E. Batasan Penelitian
Batasan dari penelitian ini berupa : 1. Material yang digunakan yaitu :
a. Aspal dengan penetrasi 6070. b. Agregat kasar yang digunakan berasal dari Celereng.
c. Agregat halus berasal dari Kali Progo. d. Filler yang digunakan adalah debu batu kapur.
2. Aspal yang digunakan dengan variasi 4, 4,5 , 5,5,5 dan 6 dari berat campuran.
3. Pemeriksaan yang dilakukan berupa : a. Pemeriksaan aspal penetrasi, titik lembek, titik nyala, penurunan berat
aspal, daktilitas, berat jenis aspal. b. Pemeriksaan agregat ketahanan agregat, berat jenis dan penyerapan
agregat halus serta agregat kasar, analisis saringan. 4. Gradasi campuran yang digunakan berdasarkan spesifikasi umum 2010
revisi-2 PU-Bina Marga. 5. Variasi jumlah tumbukan pada agregat adalah 2 x 25 kali, 2 x 50 kali, 2 x 75
kali, dan 2 x 100 kali. 6. Tiap variasi campuran menggunakan tiga benda uji tripel samples.
7. Pengujian hanya sebatas pengujian untuk skala laboratorium, bukan di lapangan.
8. Penentuan kadar aspal optimum.
F. Keaslian Penelitian
Rondhi 2007 telah melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Variasi Pemadatan terhadap Nilai Stabilitas Marshall pada LASBUTAG Campuran
Panas”. Variasi tumbukan yang digunakan pada komposisi modifier 3,6: 50 dan 3,6: 75. Tumbukan pada LASBUTAG campuran panas dilakukan dengan
variasi 2 x 50, 2 75, 2 x 100, 2 x 125, 2 x 150, 2 x 175, dan 2 x 200.
Sastra 2011 telah melakukan penelitian tentang “Pengaruh Variasi Jumlah
Tumbukan Pada Lapisan Aspal Buton Beragregat LASBUTAG Campuran Dingin Coldmix
Dengan Modifier Pertamax Terhadap Karakteristik Marshall”, Metode pencampuran LASBUTAG menurut Direktorat Bina Marga 1998.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konstruksi Perkerasan Lentur
Konstruksi perkerasan lentur flexible pavement yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Konstruksi perkerasan lentur terdiri
dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan
menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. Beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan melalui bidang kontak roda berupa beban terbagi rata. Beban
tersebut diterima olah lapisan permukaan yang disebarkan ke tanah dasar menjadi yang lebih kecil dari daya dukung tanah dasar.
Menurut Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah 2002 susunan lapisan kontruksi perkerasan lentur terdiri atas :
1. Lapis Permukaan surface course, terdiri atas campuran mineral agregat dan bahan pengikat yang ditempatkan sebagai lapisan paling atas dan biasanya
terletak di atas lapis pondasi. Lapisan ini memiliki stabilitas yang tinggi untuk melindungi lapisan di bawahnya, dan berfungsi untuk meneruskan beban
kendaraan ke lapisan di bawahnya. 2. Lapis Pondasi Atas base course, terletak langsung di bawah lapis
permukaan. Lapis pondasi dibangun di atas lapis pondasi bawah, atau jika tidak menggunakan lapis pondasi bawah, langsung di atas tanah dasar. Fungsi
lapis pondasi antara lain : a. Sebagai bagian konstruksi perkerasan yang menahan beban roda.
b. Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan Bahan-bahan untuk lapis pondasi harus cukup kuat dan awet, sehingga dapat
menahan beban-beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk digunakan sebagai bahan pondasi, hendaknya dilakukan penyidikan dan
pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan dengan persyaratan teknik.
Bermacam- macam bahan alamsetempat CBR ≥ 50, PI ≤4 dapat
digunakan sebagai bahan lapis pondasi, anatar lain : batu pecah, kerikil pecah yang distabilisasi dengan semen, aspal, pozzolan, atau kapur.
3. Lapis pondasi bawah Sub-base course, terletak di antara tanah dasar dan lapis pondasi. Biasanya terdiri dari lapis material berbutir granular material
yang dipadatkan, distabilisasi ataupun tidak, atau lapisan yang distabilisasi. Fungsi lapis pondasi bawah antara lain :
a. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan menyebar beban roda.
b. Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisan-lapisan di atasnya dapat dikurangi ketebalannya.
c. Mencegah tanah dasar masuk ke dalam pondasi bawah. d. Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan konstruksi berjalan lancar.
Lapis pondasi bawah diperlukan sehubungan denga terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap roda-roda alat berat terutama pada pelaksanaan
konstruksi atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca.
Material yang digunakan untuk lapisan pondasi bawah umumnya memiliki nilai CBR minimum 20 dan indeks
plastisitas PI ≤ 10. Di Indonesia biasanya lapisan ini memakai pasir dan batu Sirtu kelas A, B, atau kelas C
atau tanah lempung. Selain itu dapat pula digunakan stabilisasi agregat atau tanah dengan semen.
4. Lapisan tanah dasar subgrade, lapisan ini berada terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai
spesifikasi yang direncanakan maka tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan digunakan. Tebalnya berkisar antara 50
– 100 cm. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat perletakan suatu perkerasan jalan.