Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

40 Untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu penilaian dapat berupa test dan observasi. Artinya karyawan dinilai, diuji kemampuannya baik melalui ujian tertulis yang menyangkut berbagai hal seperti, tingkat pengetahuan tentang prosedur dan mekanisme kerja yang telah ditetaapkan dan harus ditaati atau melalui ujian taktik yang langsung diamati oleh penilai. j. Pendekatan Evaluasi Komperatif Comparative Evaluation Approach Metode ini mengutamakan perbandingan prestasi kerja seseorang dengan karyawan lain yang menyelenggarakan kegiatan sejenis. Perbandingan demikian dipandang bermanfaat untuk manajemen sumber daya manusia dengan lebih rasional dan efektif, khususnya dalam kenaikan gaji, promosi dan pemberian berbagai bentuk imbalan kepada karyawan.

2.4 Landasan Teori

Pengembangan sumber daya manusia dalam program TB bertujuan untuk menyediakan tenaga pelaksana program yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan sikap dengan kata lain kompetensi yang diperlukan dalam pelaksanaan program TB, dengan jumlah yang memadai pada tempat yang sesuai dan pada waktu yang tepat sehingga mampu menunjang tercapainya tujuan program TB nasional. KemenKes RI, 2011. Menurut Sugiartono 2007 dalam penelitiannya di Bandung menemukan bahwa secara umum kepatuhan petugas program pemberantasan tuberkulosis P2TB puskesmas di Kabupaten Bandung masih rendah hal ini diakibatkan dari sikap Universitas Sumatera Utara 41 petugas yang tidak mendukung, tidak dilakukan supervisi oleh petugas kabupaten dan tidak adanya pengawasan dan pembinaan dari kepala puskesamas. Menurut Gumilar 2003 dalam penelitian Sugiartono 2007, rendahnya kepatuhan petugas disebabkan oleh faktor internal motivasi petugas kurang, pengetahuan yang kurang, dan petugas kurang disiplin dan faktor eksternal sarana prasarana yang kurang mendukung, pengawasan dan pembinaan yang kurang dari pimpinan. Sedangkan menurut Depkes 1999, bila petugas patuh melaksanakan tatalaksana pelayanan dengan baik sesuai dengan standar yang telah ditentukan, secara tidak langsung dapat membawa dampak yang positif terhadap pencapaian cakupan program penanganan tuberculosis strategi DOTS. Menurut Kemenkes RI 2011, dalam menangani pasien TB ada standar yang harus digunakan oleh semua profesi yang terkait dalam penanggulangan TB di semua tempat. Standar tersebut disebut sebagai ISTC. ISTC merupakan standar yang harus dipenuhi dalam menangani pasien tuberkulosis, yang terdiri dari 6 standar untuk penegakan diagnosis, 11 standar untuk pengobatan dan 4 standar untuk fungsi tanggung jawab kesehatan masyarakat. Dengan kata lain ketentuan keaktifan di dalam tatalaksana standar tuberkulosis adalah petugas harus melaksanakan anamnesa, pemeriksaan, diagnosa, pengobatan, penyuluhan dan melaksanakan pencatatan pelaporan. Dalam menilai keaktifan petugas rumah sakit terhadap pelaksanaan strategi DOTS di rumah sakit, sangat dipengaruhi oleh perilaku dari pada petugas rumah sakit tersebut. Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme Universitas Sumatera Utara 42 makhluk hidup yang bersangkutan. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Notoatmodjo, 2007. Menurut Nilawati 2008 yang mengutip pendapat Green 2005, perilaku manusia merupakan refleksi dari beberapa gejala kejiwaaan, seperti keinginan, minat, kehendak pengetahuan, emosi, berpikir, sikap, motivasi, reaksi dan sebagainya, namun sulit dibedakan antara refleksi dengan kejiwaan. Apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala kejiwaan yang tercermin dalam perilaku manusia itu adalah pengalaman, keyakinan, sarana fisik, dan sosio masyarakat, aktif tidaknya seseorang dalam melakukan suatu tindakan sangat dipengaruhi oleh perilaku, dimana keaktifan merupakan Out Come dari perilaku. Menurut Green 1980 dalam Notoatmodjo 2007 menganalisis perilaku seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu ; a. Faktor-faktor predisposisi Predisposing factors Faktor predisposisi ini meliputi : 1 Pengetahuan Menurut Bloom 1908 dalam Notoatmodjo 2010 pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui Universitas Sumatera Utara 43 indra yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan sebagainya dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran telinga, dan indra penglihatan mata. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tuingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yakni : a Tahu know Tahu diartikan hanya sebagai mengingat kembali recall memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. b Memahami comprehension Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. c Aplikasi application Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi lain. d Analisis analysis Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan dan atau suatu memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Universitas Sumatera Utara 44 e Sintesis synthesis Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. 