Konsep Dasar dan Pengertian Peramalan Karakterisitik Peramalan yang Baik Teknik Peramalan

Pemanipulasian model pemrograman linier yang dilakukan oleh Charner dan Cooper telah mengubah makna kendala fungsional. Bila pada model pemrograman linier, kendala-kendala fungsional menjadi pembatas bagi usaha pemaksimuman atau peminimuman fungsi tujuan, maka pada model Goal Programming kendala-kendala itu merupakan sara untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai. Sasaran-sasaran, dalam hal ini dinyatakan sebagai nilai konstan pada ruas kanan kendala. Mewujudkan suatu sasaran, dengan demikian berarti mengusahakan agar nilai ruas kiri suatu persamaan kendala sama dengan nilai ruas kanannya. Itulah sebabnya kendala-kendala di dalam model Goal Programming selalu berupa persamaan dan dinamakan “kendala sasaran”. Disamping itu, keberadaan sebuah kendala ditandai dengan kehadiran variable deviasional sehingga setiap kendala sasaran pasti memiliki variable deviasional. 3.4.Peramalan

3.4.1. Konsep Dasar dan Pengertian Peramalan

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan yang diperlukan di masa yang akan datang, baik kebutuhan bahan baku maupun kebutuhan jumlah produk yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang maupun jasa. Peramalan permintaan digunakan sebagai tahap awal dari perencanaan produksi untuk mengetahui besarnya permintaan yang ada di masa depan.

3.4.2. Karakterisitik Peramalan yang Baik

Universitas Sumatera Utara Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria penting, antara lain 13 1. Akurasi : Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan hasil kebiasan dan kekonsistenan peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan kekurangan persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi segera. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan, sehingga banyak modal yang terserap sia-sia. 2. Biaya Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang digunakan. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi berapa banyak data yang dibutuhkan, bagaimana pengolahan datanya manual atau komputerisasi, dan bagaimana penyimpanan datanya. 3. Kemudahan Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal yang percuma memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada 13 Rosnani Ginting. Sistem Produksi. 2007. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 33-34 Universitas Sumatera Utara sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun peralatan teknologi.

