beban lalu lintas dan akibat lain seperti air, udara, dan cuaca. Faktor yang mempengaruhi keawetan adalah kekerasan, kelekatan, gradasi agregat, kualitas
dan kadar aspal pemadatan. Ketahanan kelelehan adalah ketahanan dari lapis aspal dalam menerima beban berulang tanpa terjadinya kelelehan yang berupa alur dan
retak. Faktor yang mempengaruhi kelelehan adalah kadar aspal. Sebagai lapis pondasi bawah perkerasan jalan, Asphalt Treated Base ATB
mempunyai kriteria sebagai berikut : 1. Sebagai bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban dan
menyebarkan beban lapisan dibawahnya. 2. Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.
3. Sebagai bantalan terhadap lapisan permukaan.
Persyaratan campuran perkerasan Asphalt Treated BaseATB adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Persyaratan sifat campuran untuk Asphalt Treated Base ATB No
Sifat-sifat Campuran Min
Maks Satuan
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Stabilitas Kelelehan
Quitient Marshall Rongga dalam Campuran VIM
Rongga di antara mineral agregat VMA Rongga terisi aspal VFA
1800 4,5
300 3
13 60
- -
- 5
- -
Kg Mm
Kgmm
Sumber : Spesifikasi umum 2010 Revisi 2, PU-Bina Marga
C. Material Kontruksi Perkerasan
Dalam pelaksanaan kontruksi perkerasan Asphalt Treated Base ATB terdiri dari tiga komposisi utama yaitu, agregat yang terdiri dari agregat kasar
dan agregat halus, filler dan bahan ikat berupa aspal. 1. Agregat
Agregat adalah material perkerasaan yang berbentuk butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lainnya, berupa hasil alam atau buatan.
Kadar agregat dalam campuran perkerasan jalan berkisar antara 90 – 95
dari berat total atau berkisar antara 75 – 95 dari volume total. Fungsi dari
agregat dalam campuran aspal adalah sebagai kerangka yang memberikan stabilitas campuran jika dilakukan dengan alat pemadat yang tepat.
Dapat atau tidak suatu agregat digunakan pada kontruksi perkerasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu gradasi, kekuatan, bentuk butir,
tekstur permukaan, kelekatan terhadap aspal serta kebersihan dan sifat kimia. Jenis dan campuran agregat sangat mempengaruhi daya tahan atau
stabilitas suatu perkerasan jalan. Berdasarkan ukuran butiran, agregat dapat dibedakan menjadi :
a . Agregat kasar Agregat kasar pada campuran aspal berfungsi memberikan
stabilitas campuran dengan saling mengunci dari masing-masing partikel agregat kasar dan sebagai stabilitas tahanan gesek terhadap
suatu aksi perpindahan. Agregat kasar terdiri dari batu pecah dan kerikil-kerikil. Batu pecah diperoleh dari pemecah batu, sedangkan
kerikil merupakan disintegrasi dari batuan. Perbedaan mendasar antara kerikil koral dengan batu pecah split adalah dengan permukaan yang
lebih kasar maka batu pecah lebih menjamin ikatan yang lebih kokoh dengan semen.
Sama halnya dengan agregat halus, agregat kasar harus memenuhi beberapa syarat, yaitu terdiri dari butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat jenis ini juga tidak boleh banyak mengandung lumpur dan
kekerasan juga merupakan salah satu syaratnya. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya untuk
memperoleh rongga-rongga seminimum mungkin. Pemakaian ukuran butiran ini juga tergantung dari dimensi perkerasan yang akan dibuat.
Untuk memisahkan aregat kasar dengan agregat halus dipakai saringan No.4. Material ynag tertahan pada saringan tersebut
merupakan agregat kasar. Ini dilakukan dengan menggunakan satu set saringan yang digerakkan oleh motor Sieve Shaker. Setelah
perhitungan dilakukan maka dapat dibuat kurva distribusi ukuran atau kurva gradasi agregat halus Pasir.
Agregat kasar yaitu agregat yang diameternya lebih dari 4,75 mm menurut ASTM atau lebih besar 2 mm menurut AASHTO. Berikut ini
adalah Tabel 2.2 yang berisi tentang ketentuan pengujian untuk agregat kasar dan agregat halus.
Tabel 2.2. Spesifikasi pengujian agregat kasar dan agregat halus
No Jenis Pemeriksaan
Standar Rujukan Persyaratan
Satuan Agregat
kasar Agregat
halus 1.
Abrasi dengan mesin Los Angeles
SNI 03-2417-1991 Maks. 40
Maks. 30
2. Berat jenis semu
SNI 03-1969-1990 SNI 03-1970-1990
Min 2,5 Min 2,5
3. Absorbsi air
SNI 03-1969-1990 SNI 03-1970-1990
Maks 3 Maks 3
1.
Kekekalan bentuk agregat terhadap
larutan natrium dan magnesium sulfat
SNI 03-3407-2008 Maks 12
-
2.
Kelekatan agregat terhadap aspal
SNI 03-2439-1991 MIN 95
-
3.
Abrasi dengan mesin Los Angeles
SNI 03-2417-2008 Maks 40
-
4.
Berat jenis semu SNI 03-1969-1990
SNI 03-1970-1990 Min 2,5
Min 2,5
5.
Absorbsi air SNI 03-1969-1990
SNI 03-1970-1990 Maks 3
Maks 3