Analisis Statistik Deskriptif Analisis Regresi Berganda Analisis Jalur Path Analysis

62

3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono 2007 dalam Sudarmanto 2013 Statistik deskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Analisis statistic deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan standar deviasi dari semua variabel

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.9.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal ataukah tidak, maka dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. 1. Analisis Grafik Cara yang digunakan untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data Universitas Sumatera Utara 63 observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun dengan hanya melihat grafik histogram, hal ini dapat menyesatkan, khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai berikut: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan karena secara visual kelihatan normal namun secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik melalui Kolmogorov-Smirnov test K-S. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: Ho = Data residual berdistribusi normal Ha = Data residual tidak berdistribusi normal Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut: 1. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik mak Ho ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal. Universitas Sumatera Utara 64 2. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistik maka Ho diterima, yang berarti data terdistribusi normal.

3.9.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji asumsi tentang multikolinearitas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas independen satu dengan variabel bebas independen lainnya. Frisch dalam Gujarati dan Zein 1997 menyatakan bahwa istilah multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang “sempurna” atau pasti, diantara beberapa variabel atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Pendekatan yang digunakan untuk menguji ada tidaknya multikolonieritas ada dua yaitu dengan melihat nilai tolerance dan lawannya dan dengan uji tes Variance Inflation Factor VIF, dengan analisis sebagai berikut: a. Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. b. Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa terdapat multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. Universitas Sumatera Utara 65

3.9.2.3 Uji Heteroskedastisitas Menurut Sudarmanto 2005 uji asumsi heteroskedastisitas

digunakan untuk mengetahui apkah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi, maka penaksir menjadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar Gujarati, 1997 dan estimasi koefisien dapat dikatakan menjadi kurang akurat Rietveld dan Sunaryanto, 1993. Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji heteroskedastisitas yaitu 1 menggunakan metode grafik, metode ini lazim digunakan meskipun menimbulkan bias, hal ini karena subjektivitas sangat tinggi sehingga pengamatan antara satu dengan lainnya bisa menimbulkan perbedaan persepsi dan 2 menggunakan uji statistic sehingga diharapkan dapat menghilangkan unsure bias akibat subjektivitas. Statistik yang sering digunakan untuk menguji heteroskedastisitas yaitu koefisien korelasi Spearman, Uji Glejser, uji Park, dan uji White.

3.9.2.4 Uji Autokorelasi

Menurut Sudarmanto 2013:263 autokorelasi merupakan suatu kondisi di mana terdapat korelasi atau hubungan antar pengamatan atau observasi, baik itu dalam bentuk observasi deret waktu time series atau observasi cross section. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penasiran mempunyai varians tidak minimum Gujarati, 1997 dan uji-t tidak dapat digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang salah Universitas Sumatera Utara 66 Rietveld dan Sunaryanto, 1994. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson Uji DW dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar daripada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.9.3 Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh Universitas Sumatera Utara 67 mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Variabel dependen yang digunakan adalah Nilai Perusahaan dan variabel independennya adalah Capital Adequacy Ratio CAR, Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional BOPO, Loan to Deposit Ratio LDR , Net Interest Margin NIM, Loan to Deposit Ratio LDR, dan Kualitas Aktiva Produktif. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap dependen maka digunakan model regresi linier berganda multiple linier regression method, yang dirumuskan sebagai berikut: Y PBV = α + β 1 CAR + β 2 BOPO + β 3 NIM + β 4 LDR + β 5 KAP + β 6 ROA + e Y ROA = α + β 1 CAR + β 2 BOPO + β 3 NIM + β 4 LDR + β 5 KAP + e Keterangan : α = Konstanta β 1- β 2 = Koefisien regresi Y = Nilai Perusahaan X 1 = Capital Adequacy Ratio CAR X 2 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO X 3 = Net Interest Margin NIM X 4 = Loan to Deposit Ratio LDR X 5 = Kualitas Aktiva Produktif X 6 = Return On Asset ROA e = error Universitas Sumatera Utara 68

3.9.4 Analisis Jalur Path Analysis

Intervening merupakan variabel antara yang berfungsi menjadi perantara hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis jalur path analysis. Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan tidak dapat digunakan sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan kausalitas antar hubungan. Yang dapat dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kasualitas imajiner. Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel berdasarkan pada teori. Anak panah menunjukkan hubungan antar variabel. Di dalam menggambarkan diagram jalur yang perlu diperhatikan adalah anak panah berkepala satu merupakan hubungan regresi. Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lain tanpa ada variabel ketiga yang memediasi intervening hubungan kedua variabel tadi. Pada setiap variabel independen akan ada anak panah yang menuju ke variabel ini mediasi dan ini berfungsi untuk menjelaskan jumlah varian yang tak dapat dijelaskan oleh variabel lain Ghozali, 2005. Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel berdasarkan pada teori. Anak panah menunjukkan hubungan antar variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas hubungan kausal variabel yang dekat ke sebelah kiri. Universitas Sumatera Utara 69 Koefisien jalur adalah standardized koefisien regresi. Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang dihipotesiskan. Persamaan struktural yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y PBV = Pyx 1 + Pyx 2 + Pyx 3 + Pyx 4 + Pyx 5 + Pyx 6 + e 2 …………3.1 Y ROA = Px 6 x 1 + Px 6 x 2 + Px 6 x 3 + Px 6 x 4 + Px 6 x 5 + e 1 …………3.2 Dimana: Y ROA = Return On Asset Y PBV = Price to Book Value Px 6 x 1 -Px 6 x 5 = Koefisien Jalur terhadap ROA Pyx 1 -Pyx 6 = Koefisien Jalur terhadap PBV e = Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian

3.9.5 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Peforming Loan (NPL), Operating Expenses/Operating Income (BOPO), Return On Asset (ROA), dan Net Interest Margin (NIM) Terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) Dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Sebagai Va

5 73 122

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) (Studi Empiris pada Bank BUMN Persero di Indonesia Periode 2008-2014)

0 5 118

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Return On Asset (ROA)

0 6 107

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Non Performing Loan (Npl), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (Bopo), Return On Asset (Roa) Dan Net Interest Margin (Nim) Terhadap Loan To Deposit R

0 2 14