Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bahasalah manusia berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dalam kehidupan modern dewasa ini sangatlah jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Henry Guntur Tarigan 1983: 1 bahwa keterampilan menulis suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa terpelajar. Bahasa juga memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional dalam dunia pendidikan yaitu bagi peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Menurut Firdaus Zarkasyi 2011:9, bahasa adalah seperangkat ujaran bermakna yang dihasilkan oleh alat ujar manusia. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan. Kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar 2008:256 yang menyatakan bahwa aspek-aspek kemampuan berbahasa meliputi empat hal yaitu kemampuan menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Pemerolehan keterampilan berbahasa tersebut bersifat hierarkis. Artinya, pemerolehan keterampilan berbahasa yang satu akan 2 menjadi dasar penguasaaan keterampilan yang lain. Dengan menulis seseorang membiasakan berpikir dan berbicara secara teratur, runtun, dan sistematis. Keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis saling berhubungan dengan cara beraneka ragam dan keempat keterampilan tersebut disajikan secara terpaduh. Suparno dan Mohamad Yunus 2006:13 mendefinisikan menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menurut Tarigan Haryadi, dkk. 1996 : 77 menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang- lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang–lambang grafis tersebut. Hal yang sama dikemukakan Saleh Abbas 2006:125 bahwa kegiatan menulis tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bahasa yang lainnya. Menulis didorong oleh kegiatan berbicara, mendengarkan, dan membaca. Keterampilan atau kemampuan menulis merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan paling sulit. Burhan Nurgiyantoro 2001:296 mengemukakan jika dibanding tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi karangan. Baik unsur bahasa maupun isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu, sangat jelas bahwa untuk menguasai keterampilan menulis diperlukan penguasaan 3 berbagai unsur bahasa. Pembelajaran keterampilan menulis harus dapat menghasilkan kegiatan yang aktif produktif. Berdasarkan hasil observasi pada 9 Januari 2016 yang dilakukan di SD Negeri Gedongkiwo pada siswa kelas IV, guru yang mengajar di kelas tersebut menyatakan bahwa keterampilan siswa menulis masih rendah, baik dalam penyusunan kalimat, pemilihan kata, penggunaan tanda baca masih merasa kesulitan sehingga isi dari hasil menulisnya tidak jelas. Masih ditemui beberapa siswa yang kurang memiliki keterampilan dalam menulis khususnya karangan narasi. Selain itu juga diketahui beberapa siswa SD pada saat menulis karangan narasi hanya mampu membuat beberapa kata kemudian tidak bisa lagi melanjutkan tulisannya dan kurang kosakata akibatnya siswa memakai bahasa daerah karena lupa bagaimana jalan ceritanya. Hal itu disebabkan dalam memberikan pembelajaran menulis, pembelajaran menulis lebih banyak teori dari pada melatih keterampilannya. Pembelajaran menulis masih menggunakan metode atau pendekatan yang kurang bervariasi, sehingga yang terjadi di kelas adalah siswa tidak aktif, mengantuk dan asyik dengan kegiatannya sendiri tidak memperhatikan penjelasan guru. Sedangkan pembelajaran sedang berlangsung. Dengan keadaan seperti itu tidak ada lagi suasana yang kondusif, siswa tidak di berikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan potensi yang dimilikinya bahkan siswa tidak memiliki kepercayaan diri dengan kemampuannya. Keberhasilan belajar bahasa Indonesia siswa juga sangat dipengaruhi oleh peran guru dalam proses pembelajaran. Upaya untuk menunjang keberhasilan 4 pembelajaran adalah dengan digunakannya pendekatan, model atau metode pembelajaran maupun media pembelajaran yang menarik dan efektif sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran bahasa Indonesia itu sendiri. Penggunaan pendekatan atau model pembelajaran yang kurang menarik bagi peserta didik seperti hanya menggunakan metode ceramah yang kurang bervariasi dan cenderung dominan di SD Negeri Gedongkiwo membuat siswa kurang termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan merasa bosan dan kurang berminat dalam proses pembelajaran karena dalam metode pembelajaran yang konvensional, siswa kurang leluasa untuk aktif dan berkreasi dalam pembelajaran yang akhirnya bisa membuat konsentrasi siswa kurang terfokus pada pembelajaran dan cenderung membuat siswa cepat merasa bosan. Salah satu model yang dapat dianggap membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan adalah model contextual teaching and learning. Model contextual teaching and learning adalah strategi yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Seperti yang dijelaskan Wina Sanjaya 2006:255 contekstual teaching and learning adalah suatu startegi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dengan demikian diharapkan siswa akan lebih lama dalam mengingat isi karangan daripada guru hanya bercerita di depan kelas. Berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SD Gedongkiwo, guru tersebut belum pernah melaksanakan pembelajaran 5 menggunakan model contextual teaching and learning untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, peneliti bermaksud melakukan “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Menggunaka Model Contextual Teaching and Learning pada Siswa Kelas IV SD N Gedongkiwo” Yogyakarta. 6

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SD KELAS IV GUGUS SUNAN AMPEL DEMAK

6 89 212

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM MATA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI

0 0 16

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SD KELAS TINGGI.

0 2 11

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING Meningkatkan Ketrampikan Menulis Karangan Narasi MElalui Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas V SD Negeri Angg

0 1 15

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI II CIPTASARI: Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri II Ciptasari Kecamatan

0 0 38

Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri I Tambaknegara Banyumas.

0 0 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DI KELAS V SD NEGERI 3 GRENGGENG KARANGANYAR KEBUMEN.

0 1 203

IMPLEMENTASI MODEL EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

0 1 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING DI SEKOLAH DASAR

0 0 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DI SEKOLAH DASAR

0 0 12