Audit Sektor Publik Tinjauan Pustaka

commit to user 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Audit Sektor Publik

Mulyadi dan Puradireja 1998 menyatakan bahwa auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Auditing merupakan suatu proses sistematik, yang berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, bererangka dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi, dan bertujuan. Proses sistematik ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut. Bastian 2007 menambahkan bahwa secara umum pemeriksaan atau auditing merupakan proses investigasi independen terhadap beberapa aktivitas khusus. Auditing merupakan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi. Proses akuntansi menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam commit to user 10 laporan keuangan. Proses pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti dalam proses auditing dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan Mulyadi dan Puradireja, 1998. Mulyadi dan Puradireja 1998 menyatakan bahwa kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan dapat berupa: a. peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif; b. anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen; c. prinsip akuntansi berterima umum generally accepted accounting principles. Umumnya, auditor yang bekerja di instansi pajak, di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP dan Badan Pemeriksa Keuangan BPK menggunakan kriteria undang-undang merupakan produk badan legislatif negara, prinsip akuntansi berterima umum, atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan audit atas laporan pertanggungjawaban keuangan instansi pemerintah. Mulyadi dan Puradireja 1998 menyatakan bahwa penyampaian hasil auditing sering disebut dengan atestasi. Penyampaian hasil auditing dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit audit report. Atestasi dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan pemakai informasi keuangan atas asersi yang dibuat oleh pihak yang diaudit. Pemakai informasi keuangan di sektor publik menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan adalah masyarakat, para wakil rakyat, lembaga pengawas, lembaga pemeriksa, pihak commit to user 11 yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman, pemerintah. Mahmudi 2007 menambahkan bahwa pemakai informasi keuangan di sektor publik adalah masyarakat pembayar pajak daerah, pemberi dana bantuan donor, investor, masyarakat pengguna jasa pelayanan publik yang disediakan pemerintah daerah, karyawanpegawai pemerintah daerah, penyedia barang dan jasa pelaku bisnis di daerah, DPRD, masyarakat pemilih, badan pengawas dan advokasi, lembaga perating rating agencies, analis ekonomi dan keuangan, pemerintah pusat, pemerintah daerah lain, lembaga-lembaga internasional, dan manajemen. Bastian 2007 menyatakan bahwa audit sektor publik berbeda dengan audit pada sektor bisnis atau swasta. Audit sektor publik dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba, seperti sektor pemerintahan daerah, BUMN, BUMD dan instansi lain yang berkaitan dengan pengelolaan aktivakekayaan negara. Audit sektor publik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Audit Keuangan Financial, Audit Kinerja Audit Performance dan Audit Investigasi Special Audit.

2. Auditor Pemerintah