Metode Penyelesaian Analisis Arus Hubung Singkat

10

2.3.1 Metode Penyelesaian Analisis Arus Hubung Singkat

Pada sistem n-bus, metode analisis arus hubung singkat yang digunakan antara lain adalah metode Thevenin dan metode Matriks Impedansi Bus. Metode Thevenin biasanya digunakan untuk jumlah bus yang sedikit 1 – 2 bus sedangkan metode Matriks Impedansi Bus digunakan untuk jumlah bus yang banyak lebih dari 2 bus. Pada Tugas Akhir ini metode yang dibahas adalah Thevenin. 2.3.1.1 Metode Thevenin Penerapan metode Thevenin dari suatu rangkaian atau jaringan yang rumit dimana terdapat banyak sumber tegangan dan impedansi – impedansi peralatan, pada prinsipnya adalah menyederhanakan rangkaian yang rumit tersebut menjadi suatu rangkaian ekivalen Thevenin, rangkaian tersebut terdiri atas sumber tegangan Thevenin yang disusun seri dengan impedansi Thevenin. Gambar 2.2 mengilustrasikan penyederhanaan dari jaringan listrik yang rumit menjadi sebuah rangkaian ekivalen Thevenin. Gambar 2.2 Ilustrasi Penyederhanaan Jaringan Distribusi Menggunakan Metode Thevenin Universitas Sumatera Utara 11 Berikut langkah – langkah penggunaan metode Thevenin: 1. Mencari titik F dan N untuk mendapatkan tegangan Thevenin, dimana titik F merupakan titik terjadinya gangguan dan titik N merupakan titik netral. Tegangan antara titik F dan N V FN adalah tegangan pada titik gangguan yang akan ditinjau. Terminal antara titik F dan N dibuka open circuit sehingga tidak ada jatuh tegangan pada impedansi Z N sehingga besar tegangan pada V FN adalah tegangan sebelum gangguan terjadi pada titik tersebut. 2. Mencari impedansi Thevenin dengan melakukan penjumlahan terhadap semua impedansi yang diukur dari titik F dan N pada kondisi semua tegangan pada jaringan tersebut dianggap sama dengan nol dihubung singkat. 3. Menghitung besar arus Thevenin yang mengalir dengan menggunakan hukum Ohm. Pada analisis arus hubung singkat, besar arus Thevenin adalah besar arus hubung singkat yang terjadi. 2.3.2 Contoh Perhitungan Arus Hubung Singkat Menggunakan Metode Thevenin Pada contoh ini akan dilakukan perhitungan terhadap besar arus hubung singkat 3 fasa dengan berbagai kondisi jaringan distribusi terhubung Distributed Generation dan tidak terhubung dengan Distributed Generation sehingga dapat dilihat bagaimana pengaruh Distributed Generation terhadap besar arus gangguan yang terjadi. Universitas Sumatera Utara 12 1. Kondisi 1 : Jaringan Distribusi Tanpa Terhubung Distributed Generation Gambar 2.3 One Line Diagram Jaringan Distribusi Sistem 3 Bus Tanpa Terhubung DG Gambar 2.3 menunjukkan suatu contoh one line diagram beserta reaktansi setiap peralatan dalam satuan per-unit dengan base daya 50000 KVA dan base tegangan 10 KV dari jaringan distribusi yang tidak terhubung dengan Distributed Generation dimana terjadi gangguan 3 fasa pada Bus 1. Prosedur perhitungan dengan sistem 3 bus dengan gangguan terjadi pada Bus 1: 1. Sebelum melakukan perhitungan, one line diagram pada Gambar 2.3 diubah menjadi suatu diagram impedansi yang ditunjukkan oleh Gambar 2.4. Gambar 2.4 Diagram Impedansi dari Jaringan Distribusi Sistem 3 Bus Tanpa Terhubung DG 2. Hitung impedansi ekivalen Thevenin yang diukur dari Bus 1 dan semua sumber tegangan dihubung singkat. Generator LOAD 0,11 pu Fault Bus 1 Bus 2 0,38 pu 0,33 pu 0,11 pu Bus 3 Fault Rel Netral Eg 0,11 pu 0,38 pu 0,33 pu 0,11 pu Vf Bus 1 Universitas Sumatera Utara 13  X seri = X Saluran + X Load = 0,22 + 0,33 = 0,55 pu  X th = X seri x X Generator X seri X Generator = 0,55 x 0,38 , , = 0,224 Dengan menganggap tegangan pada Bus 1 sebelum terjadi gangguan sama dengan base tegangan pada Bus 1, maka tegangan ekivalen Thevenin V th adalah 1,0 pu sehingga, I F = V th X th = 1,0 j 0,224 = -j 4,464 pu Dengan base daya dan base tegangan sebesar 50000 KVA dan 10 KV, maka besar arus gangguan dalam ampere adalah |I F | = 4,464 x 50000 √3x 10 = 12886, 45 A 2. Kondisi 2 : Jaringan Distribusi Yang Terhubung Dengan 1 Unit DG Gambar 2.5 One Line Diagram Jaringan Distribusi Sistem 3 Bus Terhubung DG 1 Gambar 2.5 menunjukkan suatu contoh one line diagram beserta reaktansi setiap peralatan dalam satuan per-unit dengan base daya 50000 KVA dan base tegangan 10 KV dari jaringan distribusi yang terhubung dengan DG 1 dimana terjadi gangguan 3 fasa pada Bus 1. DG 1 Generator 0,11 pu Fault Bus 1 Bus 2 0,38 pu 0,33 pu 0,11 pu Bus 3 0,10 pu Load Universitas Sumatera Utara 14 Prosedur perhitungan dengan sistem 3 bus dengan gangguan terjadi pada Bus 1: 1. Sebelum melakukan perhitungan, one line diagram pada Gambar 2.5 diubah menjadi suatu diagram impedansi yang ditunjukkan oleh Gambar 2.6. Gambar 2.6 Diagram Impedansi Jaringan Distribusi Sistem 3 Bus Terhubung DG 1 2. Hitung impedansi ekivalen Thevenin yang diukur dari Bus 1 dan semua sumber tegangan dihubung singkat.  