Pengertian Merek Dagang Terkenal Menurut Hukum Di Indonesia

menggunakan merek hasil kejahatan di atas Pasal 84. Tidak diatur mengenai jenis delik kejahatan, apakah biasa atau aduan. Dalam Undang-Undang Merek Nomor 15 Tahun 2001 Menambah jenis tindak pidana: pertama, tindakan atas penggunaan tanpa hak tanda yang sama pada keseluruhan dengan indikasi-geografis milik pihak lain. Kedua, kejahatan atas penggunaan tanpa hak tanda yang sama pada pokoknya dengan indikasi-geografis milik pihak lain. Ketiga, pencantuman asal sebenarnya pada barang yang merupakan hasil pelanggaran ataupun pencantuman kata yang menunjukkan bahwa barang tersebut merupakan tiruan dari barang yang terdaftar dan dilindungi berdasarkan indikasi-geografis. Keempat, barangsiapa yang dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang dilindungi berdasarkan indikasi-asal pada barang atau jasa sehingga dapat memperdaya atau menyesatkan masyarakat mengenai asal barang atau asal jasa tersebut Pasal 92. Semua tindak pidana ini adalah delik aduan Pasal 95.

B. Pengertian Merek Dagang Terkenal Menurut Hukum Di Indonesia

Ada beberapa pengertian tentang merek dagang terkenal menurut hukum di Indonesia, diantaranya dijabarkan sebagai berikut: a. Undang-Undang Tentang Merek Nomor 19 Tahun 1992, mengatur tentang merek terkenal dalam 2 dua bagian, yaitu a. menolak permintaan pendaftaran merek apabila merupakan atau menyerupai permintaan merek terkenal vide Pasal 6 ayat 2 huruf a, dan b. memberikan kesempatan pada pemilik merek terkenal untuk mengajukan pembatalan terhadap merek Universitas Sumatera Utara terdaftar pihak lain, meskipun merek tersebut itu masih dalam permintaan pendaftaran vide Pasal 53 ayat 3 dan 4. Penjelasan mengenai defenisi merek terkenal menyatakan bahwa: “Keterkenalan itu dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakat mengenai merek atau nama tersebut di bidang usaha yang bersangkutan. Pengaturan tersebut menimbulkan penafsiran yang bermacam- macam, diantaranya ada yang mengusulkan Kantor Merek untuk membuat Kebijakan tak tertulis memberikan perlindungan istimewa terhadap merek terkenal asing. Atau upaya kesepakatan antara Kantor Merek dan beberapa konsultan merek yang menyatakan bahwa suatu merek dianggap atau menjadi terkenal apabila telah didaftarkan minimal di 2 dua Negara”. b. Berdasarkan Undang-Undang Merek Nomor 21 Tahun 1961: “Karena dianggap terkenal maka merek yang terdaftar akan ditolak perpanjangannya apabila mempunyai persamaan atau identik dengan merek terkenal di atas”. c. Dalam Undang-Undang Merek Nomor 14 Tahun 1997, menyebutkan bahwa: “Yang menjadi kriteria dari merek terkenal adalah selain memperhatikan pengetahuan masyarakat, penentuannya juga didasarkan pada reputasi yang bersangkutan yang diperoleh karena promosi yang dilakukan oleh pemiliknya yang disertai dengan bukti pendaftaran merek tersebut dibeberapa negara, dan sehubungan dengan merek terkenal ini Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1997 merincikan lebih dalam lagi yang sejenis, maupun barang atau jasa yang tidak sejenis”. d. Dalam Undang-Undang Tentang Merek yang baru yaitu Pasal 5 Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2001, istilah dan defenisi merek terkenal tidak dirinci secara tegas, yaitu: “Merek tidak didaftarkan karena telah menjadi milik umum, namun dan merek terkenal dikaitkan dengan reputasi merek yang diperoleh karena promosi, pemilik merek telah melakukan investasi di beberapa negara di dunia dan merek tersebut sudah didaftarkan di beberapa negara. Dalam Pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 menyatakan bukan hanya Universitas Sumatera Utara menyangkut barang-barang yang sejenis juga terhadap barang-barang yang tidak sejenis yang terdaftar atas nama suatu merek terkenal”. e. Menurut Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M-02- HC.01.01 Tahun 1987, dalam Pasal 1 menyatakan bahwa: “Merek terkenal adalah merek dagang yang telah lama dikenal dan dipakai di wilayah Indonesia oleh seseorang atau badan untuk jenis barang tertentu, dari Pasal ini dapat dilihat 2 dua unsur yang mengakibatkan suatu merek dengan jenis barang tertentu dianggap sebagai merek terkenal yaitu, 1 telah lama dikenal, dan 2 dipakai di Indonesia”. 66 f. Keterkenalan suatu merek atas dasar adanya pendaftaran merek di berbagai negara didukung dengan adanya Yurisprudensi Mahkamah Agung RI dalam putusannya Nomor 1486 KPdt1991 bertanggal 28 Nopember 1995 memberikan kriteria hukum tentang merek terkenal, yakni: “Suatu merek termasuk dalam pengertian well known mark pada prinsipnya diartikan bahwa merek tersebut berada keluar dari batas-batas regional membuka sampai batas-batas transnasional; karena apabila terbukti suatu merek telah terdaftar di banyak Negara di dunia, merek dikualifisir sebagai merek terkenal karena telah berada sampai ke batas-batas di luar negara asalnya”. 67 g. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.426 PKPdt1994 tertanggal 3 November 1995 menyebutkan: “Kriteria terkenal atau tidaknya suatu merek yang merupakan masalah hukum dan tunduk pada pemeriksaan kasasi, kiranya telah menjadi yurisprudensi tetap Mahkamah Agung yang didasarkan pada apakah suatu merek telah menembus batas-batas nasional dan regional sehingga merek 66 Insan Budi Maulana, Perlindungan Merek Terkenal Di Indonesia Dari Masa Ke Masa, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hlm. 85. 67 Lihat Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1486 KPdt1991, Tanggal 28 Nopember 1995. Universitas Sumatera Utara tersebut telah berwawasan globalisasi dan dapat disebut sebagai merek yang tidak mengenal batas dunia”. 68 Selain dari itu, untuk menentukan dan mendefenisikan suatu merek adalah merek terkenal atau merek biasa maka diserahkan kepada hakim atau pengadilan untuk memberikan penilaian dalam penyelesaian sengketa merek.

C. Pengertian Merek Dagang Terkenal Menurut Pendapat Para Sarjana Dan

Dokumen yang terkait

Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Pengadilan Agama Medan

17 361 123

Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Sengketa Pembatalan Pendaftaran Merek Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek(Studi Kasus Pada Putusan-Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat)

1 41 156

Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Sengketa Merek Terkenal (Studi Atas Putusan Pengadilan)

0 32 136

Penetapan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Tetap Oleh Pengadilan Niaga Terkait Adanya Kreditor Separatis Menuurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 (Studi Putusan Nomor 134K/Pdt. Sus-/PKPU/2014)

5 99 90

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI DI LEMBAGA KEUANGAN MELALUI PENGADILAN Penyelesaian Sengketa Wanprestasi di Lembaga Keuangan Melalui Pengadilan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Surakarta).

0 2 17

SKRIPSI PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI DI LEMBAGA Penyelesaian Sengketa Wanprestasi di Lembaga Keuangan Melalui Pengadilan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Surakarta).

0 1 13

TINJAUAN PEMBATALAN MEREK DAGANG (STUDI DI PENGADILAN NIAGA SEMARANG) Tinjauan Pembatalan Merek Dagang (Studi Di Pengadilan Niaga Semarang).

0 2 12

PENDAHULUAN Tinjauan Pembatalan Merek Dagang (Studi Di Pengadilan Niaga Semarang).

0 1 15

TINJAUAN PEMBATALAN MEREK DAGANG (STUDI DI PENGADILAN NIAGA SEMARANG) Tinjauan Pembatalan Merek Dagang (Studi Di Pengadilan Niaga Semarang).

0 1 19

ANALISIS PRINSIP FIRST TO FILE DALAM PENYELESAIAN SENGKETA MEREK DAGANG ASING DI PENGADILAN : STUDI TENTANG GUGATAN PENCABUTAN HAK MEREK

1 1 13