pengusaha Indonesia bekerja keras, sedangkan pihak asing hanya bermodalkan pemberian lisensi. Dengan pemberian lisensi seorang pengusaha dapat memproduksi
barang yang bentuk dan kualitasnya sama, serta menggunakam merek asing yang dilisensikan.
4. Logo Perusahaan Sekaligus Sebagai Merek a
logo dan nama perusahaan
Setiap perusahaan selalu mempunyai nama dan logo. Nama perusahaan merupakan identitas yang paling pokok seperti manusia pada umumnya. Penulisan
nama perusahaan dilakukan dengan cara mencantumkan bentuk perusahaannya. Bentuk perusahaan ditulis lebih dahulu kemudian diikuti dengan penulisan nama
perusahaan. Apabila perusahaan namanya PAGI CERAH dan bentuknya Perseroan Terbatas PT, maka nama perusahaan ditulis PT. PAGI CERAH.
Sedangkan mengenai logo perusahaan merupakan lambang dari perusahaan itu sendiri. Belum ada peraturan resmi yang mengatur tentang bagaimana seharusnya
membuat logo perusahan. Pada umumnya logo perusahaan dapat berupa antara huruf yang merupakan singkatan nama perusahaan, gambar atau lukisan, susunan warna,
angka-angka dan sebagainya. Salah satu ciri logo yaitu mempunyai daya pembeda, contohnya logo yang berupa singkatan nama perusahaan biasanya huruf yang ditulis
tidak sama dengan huruf biasa. Kemudian pemasangan logo perusahaan biasanya berdampingan dengan nama perusahaan, kedua unsur tersebut merupakan suatu
kesatuan. Logo perusahaan letaknya disebelah kiri nama perusahaan dan dilengkapi demgan alamat perusahaan. Dalam praktiknya masih banyak terlihat logo dan nama
Universitas Sumatera Utara
perusahaan terpampang dalam sebuah papan plang yang terletak di depan kantor perusahaan. Selain itu logo dan nama perusahaan juga dicetak sebagai kepala kop
surat, biasanya pula dicetak di bagian atas sebuah amplop.
b hubungan dengan merek
Kegunaan merek adalah untuk memberikan identitas pada sebuah produk serta untuk membedakan dengan produk yang sejenis. Ruang lingkup merek semata-mata
berada dalam bidang perdagangan. Merek dilindungi hukum karena telah terdaftar di instansi pendaftaran merek. Selain itu merek dipandang sebagai benda yang dapat
dialihkan kepada orang lain dengan cara perjanjian jual beli, warisan, wasiat dan hibah. Dalam praktik di lapangan apabila kita menelusuri jalan raya terutama di
daerah perkotaan akan dengan mudah menemukan sejumlah perusahaan yang menggunakan logo perusahaan sekaligus sebagai merek dagangannya. Hal ini banyak
dijumpai terutama pada perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan jasa seperti perusahaan jasa angkutan, perbankan, penjualan tiket, pos, katering, salon kecantikan,
pengiriman barang dan sebagainya. Berbeda dengan perusahaan yang memproduksi barang, tidak menggunakan
logo perusahaan sebagai merek dagang. Kebanyakan perusahaan-perusahaan tersebut sengaja membuat merek untuk barang dagangannya, bahkan membuat sejumlah
merek untuk barang yang berbeda dengan jenis yang sama. Hal tersebut dipengaruhi dan dilatar belakangi oleh sejarah Undang-Undang Merek masa lalu, yakni Undang-
Undang Merek Tahun 1961, dimana terdapat 2 dua macam merek yaitu Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan. Sebuah perusahaan pada waktu itu dapat
Universitas Sumatera Utara
melakukan perdagangan dengan menggunakan merek perusahaan. Setelah Undang- Undang Merek Tahun 1961 itu diganti dengan Undang-Undang Merek Tahun 1992
maka tidak ada lagi merek perusahaan dan merek perniagaan, macam-macam merek yang ada sampai sekarang hanyalah merek barang dan merek jasa. Namun demikian
masih saja terdapat perusahaan yang bertahan menggunakan merek perusahaan. Konsekuensi dari berlakunya Undang-Undang Merek Tahun 1992, merek perusahaan
berubah statusnya menjadi menjadi logo perusahaan. Antara merek dengan logo tidak sama, karena logo perlindungan hukumnya tidak memerlukan pendaftaran. Logo
dilindungi oleh hak cipta, sedangkan merek dilindungi oleh hukum setelah dilakukan pendaftaran merek oleh pemiliknya.
Dari segi peraturan tidak ada larangan apabila logo perusahaan digunakan sebagai merek dalam perdagangan, karena belum adanya undang-undang yang
mengatur tentang logo perusahaan. Seorang pengusaha dapat menggunakan logo atau lambang perusahaan sebagai merek dagangnya. Meski demikian sebaiknya logo
perusahaan tidak digunakan sebagai merek dagang. Apabila logo perusahaan digunakan sebagai merek dagang, kemudian didaftarkan pemiliknya ke Ditjen HKI,
merek tersebut menjadi dilindungi oleh hukum. Logo perusahaan statusnya telah berubah menjadi merek. Konsekuensinya merek terdaftar hanya dapat digunakan
terhadap barang atau jasa yang sejenis sebagaimana dalam Daftar Umum Merek. Jika merek tersebut dipasang dalam papan nama perusahaan dan kop surat, hal ini bukan
pada tempatnya karena bukan sebagai barang-barang dagangan yang merupakan objek merek. Dengan demikian mengakibatkan perusahaan tidak mempunyai logo
Universitas Sumatera Utara
lagi dan sebaiknya perusahaan membuat logo yang baru. Diharapkan ada perhatian dari pihak pemerintah mengenai hal ini tidak lain demi ketertiban hukum merek itu
sendiri.
5. Penggantian Undang-Undang Merek Tidak Banyak Mempengaruhi Pelanggaran Merek