32 tersebut. Selain itu Rumah Singgah sebagai tempat dimana anak jalanan
dapat mempelajari keterampilan yang berguna bagi masa depan mereka.
f. Penelitian yang Relevan
Sekian banyak penelitian yang dilakukan mengenai pemberdayaan serta anak jalanan, berikut ini adalah hasil penelitian
yang dinilai relevan dengan penelitian yang mengangkat masalah pemberdayaan serta anak jalanan, adalah:
1. Hasil penelitian dari Muhammad Arief Rizka 2010, dalam
penelitiannya yang berjudul “Pola Pendampingan Anak Jalanan di LSM Rumah Impian Yogyakarta”, mengungkapkan bahwa pola
pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian dilakukan dengan cara pendamping turun langsung ke jalan, menjalin relasi
dengan anak jalanan, melaksanakan pendampingan belajar dan mengadakan tindak lanjut dengan mengembalikan anak jalanan ke
sekolah, mengembalikan ke orang tuanya bagi yang terpisah, dan memfasilitasi pelatihan keterampilan bagi anak jalanan yang
memiliki minat tinggi untuk mandiri bekerja. 2.
Hasil penelitian dari Dewi Arum Sriworo 2014, dalam penelitiannya yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat
Berprespektif Gender di Desa Luweng Lor Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo”, mengungkapkan bahwa pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui P2MBG ini meliputi proses perencanaan dan proses pelaksanaan. Dalam proses perencanaan
33 terdapat beberapa tahapan yaitu pengadaan sosialisasi, penyusunan
data dasar yang meliputi identifikasi masalah; identifikasi kebutuhan; dan identifikasi potensi, pengorganisasian masalah,
penentuan kegiatan program, serta pembagian peran antara Stakeholder dan Warga Belajar. Sedangkan dalam proses
pelaksanaannya berupa pemberian kesadaran dan membentuk sikap peduli kepada warga belajar, pemberian wawasan pengetahuan
tentang segala aspek kehidupan, pemberian keterampilan- keterampilan bagi warga belajar dan peningkatan kemampuan
intelektual
34
B. Kerangka Berpikir
Penelitian ini dikembangkan dengan bagan kerangka berpikir sebagai berikut :
35 Berdasarkan bagan kerangka berpikir yang ada diatas, maka
penjelasan kerangka berpikir tersebut yaitu sebagai berikut: 1.
Masalah anak jalanan yang sangat kompleks mulai dari jumlah anak jalanan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, pendidikan yang
rendah, anak jalanan masih dianggap sebagai “limbah” yang harus disingkirkan, keberadaan anak jalanan yang mengganggu kenyamanan
dan keamanan berlalu lintas, kemudian ketidakmampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga menyebabkan banyak orang tua
yang menyuruh anaknya bekerja di jalanan. 2.
Rumah Singgah Ahmad Dahlan adalah suatu wadah untuk anak jalanan, dimana rumah singgah akan menjadi tempat persinggahan
bagi anak yang tergolong miskin maupun terlantar dimana mereka akan diberikan keterampilan dan diberikan pendidikan terhadap sistem
nilai dan norma di masyarakat. Sehingga diharapkan dapat membantu anak jalanan mengatasi masalah-masalahnya dan menemukan
alternatif untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya serta membentuk kembali sikap dan perilaku anak yang sesuai dengan nilai dan norma
yang ada di masyarakat, 3.
Untuk menangani masalah anak jalanan usia sekolah di Yogyakarta ini, Rumah Singgah Ahmad Dahlan memiliki bentuk pemberdayaan
untuk anak jalanan usia sekolah. Pemberdayaan dilaksanakan dengan menciptakan suasana rumah bagi anak jalanan sehingga diharapkan
anak jalanan akan merasa di rumah sendiri dan tidak merasa asing
36 ketika berada di rumah singgah. Bertujuan nantinya dalam proses
pemberdayaan anak jalanan akan lebih mudah dalam menyerap ilmu yang diberikan serta dapat memahami dengan apa yang dipelajarinya.
Pelaksanaan pemberdayaan didalamnya terdapat faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran dan
hasil yang ingin dicapai. 4.
Dari pelaksanaan program tersebut, orientasi akhirnya anak jalanan dapat mandiri dengan mendapat pekerjaan yang didapat menggunakan
keterampilan yang diperoleh, mempunyai nilai dan norma, memiliki skill, serta dapat kembali masuk ke dalam masyarakat.