37
BAB 4 HASIL PENELITIAN SAN PEMBAHASAN
4.1 Umum
Studi koordinasi dilakukan pada seluruh fuse dan recloser yang saling berkoordinasi di sepanjang penyulang PM.6 yang terhubung dengan Distributed
Generation yaitu PLTmH Tonduhan berkapasitas 2 x 200 KW dan PLTM Silau 2 berkapasitas 2 x 4,5 MW. Penyulang PM.6 telah dipasang sebanyak 74 fuse
pengaman cabang dan 3 recloser recloser 1, recloser 2, dan recloser 3 serta direncanakan akan dipasang 1 recloser tambahan recloser 4 oleh PT. PLN
Persero untuk meningkatkan keandalan sistem pengaman pada jaringan tersebut. Gambar one line diagram penyulang PM.6 dapat dilihat pada Lampiran A.
Lampiran A menunjukkan bahwa recloser 1 berkoordinasi dengan 3 fuse, recloser 2 berkoordinasi dengan 6 fuse, recloser 3 berkoordinasi dengan 12 fuse dan
recloser 4 berkoordinasi dengan 29 fuse. Pada BAB ini, penulis akan melakukan pengujian dan analisis kinerja
koordinasi fuse dan recloser eksisting, studi koordinasi fuse dan recloser pada jaringan distribusi yang terhubung dengan DG serta pengujian dan analisis
terhadap hasil dari studi koordinasi yang telah dilakukan oleh penulis. Pada penyulang PM.6 terdapat beberapa koordinasi antara fuse pengaman cabang yang
berada di dalam cangkupan zona koordinasi fuse dan recloser, oleh karena itu penulis tidak hanya melakukan studi, pengujian, analisis kinerja koordinasi fuse
dan recloser tetapi juga melakukan studi, pengujian, analisis koordinasi antara
Universitas Sumatera Utara
38
fuse pengaman cabang sehingga diperoleh suatu pengaman sistem jaringan distribusi yang benar.
Pengujian kinerja dari koordinasi tersebut dilakukan pada saat jaringan PM.6 terhubung dengan DG dan tidak terhubung dengan DG. Pengujian dan
analisis koordinasi fuse dan recloser saat jaringan distribusi tidak terhubung dengan DG, posisi on load tap changer transformator daya 2 GI Pematangsiantar
berada di posisi tap 1 165,75 kV. Perubahan posisi tap dilakukan agar tegangan pada ujung saluran jaringan distribusi 20 kV berada dalam standar tegangan PT.
PLN Persero yaitu sebesar +5 sampai -10 dari tegangan nominal. Pengujian kinerja koordinasi fuse dan recloser pada jaringan distribusi 20
kV yang terhubung dengan Distributed Generation dilakukan dengan 2 pembangkit yaitu PLTM Silau 2 dan PLTmH Tonduhan dalam keadaan
beroperasi. Pengujian dilakukan dalam beberapa kondisi dari PLTM Silau 2 dan PLTmH Tonduhan yaitu;
Pengujian koordinasi fuse dan recloser saat jaringan distribusi terhubung dengan PLTM silau 2 dan PLTmH Tonduhan, posisi on load tap changer
transformator 2 GI Pematangsiantar pada tap 5 156,75 kV. Pengujian koordinasi fuse dan recloser saat jaringan distribusi terhubung
dengan PLTM silau 2, posisi on load tap changer transformator 2 GI Pematangsiantar pada tap 5 156,75 kV.
Pengujian koordinasi fuse dan recloser saat jaringan distribusi hanya terhubung dengan PLTmH Tonduhan, posisi on load tap changer
transformator 2 GI Pematangsiantar pada tap 1 165,75 kV.
Universitas Sumatera Utara
39
Perubahan – perubahan posisi on load tap changer dilakukan agar tegangan pada ujung saluran jaringan distribusi 20 kV berada dalam standar tegangan PT. PLN
Persero yaitu sebesar +5 sampai -10 dari tegangan nominal. Pengujian koordinasi fuse dan recloser hanya dilakukan pada bus – bus
tertentu yang akan disimulasikan terkena gangguan arus lebih dimana pengujian ini menggambarkan koordinasi dari recloser dengan fuse – fuse yang
berkoordinasi pada sisi hilir recloser, bus – bus tersebut adalah: Bus 143 merupakan titik pengujian koordinasi recloser 1 dengan fuse 10
dan fuse 12. Gambar 4.1 menunjukkan Bus 143 dalam one line diagram jaringan distribusi 20 KV penyulang PM.6.
Gambar 4.1 Bus 143 Pada One Line Diagram Bus 577 merupakan titik pengujian koordinasi recloser 2 dengan fuse 22.
Gambar 4.2 menunjukkan Bus 577 dalam one line diagram jaringan distribusi 20 KV penyulang PM.6.
Universitas Sumatera Utara
40
Gambar 4.2 Bus 577 Pada One Line Diagram Bus 769 merupakan titik pengujian koordinasi recloser 3 dengan fuse 68
dan fuse 69. Gambar 4.3 menunjukkan Bus 769 dalam one line diagram jaringan distribusi 20 KV penyulang PM.6.
Gambar 4.3 Bus 769 Pada One Line Diagram Bus 240 merupakan titik pengujian koordinasi recloser 4 dengan fuse 29.
PT. PLN Persero berencana menambah recloser 4 pada jaringan distribusi sehingga dapat meningkatkan keandalan sistem proteksi pada
jaringan distribusi penyulang PM.6. Pengujian Bus 240 dan pemilihan
Recloser 3 Fuse 68
Fuse 69 Bus 769
Universitas Sumatera Utara
41
setelan recloser 4 dilakukan pada analisis studi koordinasi fuse dan recloser berlangsung. Gambar 4.4 menunjukkan Bus 240 dalam one line
diagram jaringan distribusi 20 KV penyulang PM.6.
Gambar 4.4 Bus 240 Pada One Line Diagram Penulis melakukan analisis terhadap gangguan terbesar If
max
dan gangguan terkecil If
min
pada setiap bus – bus uji dikarenakan daerah koordinasi dari fuse dan recloser dibatasi oleh gangguan maksimum If
max
dan gangguan minimum If
min
. Besar masing – masing arus gangguan untuk gangguan arus lebih 3 fasa, 1 fasa ke tanah, fasa ke fasa, dan fasa ke fasa ke tanah pada bus –
bus yang dilindungi oleh fuse pengaman lateral cabang yang berkoordinasi dengan semua recloser dan kontribusi arus gangguan dari grid, PLTM Silau 2,
PLTmH Tonduhan dalam keadaan jaringan distribusi penyulang PM.6 terhubung dengan DG pada berbagai kondisi dan tidak terhubung dengan DG terlampir pada
lampiran B.
Universitas Sumatera Utara
42
4.2 Keadaan Koordinasi Fuse dan Recloser Eksisting Pada Penyulang PM.6 Gardu Induk Pematangsiantar