perhitungan-perhitungan yang teliti dan secermat-cermatnya. Dengan demikian diharapkan bahwa proses produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut
akan dapat berhasil dengan baik, ekonomis serta tidak menimbulkan berbagai kerugian dan hambatan terhadap kegiatan operasi dari perusahaan yang
bersangkutan.
3.1.1. Tujuan Perencanaan Produksi
Tujuan dari perencanaan produksi adalah sebagai berikut: 1.
Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu. 2.
Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana persediaan dan melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan.
3. Membuat jadwal produksi, penugasan serta pembebanan mesin dan tenaga
kerja yang terperinci. 4.
Stabilisasi produk dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan demand.
3.1.3. Pengendalian Produksi
Di dalam perencanaan produksi, dibutuhkan pengendalian produksi. Pengendalian produksi dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi sesuai
dengan apa yang direncanakan, baik berupa jumlah, kualitas, biaya, maupun waktu produksi. Pengendalian produksi bila ditinjau secara terperinci maka akan
dapat dilihat ciri-ciri masing-masing, antara lain sebagai berikut: 1.
Pengendalian proses produksi
Universitas Sumatera Utara
Pengendalian produksi ini akan menyangkut beberapa masalah tentang perencanaan dan pengawasan dari proses produksi dari suatu perusahaan.
2. Pengendalian bahan baku
Bahan baku merupakan unsur yang sangat penting dalam perencanaan produksi.
3. Pengendalian tenaga kerja
Pengendalian tenaga kerja ini akan menyangkut berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi.
4. Pengendalian kualitas
Pengendalian kualitas akan melihat dan menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan dalam proses produksi.
5. Pengendalian pemeliharaan peralatan
3.1.3. Sifat-Sifat Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
6
1. Berjangka Waktu
Proses produksi merupakan proses kompleks yang memerlukan keterlibatan tenaga kerja, peralatan, modal, bahan baku, dan informasi yang dilakukan
secara terus-menerus dalam jangka waktu yang relatif lama. Lingkungan yang akan dihadapi perushaan, permintaan, bahan baku dan bahan penunjang,
6
Arman Hakim Nasution. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. 1999. Jakarta.: PT. Candimas Metropole. Hal 12-15.
Universitas Sumatera Utara
iklim usaha, peraturan pemerintah, dan lain lain akan selalu berubah dinamis dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, perusahaan tidak akan mungkin
membuat perencanaan produksi yang dapat digunakan selamanya. Rencana baru harus dibuat apabila ada faktor-faktor yang sudah berubah. Pendekatan
yang biasa dilakukan adalah dengan membuat rencana produksi dari periode tertentu dan akan diperbaharui apabila periode tersebut sudah tercapai.
Ada tiga jenis perencanaan produksi yang didasarkan pada periode waktu, yaitu:
a. Perencanaan produksi jangka panjang
b. Perencanaan produksi jangka menengah
c. Perencanaan produksi jangka pendek
Berdasarkan pengelompokkan perencanaan produksi atas dasar jangka waktu diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan produksi jangka panjang biasanya melihat 1 sampai 5 tahun
atau lebih ke depan. Jangka waktu terpendeknya adalah ditentukan oleh berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kapasitas
yangtersedia. b.
Perencanaan produksi jangka menengah mempunyai horizon perencanaan antara 1 sampai 12 bulan, dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang
telah ditetapkan pada perencanaan produksi jangka panjang. c.
Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horizon perencanaan kurang dari 1 bulan, dan bentuk perencanaannya adalah berupa jadwal
produksi. Tujuan dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan
Universitas Sumatera Utara
permintaan aktual yang dinyatakan dengan jumlah pesanan yang diterima dengan sumber daya yang tersedia jumlah departemen, waktu
shift yang tersedia, banyaknya operator, tingkat persediaan yang dimiliki dan peralatan yang ada, sesuai dengan batasan-batasan yang ditetapkan
pada perencanaan jangka menengah.
2. Terpadu
Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku, mesin peralatan, tenaga kerja, dan waktu, dimana ke semua faktor tersebut
harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai targetproduksi tertentu yang didasarkan atas perkiraan. Faktor-faktor tersebut
tidaklah harus direncanakan sendiri-sendiri, namun dapat direncanakan menyeluruh dengan sebuah perencanaan terpadu. Keterpaduan ini tidak hanya
secara horizontal saja antar sesama faktor, tetapi juga harus vertikal. Hal ini berarti rencana jangka pendek harus sesuai dengan rencana jangka menengah,
rencana jangka menengah harus sesuai dengan jangka pangjang, dan sebaliknya.
3. Berkelanjutan
Perencanaan produksi dibuat dalam satu periode tertentu dan akan habis masa berlakunya setelah periode tersebut habis. Setelah habis, maka harus dibuat
perencanaan yang baru lagi, namun perencanaan tersebut haruslah merupakan hasil evaluasi dari rencana periode sebelumnya, sehingga ada perbaikan yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan. Dengan demikian, rencana baru tersebut haruslah kelajutan dari perencaan produksi yang sebelumnya.
4. Terukur
Selama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akan selalu dimonitori untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari rencana yang
telah ditetapkan. Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan, makarencana produksi harus menetapkan suatu nilai yang dapat diukur,
sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan ada tidaknya penyimpangan. Nilai-nilai tersebut dapat berupa target produksi dan jika
dalam realisasinya tidak memenuhi target produksi, maka kita dengan mudah dapat mengukur berapa besar penyimpangan menyusun rencana berikutnya.
5. Realistis
Rencana produksi yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di perusahan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistis
untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut dibuat. Jika recana produksi dibuat tanpa memperhitungkan
kondisi yang ada pada perusahaan, maka perencanaan yang dibuat tidak akan ada gunanya karena target produksi yang ditetapkan sudah pasti tidak akan
dapat dicapai. Selain itu, penyimpangan pelaksanaannya tidak dapat diketahui karena pelaksanaannya tidak akan pernah tepat sesuai dengan rencana.
6. Akurat
Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi yang akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang
Universitas Sumatera Utara
dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggungjawabkan. Kesalahan dalam membuat perkiraan nilai parameter produksi harus dilakukan seteliti
mungkin, sehingga tidak akan terjadi kesalahan yang sama. 7.
Menantang Meskipun rencana produksi harus dibuat serealistis mungkin, hal ini bukan
berarti rencana produksi harus menetapkan target yang dengan mudah dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.
3.2 Optimasi Produksi