X seri = X transmisi + X load = 0,11 + 0,33 = 0,44  X paralel = X DG1 x X seri X DG1 + X seri = 0,10x 0,44 0,10+ 0,44 = 0,0814 pu  X seri = X transmisi + X paralel = 0,11 + 0,0814 = 0,1914  X th = X seri x X Generator X seri X Generator = 0,1914 x 0,38 , , = 0,127 Dengan menganggap tegangan pada Bus 1 sebelum terjadi gangguan sama dengan base tegangan pada Bus 1, maka tegangan ekivalen Thevenin V th adalah 1,0 pu sehingga, I F = V th X th = 1,0 j 0,127 = -j 7,87 pu Fault Rel Netral Eg 0,11 pu 0,38 pu 0,33 pu 0,11 pu Vf Eg 0,10 pu Bus 1 Universitas Sumatera Utara 15 Dengan base daya dan base tegangan sebesar 50000 KVA dan 10 KV, maka besar arus gangguan dalam ampere adalah |I F | = 7,87 x 50000 √3x 10 = 22718, 73 A 3. Kondisi 2 : Jaringan Distribusi Yang Terhubung Dengan 2 Unit DG Gambar 2.7 One Line Diagram Jaringan Distribusi Sistem 3 Bus Terhubung DG 1 dan DG 2 Gambar 2.7 menunjukkan suatu contoh one line diagram beserta reaktansi setiap peralatan dalam satuan per-unit dengan base daya 50000 KVA dan base tegangan 10 KV dari jaringan distribusi yang terhubung dengan DG 1 dan DG 2 dimana terjadi gangguan 3 fasa pada Bus 1. Prosedur perhitungan dengan sistem 3 bus dengan gangguan terjadi pada Bus 1: 1. Sebelum melakukan perhitungan, one line diagram pada Gambar 2.7 diubah menjadi suatu diagram impedansi yang ditunjukkan oleh Gambar 2.8 DG 1 Generator 0,11 pu Fault Bus 1 Bus 2 0,38 pu 0,33 pu 0,11 pu Bus 3 0,10 pu DG 2 0,10 pu Universitas Sumatera Utara 16 Gambar 2.8 Diagram Impedansi Jaringan Distribusi Sistem 3 Bus Terhubung DG 1 dan DG 2 2. Hitung impedansi ekivalen Thevenin yang diukur dari Bus 1 dan semua sumber tegangan dihubung singkat.  X paralel = X DG2 x X Load X DG2 + X Load = 0,10x 0,33 0,10+ 0,3 = 0,0767 pu  X seri = X transmisi + X paralel = 0,11 + 0,0767 = 0,1867  X paralel = X DG2 x X seri X DG2 + X seri = 0,10 x 0,1867 0,10+ 0,1867 = 0,0651pu  X seri = X transmisi + X paralel = 0,11 + 0,0651 = 0,1751  X th = X seri x X Generator X seri X Generator = 0,1751 x 0,38 , , = 0,1197 Dengan menganggap tegangan pada Bus 1 sebelum terjadi gangguan sama dengan base tegangan pada Bus 1, maka tegangan ekivalen Thevenin V th adalah 1,0 pu sehingga, I F = V th X th = 1,0 j 0,1197 = -j 8,35 pu Dengan base daya dan base tegangan sebesar 50000 KVA dan 10 KV, maka besar arus gangguan dalam ampere adalah |I F | = 8,35 x 50000 √3x 10 = 24104, 37 A Fault Rel Netral Eg 0,11 pu 0,38 pu 0,33 pu 0,11 pu Vf Eg 0,10 pu Eg 0,10 pu Bus 1 Universitas Sumatera Utara 17 Berdasarkan perhitungan arus gangguan 3 fasa pada contoh - contoh diatas dapat diperoleh bahwa semakin banyak jumlah Distributed Generation yang terhubung dengan jaringan distribusi maka besar arus gangguan yang timbul pada titik gangguan semakin besar. 2.4 Peralatan – Peralatan Perlindungan Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi Gangguan arus lebih pada jaringan distribusi sistem tenaga adalah salah satu jenis gangguan yang sangat membahayakan gardu distribusi, pelanggan konsumen dan peralatan – peralatan listrik yang terdapat pada jaringan dikarenakan saat gangguan ini terjadi, sejumlah arus yang sangat besar mengalir pada jaringan distribusi. Oleh karena itu, diperlukan peralatan – peralatan yang dipasang pada jaringan distribusi untuk memisahkan bagian sistem yang terkena gangguan dengan yang tidak terkena gangguan. Peralatan tersebut antara lain: fuse dan recloser.

2.4.1 Fuse

Dokumen yang terkait

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

1 7 161

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

0 0 25

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

0 0 25

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

1 6 2

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 14

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 1

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 3

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 41

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 56

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

0 0 69