Nama dan Tanda Tangan Dokter Analisis Hasil Wawancara

pasien, mislanya dari perusahaan asuransi dengan persetujuan pimpinan, dan untuk diberikan tembusan kepada sistem ahli yang memerlukan catatan tentang pasien yang pernah mereka rawat Depkes, 2006.

5.10 Nama dan Tanda Tangan Dokter

Berdasarkan nama dan tanda tangan dokter pasien rawat inap yang lengkap sebanyak 46 rekam medis 79, dan tidak lengkap sebanyak 12 rekam medis 21. Pengisian nama dan tanda tangan dilakukan oleh dokter penanggug jawab terhadap pasien. Wawancara yang dilakukan terhadap dokter, dikarenakan tidak mengganggap masalah jika kelupaan mengisi karena sudah ada nama dan tanda tangan di lembar sebelumnya dan terburu – buru mengejar pasien yang lainnya dan karena kesibukan dokter terkadang hanya menandatangani saja dan untuk nama biasanya saya menyuruh perawat, SOP ada namun tidak dipatuhi karena sanksi yang tidak tegas dan sosialisasi tidak ada. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen, jika doker tidak mencantumkan nama dan tanda tangan secara lengkap, hal ini menandakan dokter yang bertanggung jawab terhadap pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan benar. Oleh sebab itu pihak manajemen dapat menegur tegas agar tidak terulang kembali dan memberikan pelatihan akan standar operasional prosedur rekam medis RSU Haji Medan. Padahal berdasarkan UU Praktik Kedokteran pasal 46 bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran dalam menjalankan Universitas Sumatera Utara praktik kedokterannya wajib membuat rekam medis, selanjutnya rekam medis harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan dan setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Nama dan tanda tangan dokter harus jelas dalam setiap rekam medis, karena nama dan tanda tangan dokter ini merupakan penangung jawab atas segala pelayanan yang diberikan kepada pasien rawat inap.

5.12 Analisis Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara diketahui beban kerja dokter dirasakan tingi sehingga waktu dokter terbatas karena kesibukan melayani pasien, dokter tidak hanya bekerja di rumah sakit haji saja melainkan praktek di rumah sakit lainnya. Hal ini menyebabkan waktu untuk mengisi berkas rekam medis pasien rawat inap dirasakan kurang dan dokter lebih mengutamakan pelayanan daripada kelengkapan rekam medis. Selain itu kurangnya kerjasama antara dokter dan perawat serta petugas kesehatan yang berkaitan dengan kelengkapan rekam medis mengakibatkan pengisian rekam medis banyak yang belum lengkap. Pernyataan lain yaitu mengenai pengetahuan tentang item-item yang terdapat dalam berkas rekam medis, dokter mengatakan semua item penting untuk dilengkapi karena item-item tersebut saling berkaitan terhadap mutu rekam medis. Namun dokter kurang mengetahui maanfaat rekam medis yang berkaitan dengan isi Permenkes 269 tahun 2008 tentang rekam medis dimana maanfaat rekam Universitas Sumatera Utara medis terdapat aspek administrasi, aspek legal, aspek finansial, aspek riset, aspek edukasi, dan aspek dokumentasi. Oleh karena itu diperlukan pelatihan, bimbingan, penyusunan SOPProsedur tetap rekam medis yang baru karena selama ini masih menggunakan yang lama dan sosialisasi kepada doktertenaga kesehatan sebagai bentuk komitmenkeseriusan terhadap mutu rekam medis. selain itu diperlukan adanya evaluasi secara rutin dan pengawasan dari rumah sakit umum haji medan. Berkas rekam medis di isi dengan lengkap masih sangat kurang, bentuk peneguranhimbauan yang dilaksanakan masih belum tegas hanya berupa teguran biasa saja pada saat upacara dilakukan, sehingga membuat dokterpetugas kesehatan kurang merasa bertanggungjawab penuh terhadap kelengkapan rekam medis. Pengisian kembali yang dilakukan oleh perawat ruangan kepada dokter terhadap rekam medis yang belum lengkaptidak jelas dengan waktu yang cukup lama yaitu 3 minggu setelah itu kembali ke unit rekam medis, padahal berdasarkan undang-undang tentang rekam medis, rekam medis dilengkapi dalam waktu 1x24 dan maksimal 2x24 jam. Ketidak disiplinan dokterpetugas kesehatan mempengaruhi proses administrasi di ruang rekam medis dan pihak asuransi jika pasien menggunakan asuransi kesehatan. Prosedur kerja sub komite rekam medis dengan mengontrol berkas rekam medis yang diisi dokter belum menunjukkan hasil yang baik karena berkas rekam medis yang dikembalikan masih ada yag belum dilengkapi juga. Dalam kondisi seperti ini, keberadaan panita rekam medis harus lebih difungsikan untuk memotivasi dokter dan petugas kesehatan dalam pengisian rekam medis. komite Universitas Sumatera Utara rekam medis seharusnya mau dan berani menghubungi dokter pembuat rekam medis diunitnya apabila terdapat kekeliruan. Tidak kalah penting adalah panitia rekam medis, panitia ini harus lebih aktif menganalisa secara berkala lapoan berkala. Hal ini dapat dilakukan dengan pengecekan langsung terhadap rekam medis yang telah diisi dokter dan memberi sanksi bagi dokter yang tidak mengisi rekam medis dan memberikan reward sebagi dokter yang berprestasi baik dalam kelengkapan pengisian rekam medis. Universitas Sumatera Utara 86

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN