Konsep Good Governance Pengertian

33 semua pihak yaitu pemerintahan dan masyarakat. Good governance yang efektif menuntut adanya “alignment” koordinasi yang baik dan integritas, profesional serta etos kerja dan moral yang tinggi. Dengan demikian penerapan konsep “good governance” dalam penyelenggaraan kekuasaan pemerintah negara merupakan tantangan tersendiri. Menurut Sedarmayanti dalam buku “Good Governance dalam Rangka Otonomi Daerah” 2003:34 dalam kajian di atas mengenai penyelenggaraan kekuasaan pemerintah, sasaran dan tujuan yang dicapai harus memiliki kaitan pembiayaan pelayanan publik dan pembangunan, pemerintah mengemban tiga fungsi utama, yaitu : 1. Fungsi alokasi atas sumber-sumber ekonomi dalam bentuk barang dan jasa pelayanan publik. 2. Fungsi distributif pendapatan dan kekayaan masyarakat, pemerataan pembangunan. 3. Fungsi stabilitas pertahanan, keamanan, ekonomi dan moneter.

2.2.1 Konsep Good Governance

Kepemerintahan yang baik good governance merupakan isu sentral yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Governance mempunyai tiga kaki, yaitu: 1. Economic governance meliputi proses pembuatan keputusan decision making processes yang memfasilitasi terhadap equity, poverty dan quality of live. 2. Political governance adalah proses keputusan untuk formulasi kebijakan. Universitas Sumatera Utara 34 3. Administrative governance adalah sistem implementasi proses kebijakan. Karakteristik good governance, yaitu: 1. Participation. Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif. 2. Rule of law. Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan, terutama hukum asasi manusia. 3. Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Proses lembaga dan informasi. Proses lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dipantau. 4. Responsiveness. Lembaga dan proses harus mencoba untuk melayani setiap stakeholders. 5. Consensus orientation. Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal kebijakan maupun prosedur. 6. Effectiveness and efficiency. Proses dan lembaga menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber yang tersedia sebaik mungkin. 7. Accountability. Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat civil society bertanggung jawab kepada publik Universitas Sumatera Utara 35 dan lembaga stakeholders. Akuntabilitas ini bergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal organisasi. 8. Strategic vision. Para pemimpin dan publik harus mempunyai prespektif good governance dan pengembangan manusia yang luas serta jauh ke depan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini. Good governance pemerintahan yang baik merupakan salah satu peran pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam sektor pasar. Dalam hal ini pemerintah memiliki kedudukan untuk membuat suatu kebijakan yang membimbing seseorang dalam kehidupan sosial. Keseluruhan dari aktifitas yang menyangkut hak dan kewajiban yang berhubungan dengan status pada kelompok masyarakat tertentu pada situasi sosial yang khas. Setiap posisi dalam struktur kelompok mempunyai peran yang saling berhubungan antara satu sama lain yang menimbulkan satu proses yang berjalan berkesinambungan antar unsur yang satu dengan unsur yang lain. Oleh karena itu, aparat pemerintah mempunyai peranan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat, cita-cita dan harapan bangsa melalui Good Governance dengan cara mengetahui tugas utama implementor yang membuat suatu kebijakan khususnya dalam sektor pasar.

2.3 Peranan Dinas Pasar