Hasil Pengujian Aspal HASIL DAN PEMBAHASAN

2 Titik Lembek ºC 55,05 48 58 SNI 06-2434-1991 3 Titik Nyala ºC 254 200 - SNI 06-2433-1991 4 Daktilitas cm 90 100 - SNI 06-2432-1991 5 Berat Jenis grcm 3 1,07 1 - SNI 06-2441-1991 6 Kehilangan Berat berat 0,236 - 0,8 SNI 06-2440-1991 Sumber : Spesifikasi umum 2010 Revisi 2, PU-Bina Marga Dari nilai penetrasi rata-rata sebesar aspal 73,6 dapat disimpulkan bahwa aspal ini termasuk aspal AC pen 6070, yaitu aspal dengan penetrasi antara 60-70. Dari pengujian titik lembek, titik nyala, berat jenis dan kehilangan berat semua hasil yang didapat memenuhi persyaratan yang ditentukan SNI. Untuk pengujian daktilitas nilai yang didapat tidak memenuhi standar persyaratan yang di tentukan, sebab pada saat penarikan alat yang digunakan sudah tidak sesuai kecepatan penarikannya. Pengujian yang dilakukan sudah mengikuti prosedur yang benar dengan penambahan gliserin dalam campuran air agar berat jenis aspal terhadap air lebih besar dan pengujian tersebut sudah dilakukan berulang-ulang kali.

C. Kadar Aspal Optimum KAO

Pemakaian aspal dalam campuran sangat menentukan tingkat kekedapan terhadap air dan udara. Semakin besar kadar aspal akan semakin rapat campurannya, karena rongga dalam campuran akan terisi aspal. Pemakaian aspal yang banyak akan memberikan ikatan yang baik dalam campuran. Tetapi kadar aspal yang berlebihan akan berakibat aspal berubah fungsi menjadi pelicin pada temperatur yang tinggi. Untuk itu perlu dicari kadar aspal yang optimum. Berdasarkan spesifikasi Bina Marga, Buku V Divisi 6.3 2010, kadar aspal normal adalah 3-6. Melalui prosedur uji Marshall akan diperoleh kadar aspal optimum, dimana pada kadar aspal optimum sangat tergantung pada karakter agregat seperti gradasi dan penyerapan. Pada pengujian Marshall metode Bina Marga, kadar aspal optimum diperoleh dari nilai-nilai VMA, VIM, VFA, Stabilitas, Kelelehan flow, dan Quitient Marshall yang ditampilkan dalam bentuk grafik hubungan antara kadar aspal yang digunakan dengan parameter-parameter tersebut. Selanjutnya diplotkan dengan parameter yang telah diisyaratkan, sehingga diperoleh rentang aspal yang memenuhi syarat, maka nilai kadar aspal optimum diambil pada nilai tengah dari koridor kadar aspalnya. Hasil pengujian ditampilkan pada Tabel 5.3 sampai dengan Tabel.5.8 dan Gambar 5.1 sampai dengan Gambar 5.6 . Tabel 5.3 Nilai VMA Kadar Aspal Nilai VMA 4 14,4 4,5 14,13 5 14,44 5,5 14,48 6 14,51 Gambar 5.1 Hubungan antara kadar aspal dengan VMA