3.4.3. Teknik Peramalan

Teknik peramalan dapat dibedakan dalam dua kategori utama 14 a. Peramalan Kualitatif. , yaitu : Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement atau pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya. Biasanya peramalan secara kualitatif ini didasarkan atas hasil penyelidikan. Meskipun demikian, peramalan dengan metode kualitatif tidak berarti hanya menggunakan intuisi, tetapi juga bisa mengikutsertakan model-model statistik sebagai bahan masukan dalam melakukan keputusan, dan dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok. Metode peramalan kualitatif dapat digolongkan menjadi: Metode Delphi, Dugaan Manajemen, Riset Pasar, Analogi Historis. b. Peramalan Kuantitatif yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metode yang berbeda akan diperoleh hasil peramalan yang berbeda, adapun yang perlu diperhatikan 14 Rosnani Ginting.Sistem Produksi.Yogyakarta : Graha Ilmu,2007.h.38-44 Universitas Sumatera Utara dari penggunaan metode tersebut adalah baik tidaknya metode yang dipergunakan, sangat ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yng terjadi. Metode yang baik adalah metode yang memberikan nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan sekecil mungkin. Metode peramalan kuantitatif dibedakan atas dua bagian, yaitu 15 1. Metode Time Series, digunakan untuk menganalisa serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola dasarnya dapat diidentifikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial itu. Ada empat komponen yang mempengaruhi analisis ini, yaitu pola siklis, pola musiman, pola horizontal, dan pola tren. Metode peramalan yang termasuk model time series terbagi dua, yaitu metode penghalusan smoothing dan metode proyeksi kecendrungan dengan regresi. : a. Metode Penghalusan Smoothing Metode Smoothing digunakan untuk mengurangi ketidak-teraturan musiman dari data yang lalu, dengan membuat rata-rata tertimbang dari sederetan data masa lalu. Ketetapan peramalan dengan metode ini akan terdapat pada peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka panjang kurang akurat. Metode Smoothing terdiri dari beberapa jenis, antara lain : metode rata-rata bergerak moving average dan metode exponential smoothing. Metode rata-rata bergerak moving average terbagi menjadi metode single moving average SMA, linear moving 15 Spyros, Makridakis, dkk, Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Bina Rupa Raksa.2006, h.101-120 Universitas Sumatera Utara average LMA, dan double moving average. Metode pemulusan exponential smoothing terbagi menjadi: 1 Pemulusan Eksponensial Tunggal Single Exponential Smoothing SES, digunakan untuk data runtut waktu yang mengikuti pola stasioner.Bentuk umum yang digunakan untuk menghitung ramalan adalah: t t t Y Y Y ˆ 1 ˆ 1 α α − + = + Dimana: 1 ˆ + t Y = nilai ramalan untuk periode berikutnya α = konstanta pemulusan Y t = data baru atau nilai Y yg sebenarnya pada periode t t Yˆ = nilai pemulusan yang lama atau rata-rata pemulusan hingga periode t-1 2 Pemulusan Eksponensial Ganda: Metode Satu Parameter dari Brown digunakan dalam peramalan data runtut waktu yang mengikuti suatu trend linier.Bentuk umum yang digunakan untuk menghitung ramalan adalah: S t = α X t + 1- α S t-1 S t = αS t + 1- α S t-1 a t =S t + S t + S t =2S t -S t b t = 1 t S t S − − α α Universitas Sumatera Utara Persamaan yang digunakan untuk membuat peramalan pada periode p yang akan datang adalah: F t+m =a t + b t m Dimana : S’ t = nilai pemulusan eksponensial S’’ t = nilai pemulusan eksponensial ganda α = konstanta pemulusan a t = perbedaan antara nilai-nilai pemulusan eksponensial b t = faktor penyesuai tambahan = pengukuran slope suatu kurva F t = nilai aktual pada periode t m = jumlah periode ke depan yang akan diramalkan Sistem peramalan metode Brown memerlukan S’ 1 dan S’’ 1 , karena S 2 = α X 2 + 1- α S 1 danS 2 = αS 2 + 1- α S 1 , pada saat t = 1, nilai S’ 1 dan S’’ 1 tidak diketahui, maka dapat digunakan nilai observasi pertama X 1 . 3 Pemulusan Eksponensial Ganda: Metode Dua Parameter dari Holt digunakan dalam peramalan data runtut waktu yang mengikuti suatu trend linier.Bentuk umum yang digunakan untuk menghitung ramalan adalah: S t = α X t + 1- α S t-1 + b t-1 Persamaan yang digunakan untuk membuat peramalan pada periode p yang akan datang adalah: 1 1 1 − − − + − = t t t t b S S b γ γ Universitas Sumatera Utara F t+m =S t + b t m Dimana : S t = nilai pemulusan eksponensial α = konstanta pemulusan untuk data 0 α 1 γ = konstanta pemulusan untuk estimasi trend 0 γ 1 X t = nilai aktual pada periode t b t = estimasi trend m = jumlah periode ke depan yang akan diramalkan Sistem peramalan metode Holt memerlukan S 1 , karena S t = α X t + 1- α S t-1 + b t-1 , pada saat t = 1, nilai S 1 tidak diketahui, maka dapat digunakan nilai observasi pertama X 1 . Untuk estimasi trend pada saat t = 1, nilai b 1 tidak diketahui, maka dapat digunakan selisih nilai observasi kedua X 2 dengan nilai observasi pertama X 1 , yaitu b 1 = X 2 – X 1 . 