2 Pendidikan Menurut Notoatmodjo 2003 pendidikan adalah merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Pendidikan adalah suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan perilaku sasaran diklat. Dengan kata lain, pendidikan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. Pendidikan formal di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Pendidikan adalah suatu proses yang unsur-unsurnya terdiri dari masukan input yaitu sasaran pendidikan, keluaran output yaitu suatu Universitas Sumatera Utara 45 bentuk perilaku baru atau kemampuan baru dari sasaran pendidikian. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh saran lunak software yang terdiri dari kurikulum, pendidik, metode, dan sebagainya, serta sasaran keras hardware yang terdiri dari ruang, perpustakaan buku-buku, dan alat bantu pendidikan lainnya. Notoatmodjo 2005 3 Pelatihan Pelatihan merupakan salah satu upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas dalam rangka meningkatkan mutu dan kinerja petugas. Materi pelatihan dan metode pembelajaran dalam pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan program dan tugas peserta latih. Tidak semua harus dipelajari, tetapi yang terkait secara langsung tugas pokok peserta dalam program. Metode pembelajaran harus mampu melibatkan partisipasi aktif peserta dan mampu membangkitkan motovasi peserta. Baik materi pelatihan maupun metode pembelajaran tersebut dapat dikemas dalam bentuk modular.Kemenkes RI, 2011. Menurut Anda syahputra 2009 dalam penelitiannya pelatihan adalah satu bentuk peningkatan produktivitas kerja yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar instansi. Pelatihan yang dilakukan di luar instansi umumnya bersifat khusus, lokakarya atau pendidikan formal dengan maksud meningkatkan keterampilan pegawai baik secara horizontal maupun vertikal. Peningkatan secara horizontal berarti memperluas aspek atau jenis pekerjaan yang diketahui. Sedangkan peningkatan secara vertikal berarti memperdalam pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu. Universitas Sumatera Utara 46 4 Sikap Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang telah melibatkan faktor pendapat dan emosi seseorang. Sikap terdiri atas 3 komponen pokok, yaitu kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, arrtinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian didalamnya terkandung faktor emosi orang terhadap objek. Kecenderungan untuk bertindak tend to behave, artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka tindakan. Ketiga komponen tersebut bersama-sama membentuk sikap yang utuh total adtidude. Dalam menentukan sikap yang utuh ini pengetahuan, pikiran keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Notoatmodjo, 2005 5 Kepercayaan Kepercayaan adalah komponen kognitif dari faktor sosio-psikologis. Kepercayaan disini tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang gaib, tetapi hanyalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah. Semakin baik kepercayaan seseorang maka akan semakin baik pula sikap yang akan terbentuk, sehingga pada akhirnya membuat semakin baik pula perilaku yang dimunculkan oleh orang tersebut. Notoatmodjo, 2010. Universitas Sumatera Utara 47 6 Motivasi Motif atau motivasi berasal dari kata Latin moreve yang artinya dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want. Kebutuhan adalah suatu “potensi” dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspons. Salah satu teori yang merumuskan konsep tentang motivasi adalah Teori Hierarki oleh Abraham Maslow 1970. Abraham Maslow menyatakan bahwa terdapat lima kelompok kebutuhan utama manusia, yaitu : kebutuhan dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan bersosialisasi, kebutuhan ego penghargaan, kebutuhan beraktualisasi diri. Pada hakekadnya manusia selalu mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhannya. Nurdin, 2011 b. Faktor-faktor pemungkin enabling factor Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas fisik dan umum yang mendukung kelancaran kegiatan program pemberantasan tuberkulosis. Fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan yang meliputi rumah sakit, obat-obatan, peralatan perlengkapan pemeriksaan sputum dahak, reagen-reagen untuk pemeriksaan laboratorium, dan lain sebagainya. c. Faktor-faktor penguat reinforcing factors Faktor penguat yang dimaksud di sini adalah pengawasan dan pembinaan Direktur RS kepemimpinan. Apakah petugas P2TB mendapatkan dukungan atau motivisai dari pimpinanpengawasan dan pembinaan Direktur rumah sakit, supervisi, penghargaan reward maupun hukuman punishment yang tentunya Universitas Sumatera Utara 48 akan mempengaruhi sikap dan perilaku pertugas P2TB ini untuk aktif dalam pelaksanaan program pemberantasan TB di rumah sakit.

2.5 Kerangka Konsep