R
2
mendekati nol, maka semakin lemah pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
3.8. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi telah
dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asusmsi klasik ini telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi sudah dapat digunakan.
3.8.1. Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel bebas dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF dan Tolerancedari masing-
masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Yang baik adalah tidak terjadi korelasi yang biasa disebut non multikolinearitas. Menurut Priyatno 2009:152
pedoman untuk mendeteksi multikolinearitas yaitu dengan memperhatikan besar VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance
- Mempunyai Nilai VIF ± 1 - Mempunyai angka Tolerance ± 1
- Atau Tolerance = 1VIF dan VIF = 1Tolerance - Dan apabila Nilai VIF 10 dipastikan terjadi Multikolinearitas
3.8.2. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Untuk menguji autokorelasi
Universitas Sumatera Utara
dapat dilihat dari nilai Durbin Waston DW, yaitu jika nilai DW berkisar 1,55 sampai dengan 2,46 maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah autokorelasi
Priyatno 2009:158.
3.8.3. Uji Heteroskedasitas
Uji dilakukan untuk melihat apakah suatu model regresi itu terjadi perbedaan varians dari residula satu pengamatan dengan pengamatan lain. Sebuah
model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas, yang artinya varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tidak tetap atau berbeda. Menurut Priyatno 2009: 159 untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu heteroskedasitas adalah dengan dilihat pada
scatter plotyang dihasilkan dengan menggunakan program SPSS dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.
3. Penyebaran titik-titik tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar, kemudian menyempit dan melebar kembali.
4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV TEMUAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian