyi
17 di balik kebohongan. Individu akan mengungkapkan informasi tentang
dirinya jika merasa aman dan nyaman dengan pendengar. c.
Kejujuran Keterbukaan
diri mengandung
perilaku dimana
seseorang mengungkapkan diri secara jujur dan apa adanya, sebab apabila
individu mengatakan informasi secara tidak jujur maka akan berkurang maknanya serta dapat merugikan dirinya.
Menurut Pearson 1983, ada beberapa ukuran atau aspek yang dapat digunakan untuk memperjelas kompleksnya sifat dasar keterbukaan
diri, yaitu: a.
Jumlah Informasi yang Diungkapkan
Self Disclosure
atau keterbukaan diri dapat ditentukan dengan membandingkannya dengan jumlah keseluruhan dari informasi. Setiap
orang tidak mengungkapkan dirinya dengan jumlah informasi yang sama mengenai diri mereka sendiri. Pengungkapan diri ini harus
bersifat timbal
balik
reciprocal
. Jika
individu banyak
mengungkapkan diri kepada orang lain, mungkin ndividu itu merasa bebas juga untuk mengungkapkan dirinya. Namun jika seseorang
tidak ingin berbagi informasi dengan orang lain, maka kemungkinan orang tersebut tidak merasa bebas untuk mengungkapkan mengenai
dirinya. Pola timbal balik ini harus stabil dan mungkin dapat terjalin dalam lima menit pertama dari percakapan interaksi.
18 b.
Sifat Dasar yang Positif atau Negatif Pengungkapan diri bervariasi, dalam kaitannya dengan sifat dasar
positif atau negatif. Pengungkapan diri ini bersifat positif menyangkut pernyataan tentang seseorang yang mungkin dapat dikategorikan
sebagai sanjungan atau pujian. Sedangkan yang negatif adalah pernyataan kritik terhadap seseorang. Pengungkapan diri yang bersifat
negatif dapat menyebabkan masalah bagi orang lain jika dilakukan secara berlebihan. Informasi normatif, berkaitan dengan ukuran positif
dan negatif dari ungkapan diri, muncul dan berkaitan dengan tingkat keintiman atau ketidakintiman dari informasi yang diungkapkan.
c. Kedalaman suatu Pengungkapan Diri
Pengungkapan diri bisa bersifat dalam hangat atau dangkal. Komunikasi mengenai aspek-aspek tentang diri pribadi individu yang
sifatnya unik dan membuat tersinggung, termasuk juga tujuan spesifik individu dan kehidupan pribadinya. Komunikasi tersebut termasuk
kedalam jenis komunikasi yang dalam hangat. Ungkapan-ungkapan seperti hobi yang disukai adalah sesuatu yang bersifat dangkal,
sedangkan ungkapan-ungkapan tentang keinginan seksual termasuk ungkapan yang bersifat dalam.
d. Waktu Pengungkapan Diri
Lama dari suatu hubungan mempengaruhi kuantitas dari jenis pengungkapan diri yang dilakukan. Biasanya individu memulai untuk
mengungkapkan dirinya dengan suatu informasi non pribadi yang
19 positif dengan diikuti oleh informasi yang bersifat netral. Jadi waktu
adalah suatu ukuran yang penting dari pengungkapan diri yang sebaiknya diperhatikan saat akan mengungkapkan informasi diri
kepada orang lain. e.
Lawan Bicara Lawan bicara dalam
self disclosure
adalah orang yang individu tuju untuk melakukan suatu keterbukaan diri. Lawan bicara dapat dibagi
kedalam salah satu dari empat kategori berikut ini: 1
Merupakan seorang teman akrab yang sangat memperhatikan dan saling berhubungan.
2 Merupakan seseorang yang jarang berhubungan dengan individu
tetapi seorang yang sangat tepat untuk mengungkapan diri karena suatu persahabatan yang sedang terjalin, tugas atau sedang
membahas suatu topik. 3
Merupakan seorang pendengar yang mungkin tidak sering berhubungan, dan keterbukaan diri ini terjadi karena baru saling
kenal. 4
Merupakan orang yang mungkin tidak cukup terlibat dan mungkin menerima keterbukaan diri dimana tidak ada permohonan yang
dibuat. Menurut pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui seberapa jauh keterbukaan diri telah terjadi. Hal yang dipandang cukup
20 penting adalah seberapa banyak dan dalam informasi yang diungkapkan,
waktu, dan lawan bicara yang diajak berkomunikasi untuk melakukan
keterbukaan diri.
3. Fungsi Keterbukaan Diri