27 r
11
= koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan Siharsimi Arikunto, 2013: 107
b Pembelahan awal-akhir
Keterangan: = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
r
11
= koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan Siharsimi Arikunto, 2013: 107
Pemberian interpretasi terhadap koefisien Reliabilitas tes r
11
pada umumnya digunakan patokan sebegai berikut:
1 Apabila r
11
sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji Reliabilitasnya
dinyatakan telah memiliki Reliabilitas yang tinggi. 2 Apabila r
11
lebih kecil daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji Reliabilitasnya dinyatakan memiliki
Reliabilitas yang rendah. Anas Sudijono, 2011: 209
d. Daya Pembeda
Zainal Arifin 2013: 273 menjelaskan Daya Pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu
membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belumkurang menguasai kompetensi
berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien Daya Pembeda suatu butir, maka semakin mampu butir soal tersebut
28 membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi
dengan peserta didik yang belum atau kurang menguasai kompetensi.
Indeks daya beda butir soal juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya beda butir berarti semakin
mampu butir yang bersangkutan membedakan siswa yang telah memahami materi dengan siswa yang belum memahami materi
Sudaryono, 2012: 178. Dalam menghitung daya pembeda digunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan: DP
= indeks daya pembeda butir soal = jumlah jawaban benar pada kelompok atas
= jumlah jawaban benar pada kelompok bawah N
A
= jumlah siswa pada salah satu kelompok A atau B Karno To, 2003: 14
Perhitungan indeks daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut: Negatif
– 9 = sangat buruk, harus dibuang 10 - 19 = buruk, sebaiknya dibuang
20 - 29 = agak baik, kemungkinan perlu direvisi 30 - 49 = baik
50 ke atas = sangat baik
Karno To, 2003: 14
e. Tingkat Kesukaran
Baik atau tidaknya suatu soal dapat diketahui melalui tingkat atau derajat kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing
soal. Menurut Zainal Arifin 2013: 266 perhitungan Tingkat
29 Kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat
kesukaran suatu soal. jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang proporsional, maka dapat dikatakan bahwa soal
tersebut baik. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak terlalu sukar Daryanto, 2012: 179. Soal yang terlalu mudah tidak
dapat merangsang
peserta didik
untuk berusaha
memecahkannya dan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak bersemangat untuk
mencoba kembali karena merasa diluar kemampuannya. Dapat dikatakan pula soal yang baik memiliki tingkat kesukaran yang
proporsional seimbang antara soal yang sukar dan mudah. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:
Keterangan: TK = indeks tingkat kesukaran butir soal tertentu satu butir
B
A
= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok A B
B
= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok B N
A
= jumlah siswa pada kelompok A atasunggul N
B
= jumlah siswa pada kelompok B bawahasor Karno To, 2003: 15
Klasifikasi Tingkat Kesukaran tingkat kemudahan soal adalah sebagai berikut:
0 - 15 = sangat sukar, sebaiknya dibuang
16 - 30 = sukar
31 - 70 = sedang
71 - 85 = mudah
86 - 100 = sangat mudah, sebaiknya dibuang Karno To, 2003: 15