Alat Alat dan Bahan

b. Saringan, dengan ukuran 37,5mm; 25mm; 19 mm; 12,5 mm; 9,5 mm; 4,75 mm; 2,36 mm; 1,18 mm; 0,600 mm; 0,300 mm; 0,150 mm; 0,075 mm. c. Shave shaker machine, untuk mengayak agregat halus dan filler. d. Mesin Los Angeles, untuk menguji tingkat keausan agregat kasar. e. Piknometer, untuk pemeriksaan berat jenis aspal. f. Oven, untuk membantu proses pengeringan agregat. g. Waterbath, sebagai bak perendam benda uji yang dilengkapi dengan suhu yang terukur. h. Untuk pemeriksaan aspal digunakan alat uji penetrasi, alat uji daktilitas, alat uji titik lembek, alat uji titik nyala serta cawan untuk pengujian kehilangan berat pada aspal. i. Alat uji Marshall, digunakan untuk mendapatkan karakteristik campuran aspa, yang terdiri dari : 1 Cincin penguji berkapasitas 2500 kg 5000 lb yang dilengkapi dengan arloji pengukur flowmeter. 2 Alat cetak benda ujimold berbentuk silinder dengan diameter 10,2 cm 4 inch dengan tinggi 7,5 cm 3 inch untuk Marshall standar Sukirman, 1999. 3 Penumbuk standar dengan permukaan rata berbentuk silinder berdiameter 9,8 cm dengan berat 4,5 kg 10 lb dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm 18 inch. j. Kompor sebagai pemanas agregat dan aspal, termometer untuk mengukur suhu, jangka sorong caliper untuk mengukur dimensi dari benda uji serta pengaduk.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan benda uji dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Aspal, digunakan penetrasi 6070. b. Agregat kasar, digunakan batu pecah yang berasal dari Celereng. c. Agregat halus,berasal dari Kali Progo d. Filler yang digunakan berupa abu batu.

D. Tahapan Penelitian

1. Persiapan alat dan bahan

Pada tahapan ini, persiapan alat berupa pengecekan kondisi untuk setiap alat bahwa alat dalam kondisi bersih dan baik, sehingga tidak mengganggu selama proses penelitian berlangsung, seperti timbangan yang harus dikalibrasi terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan dalam proses penimbangan untuk setiap bahan-bahan. Untuk persiapan bahan berupa pengadaan bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian, yakni agregat kasar, agregat halus serta abu batu yang telah dicuci bersih sehingga menghasilkan kualitas batu yang memenuhi syarat pengujian.

2. Pemeriksaan bahan

Pemeriksaan bahan bertujuan untuk mengetahui apakah bahan tesebut layak digunakan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan atau tidak.

3. Pembuatan benda uji

Pembuatan benda uji dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu pembuatan benda uji masing-masing 3 buah untuk kadar aspal 4-6 guna mendapatkan nilai KAO dan tahap kedua yaitu pembuatan benda uji setelah diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum KAO yang masing-masing 3 buah untuk tiap variasi jumlah tumbukan. Pembuatan benda uji tahap pertama dilakukan dengan tahapan berikut ini: a. Ditentukan kadar aspal sebesar 4, 4,5, 5, 5,5, dan 6. b. Dihitung kebutuhan berat setiap bahan: 1 Dihitung berat sampel 2 Dihitung berat aspal 3 Dihitung berat agregat