24
Atau dalam Surat Edaran Internal BI 2004, rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya
operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola
usahanya, dan sebaliknya menurut Veithzal, dkk 2007:72, semakin kecil rasio biaya beban operasionalnya akan lebih baik, karena bank yang
bersangkutan dapat menutup biaya beban operasional dengan pendapatan operasionalnya. Menurut Dendawijaya 2001 berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia besarnya BOPO yang normal berkisar antara 94-96. BOPO dihitung dengan formula: Sesuai SE No.623DPNP Tanggal 31
Mei 2004
2.1.6 Net Interest Margin NIM
Bank merupakan lembaga pemberi kredit, maka dalam aktivitasnya sangat berkaitan dengan sifat kredit, pengaturan tata cara dan prosedur
pemberian kredit, analisis kredit, penetapan plafon kredit dan pengamanan kredit. Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk mendapatkan hasil yang
tinggi, dan tujuan yang lain adalah keamanan bank sehingga bank tetap dipercaya oleh masyarakat, hal tersebut berdampak pada meningkatnya
perubahan laba. NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan
bunga bersih Herdaningtyas, 2005. BOPO =
Total Beban Operasional Total Pendapatan Operasional x
Universitas Sumatera Utara
25
NIM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat
pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga spread dari kredit yang disalurkan
.
NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga terhadap rata-rata aktiva produktif. Pendapatan diperoleh dari bunga yang
diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul
akibat berubahnya kondisi pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank Hasibuan, 2007. NIM suatu bank dikatakan sehat bila memiliki NIM diatas
2. Untuk dapat meningkatkan perolehan NIM maka perlu menekan biaya dana, biaya dana adalah bunga yang dibayarkan oleh bank kepada masing-
masing sumber dana yang bersangkutan. Secara keseluruhan, biaya yang harus dikeluarkan oleh bank akan menentukan berapa prosen bank harus
menetapkan tingkat bunga kredit yang diberikan kepada nasabahnya untuk memperoleh pendapatan netto bank. Dalam hal ini tingkat suku bunga
menentukan NIM. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil Almilia dan Herdiningtyas, 2005. Rumus Perhitungan Net Interest Margin NIM menurut Surat Edaran
Bank Indonesia No 623DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai berikut : NIM =
Pendapatan Bunga Bersih Rata − rata Aktiva Produktif x
Universitas Sumatera Utara
26
2.1.7 Loan Deposit Ratio LDR Pengelolaan likuiditas merupakan salah satu masalah yang kompleks
dalam kegiatan operasional bank, hal tersebut dikarenakan dana yang dikelola bank sebagian besar adalah dana dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek
dan dapat ditarik sewaktu-waktu. Likuiditas suatu bank berarti bahwa bank tersebut memiliki sumber dana yang cukup tersedia untuk memenuhi semua
kewajiban Siamat, 2005. Menurut Kasmir, 2003 : 272 mendefinisikan
Loan to Deposit Ratio yaitu : Rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan
ke masyarakat dalam bentuk kredit, dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia
No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004 Lampiran 1E, Loan to Deposit Ratio LDR dapat diukur dari perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang
diberikan terhadap dana pihak ketiga. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan
kredit sementara dana yang terhimpun banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi Kasmir, 2008. Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio LDR
maka laba perusahaan semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit macetnya
akan kecil.
Universitas Sumatera Utara
27
Menurut Dendawijaya, Lukman 2001 Loan to Deposit Ratio LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh
pemberian kredit kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali
uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank.
Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to deposit rasio suatu bank adalah sekitar 80. Namun, batas toleransi berkisar
antara 85 sampai 100 Dendawijaya, 2001. Dan LDR yang berlaku di Indonesia adalah maksimum 115. LDR merupakan perbandingan antara
seluruh jumlah kredit atau pembayaran yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. Nilai LDR dapat ditentukan melalui suatu formula yang
ditentukan oleh bank Indonesia melalu surat edaran bank Indonesia NO. 330DPNP tanggal 14 desember 2001 yaitu:
2.1.8 Kualitas Aktiva Produktif Aktiva produktif atau earning assets adalah semua penanaman dana
dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya Dahlan dalam Aini, 2013. Sehingga
rasio KAP adalah rasio yang digunakan untuk menghitung keseluruhan kredit LDR =
Total Kredit Total Dana Pihak Ketiga x
Universitas Sumatera Utara
28
yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan. KAP dapat dihitung dengan membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan
APYD terhadap Total aktiva produktif. Menurut Sudirman dalam Aini, 2013 penggunaan, penanaman, dan penempatan dana bank yang dapat
mendatangkan penghasilan bagi sebuah bank disebut aktiva produktif. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan
bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank. Kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan prospek usaha, kondisi keuangan
dengan penekanan pada arus kas debitur dan kemampuan membayar Menurut Dendawijaya 2001:153, mengemukakan bahwa salah satu
komponen dalam penilaian faktor kualitas aktiva produktif KAP dalam ketentuan yang lama adalah perbandingan rasio antara penyisihan
penghapusan aktiva produktif PPAP dan jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan.
Dalam ketentuan yang baru, KAP adalah perbandingan rasio antara penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk PPAD dan
penyisihan aktiva produktif yang wajib dibentuk.
Adapun rasio untuk mengukur kualitas aktiva produktif KAP dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan rasio PPAP Penyisihan
KAP = PPAP
PPYD x
KAP = PPAD
PPWD x
Universitas Sumatera Utara
29
Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif. Rasio PPAP menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menjaga kualitas aktiva
produktif sehingga jumlah PPAP dapat dikelola dengan baik. Cakupan komponen aktiva produktif dan PPAP yang telah dibentuk sesuai dengan
ketentuan Kualitas Aktiva Produktif yang berlaku. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut SE BI 330DPNP tgl 14 Desember 2001:
2.2 Penelitian Terdahulu