Fuse Recloser Konsep Perhitungan Gangguan Arus Lebih

17 Berdasarkan perhitungan arus gangguan 3 fasa pada contoh - contoh diatas dapat diperoleh bahwa semakin banyak jumlah Distributed Generation yang terhubung dengan jaringan distribusi maka besar arus gangguan yang timbul pada titik gangguan semakin besar. 2.4 Peralatan – Peralatan Perlindungan Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi Gangguan arus lebih pada jaringan distribusi sistem tenaga adalah salah satu jenis gangguan yang sangat membahayakan gardu distribusi, pelanggan konsumen dan peralatan – peralatan listrik yang terdapat pada jaringan dikarenakan saat gangguan ini terjadi, sejumlah arus yang sangat besar mengalir pada jaringan distribusi. Oleh karena itu, diperlukan peralatan – peralatan yang dipasang pada jaringan distribusi untuk memisahkan bagian sistem yang terkena gangguan dengan yang tidak terkena gangguan. Peralatan tersebut antara lain: fuse dan recloser.

2.4.1 Fuse

Fuse adalah suatu perangkat proteksi arus lebih yang memiliki rangkaian pembuka berdifusi, dimana rangkaian tersebut akan membuka bila dilalui oleh panas dari arus lebih yang diakibatkan oleh kondisi hubung singkat atau beban lebih [11]. Bentuk fisik fuse bertipe expulsion ditunjukkan pada Gambar 2.9. Universitas Sumatera Utara 18 Gambar 2.9 Bentuk Fisik Fuse tipe Expulsion Rangkaian pembuka yang berdifusi adalah suatu element dari fuse yang dapat melebur bila arus lebih mengalir padanya. Fuse didesain untuk bekerja pada waktu tertentu dengan berbagai arus lebih yang mengalir, dimana semakin besar arus lebih yang mengalir pada fuse maka semakin cepat fuse untuk bekerja membuka. Fuse memiliki karakteristik arus waktu yang menggambarkan kinerja dari fuse yang ditampilkan oleh 2 kurva yaitu kurva minimum lebur MMT, dimana kurva ini menyajikan hubungan antara waktu dengan arus minimum elemen fuse untuk melebur dan kurva waktu clearing TCT yang menyajikan hubungan antara waktu maksimum dengan arus lebur fuse. Kurva ini ditampilkan pada Gambar 2.10. Gambar 2.10 Karakteristik Waktu Arus Fuse TCC Universitas Sumatera Utara 19 Fuse memiliki peran sebagai pelindung arus lebih pada sistem distribusi oleh karena itu diperlukan beberapa data dalam pemilihan rating fuse. Data – data yang diperlukan pemilihan rating fuse antara lain [11 - 12]: 1. Tegangan dari sistem yang akan dilindungi oleh fuse. 2. Besar arus beban yang mengalir pada sistem yang akan dilindungi. 3. Ratio XR pada titik peletakkan fuse. 4. Arus interrupting fuse.