4 Pemulusan Eksponensial Ganda: Metode Tiga Parameter dari Winter Digunakan dalam peramalan data runtut waktu yang mengikuti suatu pola musiman. Didasarkan pada tiga persamaan pemulusan, yaitu: untuk unsur stasioner, untuk trend, dan untuk musiman. Bentuk umum yang digunakan untuk menghitung ramalan adalah: Pemulusan eksponensial 1 1 1 − − − + − + = t t L t t t T A S Y A α α Estimasi trend 1 1 1 − − − + − = t t t t T A A T β β Universitas Sumatera Utara Estimasi musiman L t t t t S A Y S − − + = 1 µ µ Persamaan yang digunakan untuk membuat peramalan pada periode p yang akan datang adalah: p L t t t p t S p T A Y + − + + = ˆ Dimana : A t = nilai pemulusan eksponensial α = konstanta pemulusan untuk data 0 α 1 β = konstanta pemulusan untuk estimasi trend 0 β 1 µ = konstanta pemulusan untuk estimasi musiman 0 µ 1 Y t = nilai aktual pada periode t T t = estimasi trend S t = estimasi musiman L = panjangnya musim p = jumlah periode ke depan yang akan diramalkan Metode ini memerlukan estimasi nilai awal yang akan digunakan untuk mendapatkan nilai pemulusan awal, estimasi trend awal, dan keempat estimasi musiman. Nilai pemulusan awal dapat diestimasi dengan menggunakan nilai aktual awal. Nilai trend awal dapat diestimasi dengan menggunakan nilai 0 slope persamaan trend yang diperoleh dari data masa masa lalu tidak ada. Nilai estimasi pengaruh musiman awal dengan menggunakan nilai 1 untuk menghilangkan penaruh musiman dalam data asli Y 1  Y 1 S 1 = Y 1 1 = Y 1 Universitas Sumatera Utara b. Metode Proyeksi Kecendrungan dengan Regresi Metode kecenderungan dengan regresi merupakan dasar garis kecenderungan untuk suatu persamaan, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan hal-hal yang akan diteliti pada masa yang akan datang. Untuk peramalan jangka pendek dan jangka panjang, ketepatan peramalan dengan metode ini sangat baik. Data yang dibutuhkan untuk metode ini adalah tahunan, minimal lima tahun. Namun, semakin banyak data yang dimilki semakin baik yang diperoleh. Bentuk fungsi dari metode ini dapat berupa konstan, linier, kuadratis dan eksponensial. Metode Kausal, metode ini mengasumsikan faktor yang diperkirakan menunjukkan adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variabel bebas. Misalnya, jumlah pendapatan berhubungan dengan faktor- faktor seperti jumlah penjualan, harga jual, dan tingkat promosi. Kegunaan dari metode kausal adalah untuk menemukan bentuk hubungan antara variabel tersebut dan menggunakannya untuk meramalkan nilai dari variabel tidak bebas. c. Metode Dekomposisi Metode dekomposisi biasanya mencoba memisahkan tiga komponen terpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan deret data ekonomi dan bisnis. Komponen tersebut adalah faktor trend kecenderungan, siklus dan musiman. Faktor kecenderungan menggambarkan perilaku data dalam jangka panjang dan dapat meningkat, menurun atau tidak berubah. Faktor siklus menggambarkan baik turunnya ekonomi atau industri tertentu dan Universitas Sumatera Utara sering terdapat pada deret data seperti Produk Bruto Nasional GNP, indeks produksi industri, permintaan untuk perumahan, penjualan barang industri seperti mobil, harga saham, tingkat obligasi, penawaran uang dan tingkat bunga. Faktor musiman berkaitan dengan fluktuasi periodik dengan panjang konstan yang disebabkan oleh hal-hal seperti temperatur, curah hujan, bulan pada suatu tahun, saat liburan dan kebijaksanaan perusahaan. Perbedaan antara musiman dan siklus adalah bahwa musiman itu berulang dengan sendirinya pada interval yang tetap seperti tahun, bulan atau minggu, sedangkan faktor siklus mempunyai jangka waktu yang satu ke siklus yang lain. Dekomposisi mempunyai asumsi bahwa data itu tersusun sebagai berikut: Data = pola + kesalahan = ftrend, siklus, musiman + kesalahan Bentuk fungsional yang pasti dari persamaan dekomposisi bergantung pada metode dekomposisi yang digunakan. Untuk semua metode tersebut proses dekompisisinya adalah serupa dan terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pada deret data yang sebenarnya Xt hitung rata-rata bergerak yang panjangnya N sama dengan panjang musiman. Maksud dari rata-rata bergerak ini adalah menghilangkan unsur musiman dan kerandoman. Merata-ratakan sejumlah periode yang sama dengan panjang pola musiman misalnya 12 bulan, 4 kuartal atau 7 hari akan menghilangkan unsur musiman dengan membuat rata-rata dari periode Universitas Sumatera Utara yang musimnya tinggi dan periode yang musimnya rendah. Karena kesalahan random tidak mempunyai pola yang sistematis maka pemerata-rataan ini juga mengurangi kerandoman. 2. Pisahkan rata-rata bergerak N periode langkah 1 di atas dari deret data semula untuk memperoleh unsur trend dan siklus 3. Pisahkan faktor musiman dengan menghitung rata-rata untuk tiap periode yang menyusun panjang musiman secara lengkap. 4. Identifikasi dan hitung nilainya untuk setiap periode Tt Pisahkan musiman, trend dan siklus dari data asli untuk mendapatkan unsur random yang ada Et.

3.4.4. Langkah-langkah Peramalan