Jenis – Jenis Gangguan Pada Jaringan Distbusi

6 Perubahan besar rugi – rugi ini dipengaruhi dari letak titik interkoneksi DG dengan jaringan distribusi.

2.2 Jenis – Jenis Gangguan Pada Jaringan Distbusi

Gangguan adalah suatu kondisi fisik yang menyebabkan suatu perangkat, komponen atau elemen gagal untuk bekerja yang seharusnya [6]. Gangguan pada sistem tenaga listrik dapat merusak pelayanan penyaluran listrik dari pembangkit menuju pelanggan, oleh karena itu diperlukan suatu perangkat – perangkat pengaman yang dapat memisahkan bagian yang sedang terganggu dengan yang tidak sedang terganggu. Gangguan dapat dikategorikan dalam beberapa bagian besar diantaranya adalah, a Berdasarkan lama terjadinya, jenis - jenis gangguan dapat dikelompokkan menjadi, 1. Gangguan sementara Gangguan sementara adalah gangguan yang miliki durasi waktu yang singkat untuk mengalir pada sistem. Gangguan ini menyebabkan kerusakan yang tidak permanen pada peralatan sistem [6]. Presentase terjadinya gangguan sementara pada saluran hantaran udara adalah sekitar 50 hingga 90 . Gangguan ini disebabkan oleh petir, bersentuhnya konduktor – konduktor pada penghantar udara akibat hembusan angin dengan waktu yang tidak lama, dan ranting pohon yang jatuh di antara konduktor sehingga konduktor – konduktor tersebut terhubung untuk sementara. Universitas Sumatera Utara 7 2. Gangguan Tetap Gangguan tetap adalah gangguan yang memiliki durasi waktu yang lama untuk mengalir pada sistem. Gangguan ini menyebabkan kerusakan tetap pada peralatan sistem [6]. Gangguan ini disebabkan oleh kegagalan isolasi, rusaknya kabel, atau gagal peralatan untuk bekerja, contoh peralatan tersebut adalah transformator atau kapasitor. b Berdasarkan sifat dan penyebabnya, jenis – jenis gangguan dapat dikelompokkan menjadi, 1. Hubung singkat Hubung singkat adalah suatu hubungan impedansi rendah abnormal termasuk busur api, yang terhubung secara sengaja maupun tidak sengaja, antara dua titik yang berbeda potensial. Gangguan – gangguan hubung singkat yang terjadi dalam sistem 3 fasa adalah gangguan simetris dan gangguan asimetris [6 – 7]. Gangguan simetris terdiri atas hubung singkat tiga fasa sedangkan gangguan asimetris terdiri atas hubung singkat fasa ke fasa, satu fasa ke tanah dan dua fasa ke tanah. 2. Beban Lebih Beban lebih adalah gangguan yang terjadi akibat konsumsi energi listrik melebihi energi listrik yang dihasilkan pada pembangkit [8]. Kondisi ini menghasilkan arus besar yang akan menimbulkan panas sehingga dapat merusak isolasi dari peralatan listrik dan kabel. Universitas Sumatera Utara 8 3. Tegangan Lebih Tegangan lebih adalah suatu gejala peningkatan nilai tegangan rms bolak – balik sebesar lebih dari 110 pada frekuensi daya untuk waktu lebih dari 1 menit [9]. Tegangan lebih disebabkan oleh gangguan tanah, pelepasan beban, surja hubung dan sambaran petir [10].  Gangguan tanah dapat menyebabkan tegangan lebih jika gangguan tersebut terjadi pada jaringan distribusi dengan netral yang tidak ditanahkan dimana tegangan fasa ke tanah pada fasa yang sehat akan bertambah besar √3 x tegangan fasa ke netral sampai gangguan hilang.  Terputusnya tiba – tiba beban yang besar pada jaringan dapat meningkatkan tegangan pada sistem. Fenomena ini disebut dengan Ferranti Effect.  Surja hubung disebabkan oleh operasi switching dimana terjadi gejala transien yang disebabkan oleh pemasukan energi, pemutusan energi, dan pemutusan disertai pemasukan kembali energi dari suatu rangkaian listrik. Operasi switching biasanya dilakukan oleh saklar atau circuit breaker.  Tegangan lebih oleh petir pada sistem disebabkan oleh adanya sambaran petir terhadap peralatan listrik dimana sejumlah arus yang besar mengalir menuju tanah melalui peluahan udara dari udara menuju tanah.

2.3 Konsep Perhitungan Gangguan Arus Lebih

Dokumen yang terkait

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

1 7 161

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

0 0 25

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

0 0 25

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

1 6 2

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 14

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 1

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 3

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 41

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 56

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

0 0 69