2.4.2 Recloser

Recloser adalah suatu perangkat pengaman arus lebih yang secara otomatis trip dan menutup balik dalam beberapa waktu tertentu saat terjadi gangguan sementara atau gangguan tetap [11]. Kondisi gangguan sementara yang dimaksud adalah kondisi dimana gangguan timbul dalam waktu yang singkat. Kondisi gangguan tetap adalah kondisi dimana gangguan timbul terus – menerus dalam selang waktu yang lama. Bentuk fisik recloser dapat dilihat dari Gambar 2.11. Gambar 2.11 Bentuk Fisik Recloser Universitas Sumatera Utara 20 Recloser memiliki 2 operasi kerja yaitu operasi pemutusan segera instantaneous dan operasi pemutusan tunda time delay. Kedua operasi merepresentasikan kinerja dari recloser saat terjadi gangguan. Operasi pemutusan segera adalah operasi yang terjadi saat gangguan timbul, recloser membuka dan menutup rangkaian dengan segera dalam beberapa siklus yang singkat cepat. Operasi pemutusan tunda adalah operasi yang terjadi saat gangguan timbul, recloser membuka dan menutup rangkaian dalam beberapa siklus yang lebih lama dari operasi pemutusan segera. Saat terjadi gangguan sementara, recloser hanya bekerja saat operasi pemutusan segera dikarenakan gangguan sementara terjadi dalam waktu yang singkat. Saat terjadi gangguan tetap, recloser bekerja dalam 2 operasi tersebut dengan urutan bahwa operasi pemutusan segera bekerja pertama kali, lalu operasi pemutusan tunda bekerja kemudian. Setelah kedua operasi tersebut terjadi, recloser mengalami lock out. Lock out adalah kondisi dimana recloser akan terbuka terus – menerus sehingga gangguan dapat dipisahkan dari daerah yang tidak terkena gangguan secara tetap. Operasi pemutusan segera dan operasi pemutusan tunda dapat dipilih secara kombinasi misalnya 2 kali waktu operasi pemutusan segera dan 2 kali operasi pemutusan tunda, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.12. Gambar 2.12 Urutan Operasi Recloser Saat Terjadi Gangguan Tetap Instant Instant Delay Delay Lock Out Universitas Sumatera Utara 21 Pada beberapa jenis dari recloser, terdapat operasi pemutusan tunda tambahan extended time delay tetapi operasi ini jarang sekali digunakan. Kurva arus waktu dari recloser yang menggambarkan ketiga operasi ini ditunjukkan oleh Gambar 2.13. Gambar 2.13 Kurva Arus Waktu Recloser Diperlukan beberapa data dalam pemilihan setelan recloser yang tepat sehingga recloser dapat bekerja dengan baik saat kondisi operasi pemutusan segera dan pemutusan tunda. Data – data yang diperlukan antara lain: 1. Rating tegangan sistem. 2. Arus gangguan interrupting maksimum yang simetris. 3. Arus pemutusan minimal. 4. Setelan waktu saat operasi pemutusan segera dan operasi pemutusan tunda. 2.4.2.1 Penempatan dan Jumlah Recloser Pada Jaringan Distribusi Penempatan dan jumlah recloser sangat mempengaruhi nilai indeks - indeks keandalan jaringan distribusi. Indeks jaringan distribusi adalah suatu Universitas Sumatera Utara 22 parameter yang digunakan untuk mengetahui besarnya tingkat keandalan suatu jaringan distribusi. Beberapa indeks yang digunakan adalah : 1. System Average Interruption Frequency Index SAIFI ; Merupakan indeks yang menunjukkan frekuensi pemadaman yang terjadi per pelanggan pada sistem. 2. System Average Interruption Duration Index SAIDI ; Merupakan indeks yang menunjukan durasi pemadaman yang terjadi per pelanggan pada sistem. 3. Costumer Average Interruption Duration Index CAIDI ; Merupakan indeks yang menunjukkan durasi pemadaman yang terjadi per pelanggan dan menginformasikan waktu penormalan gangguan. 4. Average Service Availability Index ASAI ; Merupakan indeks yang menunjukkan ketersediaan tenaga listrik. 5. Average Service Unavailability Index ASUI ; Merupakan indeks yang menunjukkan ketidaktersediaan tenaga listrik. Bila nilai indeks SAIDI, SAIFI, CAIDI dan ASUI semakin kecil maka keandalan jaringan distribusi semakin baik. Sebaliknya bila nilai indeks SAIDI, SAIFI, CAIDI dan ASUI semakin besar maka keandalan jaringan distribusi semakin buruk sedangkan bila semakin kecil nilai indeks ASAI pada jaringan distribusi maka keandalan jaringan distribusi semakin buruk dan bila semakin besar nilai indeks ASAI maka keandalan jaringan distribusi semakin baik. Recloser ditempatkan pada jaringan distribusi utama main line sebelum titik atau bus yang akan membagi beberapa seksi percabangan dikarenakan Universitas Sumatera Utara 23 recloser memiliki peranan penting dalam mengurangi nilai SAIFI, SAIDI, dan CAIDI yang diakibatkan gangguan pada jaringan distribusi utama main line dimana gangguan ini memberikan kontribusi paling besar terhadap ketiga nilai indeks keandalan tersebut pada suatu jaringan distribusi [6]. Jumlah recloser yang terpasang di sepanjang jaringan distribusi juga mempengaruhi nilai – nilai indeks keandalan, dimana semakin banyak recloser yang terpasang pada jaringan maka keandalan jaringan distribusi semakin baik. Hal ini dikarenakan semakin banyak jumlah recloser yang terpasang pada jaringan distribusi, maka semakin banyak pelanggan atau konsumen yang dapat dipisahkan dari jaringan distribusi yang mengalami gangguan. Penentuan jumlah recloser pada jaringan distribusi tergantung pada berapa banyak jumlah titik jaringan distribusi utama yang akan membagi beberapa seksi percabangan. Gambar 2.14 menunjukkan recloser – recloser yang diletakkan di sepanjang suatu jaringan distribusi yang memiliki 3 bus percabangan. Gambar 2.14 Recloser - Recloser yang Diletakkan Pada Suatu Jaringan Distribusi

2.5 Koordinasi Fuse dan Recloser

Dokumen yang terkait

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

1 7 161

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

0 0 25

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

0 0 25

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

1 6 2

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 14

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 1

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 3

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 41

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 56

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

0 0 69