Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri II Wonogiri
64 mengelola unit layanan khusus sekolahmadrasah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolahmadrasah, 14 mengelola sistem informasi sekolahmadrasah dalam mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan, 15 memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolahmadrasah, 16 melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolahmadrasah dengan prosedur yang tepat serta merencanakan tindak
lanjutnya. Melalui pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik
wawancara secara langsung, yang telah dilaksanakan selama beberapa hari melalui wawancara peneliti kepada sejumlah informan yang terdiri dari kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah serta guru.Wawancara mendalam dilakukan dengan membuat kesepakatan atau janji terlebih dahulu antara peneliti dengan
informan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kesibukan informan agar tidak mengganggu aktifitas dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-
masing narasumber, setelah melaksanakan wawancara peneliti kemudian dapat menguraikan hasil keenam belas indikator tersebut didalam mengungkap
kemampuan manajerial yang dimilki oleh kepala sekolah sma negeri II wonogiri, sesuai dengan realitas yang ada dilapangan. Data penelitian diperoleh.
Pengumpulan berbagai informasi observasi, wawancara dan dokumentasi dilakukan selama 1 satu bulan yaitu pada bulan Juni 2013.
Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif didalam penelitian ini, hasil penelitian kemudian dipaparkan kedalam enam belas bagian dari
65 kemampuan manajerial yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, dimana
teknik utama yaitu dengan menggunakan teknik wawancara yang menggali inti dari tujuan penelitian ini yaitu untuk mengungkap kemampuan manajerial kepala
sekolah di sma negeri II wonogiri, sementara teknik observasi dan dokumentasi dipergunakan untuk melengkapi dan menguatkan beberapa indakator dari hasil
penelitian. 1.
Penyusunan perencanaan yang dilakukan kepala sekolah SMA Negeri II Wonogiri
Kepala sekolah sebagai manajer disekolah, memiliki kemampuan menyusun perencanaan program pendidikan di sekolah, sesuai dengan
konsep penyelenggaraan sekolah yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 17 tahun 2010 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.
Penyusunan perencanaan program sekolah dilakukan searah dengan kegiatan-kegiatan tahun sebelumnya yang telah dibuat. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala sekolah penyusunan perencanaan dibicarakandikoordinasikan dengan pembantu kepala sekolah yaitu
wakasek. Penyusunan perencanaan program sekolah dilakukan bersama wakil kepala sekolah, sehingga perencanaan yang telah disusun dapat
dilaksanakan dengan baik. Penyusunan perencanaan program sekolah ini disusun sesuai dengan konsep-konsep perencanaan penyelenggaraan
sekolah yang didasarkan pada perencanaan-perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya. Satu petikan wawancara dengan kepala sekolah, sebagai
berikut:
66 “Ya, dalam penyusunan perencanaan itu kita menganalog kepada
kegiatan-kegiatan tahun sebelumnya yang telah dibuat ,kemudian dibicarakandikoordinasikan secara bersama-sama kepala sekolah
dengan pembantu kepala sekolah yaitu wakasek, jadi nanti pada pos- posnya masing-masing kita akan mengalokasikan susunan kegiatan
diikuti dengan istimasi pengeluaran biaya jadi semuanya dalam pengawasan saya sebagai kepala sekolah.” wawancara, hari senin
tanggal 3 Juni 2013.
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah di atas, dapat dijelaskan bahwa peran kepala sekolah sebagai manajer dalam menyusun
perencanaan program pendidikan disekolah belum melibatkan pada semua guru yang ada atau bahkan wali murid sekolah yang sedikit banyaknya
juga dapat membantu dalam memberikan pertimbangan dalam penyusunan perencaan sekolah. Kepala sekolah baru sebatas melibatkan pada
pembantunya yaitu wakil kepala sekolah, sehingga para guru dan staf yang lain tinggal melaksanakan semua perencanaan yang sudah disusun oleh
kepala sekolah dan wakilnya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh beberapa orang
guru yang penulis temui untuk meminta konfirmasi tentang kebenaran pernyataan kepala sekolah, mereka menyatakan bahwa kepala sekolah
tidak melibatkannya dalam penyusunan perencanaan sekolah. Kepala sekolah hanya melibatkan wakilnya dan berpedoman pada perencanaan-
perencanaan yang sudah ada sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran
melalui triangulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan salah satu orang guru berinisial M yang mengajar di SMA Negeri II
Wonogiri, yang hasilnya adalah sebagai berikut: