Independensi Auditor Tinjauan Pustaka

commit to user 25 Andryan 2010 menambahkan bahwa lingkup pemeriksaan yang menjadi tugas BPK meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara, dan pemeriksaan atas tanggung jawab mengenai keuangan negara. Pemeriksaan tersebut mencakup seluruh unsur keuangan negara sebagaimana yang termaktub dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Pemeriksaan keuangan negara oleh BPK juga dikaitkan oleh objek pemeriksaan pertanggungjawaban hasil pemeriksaan yang lebih luas dan melebar. BPK juga diharuskan menyampaikan hasil pemeriksaannya kepada DPR, DPD dan DPRD sesuai dengan kewenangan masing-masing. Bahkan, dalam hal hasil pemeriksaan itu mengindikasikan perlunya penyelidikan dan penyidikan diproses secara hukum oleh lembaga penegak hukum Kepolisian, Kejaksaan, KPK.

5. Independensi Auditor

Mulyadi dan Puradireja 1998 menyatakan bahwa dalam standar umum yang kedua mengatur sikap mental independen auditor dalam menjalankan tugasnya. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Swanger 2001 menyatakan bahwa independensi adalah suatu konsep yang terabaikan dan kontroversial untuk profesi akuntansi, karena publik tidak mengetahui dengan pasti status dasar yang benar dari independensi independensi commit to user 26 dalam kenyataan, publik bisanya tumbuh dengan mempercayai apa yang terlihat penampilan dari independensi sedangkan fraksi tertentu di dalam profesi menyatakan bahwa fakta dari independensi dengan apa yang seharusnya terkait, regulator dan yang lainnya berpegang teguh pada dugaan bahwa penampilan mempunyai arti. Salehi 2009 menyatakan bahwa independensi adalah inti dari sistem audit. Independensi auditor penting karena merupakan bagian kepemilikan dari manajemen, faktor independen adalah dasar dari profesi akuntansi publik dan pemeliharaannya tergantung pada kekuatan profesinya. Independensi adalah dasar keandalan dari laporan auditor. Laporan auditor akan tidak terpercaya, investor dan kreditor akan memiliki sedikit kenyamanan jika auditor tidak independen baik secara sikap mental maupun penampilan. Independensi auditor dipertimbangkan dalam profesi auditing. Independensi dipandang sebagai faktor yang paling penting di sektor bisnis dalam mempertahankan minat beberapa pihak. James 2001 menambahkan bahwa independensi baik secara sikap mental maupun penampilan bersama-sama dengan kemampuan, integritas, kerahasiaan dan kepedulian terhadap kewajiban merupakan atribut penting dari auditor ekstrenal. Independensi dalam kenyataan umumnya menghalangi auditor dari pembuatan keputusan manajemen. Independensi aktual menyiratkan bahwa auditor dapat memandang opini yang tidak memihak pada laporan keuangan, dimana investor dan stakeholders lainnya dapat bergantung kepadanya. commit to user 27 Mulyadi dan Puradireja 1998 menyatakan bahwa sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktik akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Auditor harus independen dari setiap kewajiban atau independen dari pemilikan kepentingan dalam entitas yang diauditnya. Auditor harus menghindari keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan masyarakat meragukan independensinya sehingga di samping harus benar-benar independen, auditor juga harus menimbulkan persepsi di kalangan masyarakat bahwa ia benar-benar independen. Sikap mental independen menurut persepsi masyarakat inilah yang tidak mudah pemerolehannya. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara memuat aturan mengenai independensi auditor. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya. Salehi 2009 menyatakan bahwa persepsi publik pada independensi auditor penting karena independensi yang nyata tergantung pada persepsi masyarakat apakah dapat melemahkan independensi aktual. Auditor eksternal harus berusaha keras untuk memastikan bahwa kualitas audit dan kinerja auditnya tidak akan dikompromikan. Rusliyawati dan Halim 2008 menambahkan bahwa independensi auditor dalam sektor publik berhubungan dengan luasnya area sektor publik. Integritas auditor harus dilindungi dari pengaruh kelompok pemerintah pusatdaerah, status sebagai pegawai negeri sipil dan politisi. commit to user 28 Salehi et al.2009 menyatakan bahwa definisi yang dapat menggambarkan independensi auditor ditunjukkan dalam tabel berikut. Tabel 1 Definisi Independensi Auditor Nama Pengarang Definisi De Angelo, 1981 Probabilitas bersyarat dari laporan pengungkapan Knapp, 1985 Kemampuan untuk melawan tekanan klien Magill dan Previts, 1991 Fungsi karakter, dengan sifat kejujuran dan hal yang dapat dipercaya menjadi kunci AICPA, 1985 Ketiadaan kepentingan yang membentuk resiko bias yang tidak dapat diterima FEE, 1995 Independen adalah arti pokok di mana auditor menunjukkan bahwa ia dapat menyelesaikan tugasnya secara objektif ISB, 2000 Kebebasan dari tekanan dan faktor lain yang dikompromikan, kemampuan auditor membuat keputusan audit yang objektif Sumber : Salehi et al. 2009 James 2001 menyatakan bahwa ikatan ekonomi dapat menyebabkan auditor kehilangan independensinya dan kemampuannya untuk membentuk opini yang tidak memihak. Salehi et al. 2009 menambahkan bahwa independensi auditor mungkin dipengaruhi oleh kesalahan yang disengaja atau oleh kesalahan yang tidak disengaja dalam melaporkan informasi. Kesalahan yang disengaja disebabkan beberapa faktor sebagai berikut: a. kedekatan dengan klien; b. ketergantungan pada klien untuk mata pencahariannya; c. digerakkan oleh keinginan untuk sukses dalam sosial dan ekonominya; d. berhubungan dekat dengan klien eksekutif; commit to user 29 e. hubungan darah atau hubungan pernikahan dengan klien; f. penerimaan barang atau jasa dari klien secara langsung atau melalui karyawannya; g. terikat dengan dewan direktur untuk penunjukkan ulang. Salehi et al. 2009 menyatakan bahwa kesalahan yang tidak disengaja disebabkan beberapa faktor sebagai berikut: a. auditor mungkin bergantung kepada direktur cabang; b. bergantung pada konfirmasi eksternal sementara membuat opininya pada akun, misalnya konfirmasi dari debitur, kreditur, pihak bank; c. bergantung pada manajemen untuk verifikasi dan proses penilaian aset untuk jangkauan yang lebih luas. Beattie et al. 1999 mengidentifikasikan empat pokok sebagai penghalang independence sebagai berikut: a. ketergantungan ekonomi dari auditor kepada klien; b. kompetisi pasar audit; c. pemberian dari jasa non audit; d. kerangka peraturan.

6. Pengetahuan Audit