Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I

permasalahan yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi sehingga keterampilan menulis karangan narasi siswa dapat meningkat.

2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 bulan April tahun 2016 siklus ini dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Berikut ini tahapan pelaksanaan tindakan siklus I. 1 Perencanaan Perencanaan tindakan dimulai dengan menyusun rancangan pembelajaran bahasa indonesia dengan menerapkan model yang sudah disepakati antara peneliti dan guru yaitu model kontekstual. Peneliti ini bersifat kolaboratif, sehingga peneliti dan guru kelas sepakat untuk bekerja sama atau berkolaborasi dalam penelitian. Tugas guru kelas IV dalam penelitian ini yaitu melaksanakan pembelajaran bahasa indonesia dengan menerapkan model yang disepakati sebelumnya. 2 Pelaksanaan tindakan Dalam tahap pelaksanaan tindakan, guru kelas sebagai pelaksana tindakan dan dibantu oleh peneliti memposisikan diri sebagai observer selama pembelajaran. Sesuai dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dilakukan 3 kali pertemuan. a Pertemuan I Pertemuan dilakukan pada hari selasa tanggal 12 April 2016. Pembelajaran dimulai pada pukul 08.10 dan berakhir pada pukul 09.20. pertemuan I diikuti oleh semua siswa dengan jumlah 23 siswa. Guru memulai pembelajaran dengan melakukan tanya jawab kepada siswa tentang pengalaman pribadi yang pernah dialami siswa. Sebagian siswa terlihat antusias ketika menjawab pertanyaan tentang pengalaman yang dialaminya. Kemudian guru menjelaskan tentang keterampilan menulis kepada siswa. Guru memberikan contoh dengan membacakan karangan kepada siswa. Guru menjelaskan tentang karangan narasi. Setelah itu siswa diberi tugas untuk mencoba membuat karangan narasi dengan tema pengalaman pribadi yang telah dialami siswa. Siswa yang sudah selesai diminta guru untuk membacakan hasil karangannya di depan kelas. Setelah itu guru bersama siswa berdiskusi tentang kesulitan yang dialami siswa selama menulis karangan narasi. Siswa bersama guru mencari solusi untuk mengatasi hal tersebut. Diakhir pembelajaran guru dan siswa melakukan tanya jawab hal-hal yang belum dipahami siswa. b Pertemuan II Pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari jumat tanggal 15 April 2016. Pembelajaran dimulai pada pukul 08.10 dan berakhir pada pukul 09.20. Guru mengingatkan kembali siswa tentang karangan narasi dengan bertanya jawab. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa tentang EYD dan tanda baca yang benar ketika menulis karangan narasi. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing- masing kelompok mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru. Setelah itu perwakilan dari kelompok masing-masing menyampaikan hasil kelompoknya di depan kelas. Setelah penyampaian hasil diskusi selesai, guru meluruskan pernyataan siswa yang kurang tepat. Siswa diberi kesempatan menanyakan materi yang belum dipahami. Siswa dan guru meyimpulkan tentang materi tentang materi yang telah dipelajari. Setelah menemukan solusi kemudian guru memberikan tugas untuk belajar membuat kerangka karangan berdasarkan pengalaman yang paling berkesan. Guru mengakhiri pembelajaran Bahasa Indonesia pada pertemuan tersebut dengan memberikan motivasi kepada siswa. c Pertemuan III Pada pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 19 April 2016. Pembelajaran dimulai pada pukul 08.10 dan berakhir pukul 09.20. guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengingatkan siswa kembali tentang karangan narasi dan bertanya jawab. Kemudian dilanjutkan dengan memberi penjelasan langkah- langkah menulis karangan narasi. Setiap siswa membuat kerangka karangan berdasarkan topik yang mereka tentukan. Guru membimbing siswa dalam menentukan pengalaman yang akan dijadikan karangan. Siswa diberi kesempatan bertanya pada guru atau siswa lain apabila menemukan kesulitan. Setelah kerangka karangan selesai, siswa diarahkan untuk mengembangkannya. Guru memberikan umpan balik tentang langkah-langkah menulis karangan narasi. Berdasarkan penjelasan guru siswa memperbaiki kesalahan pada karangannya secara mandiri. Siswa mengumpulkan hasil karangan yang dibuat. Siswa diberi kesempatan menanyakan materi yang belum dipahami. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru mengakhiri pertemuan tersebut dengan memberi motivasi untuk giat belajar. 3 Observasi Observasi yang dilakukan pada siklus I meliputi tiga pertemuan. Dari ketiga pertemuan terebut. Observasi dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observer melakukan pengamatan terhadap pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi. Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan perencanaan tindakan yang sudah dibuat. Observasi juga digunakan untuk memperoleh data seberapa besar pengaruh metode kontekstual terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa. Oleh karena itu observasi hanya diarahkan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hasil observasi tersebut diuraikan sebagai berikut. a. Aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan Berdasarkan hasil observasi siklus I bahwa guru, aspek menghubungkan kontruktivisme pengalaman awal siswa dengan materi pada pertemuan I termasuk dalam kategori baik dan pertemuan II dan pertemuan III termasuk dalam kategori baik. Aspek guru memberikan pembelajaran pada pertemuan I termasuk dalam kategori baik, dan pertemuan II, III termasuk dalam kategori baik. Aspek guru memberi kesempatan siswa bertanya pada pertemuan I,II,III termasuk kategori baik. Kemudian, aspek guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok pada pertemuan I,II,III termasuk kategori baik. Aspek guru melakukan refleksi pada akhir pembelajaran pada pertemuan I,II,III termasuk kategori baik. Selanjutnya aspek guru melakukan penilaian secara objektif pada peremuan I,II,III termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan data-data observasi, diketahui bahwa pada pertemuan I mendapat persentase 72,5 termasuk kategori baik. pada pertemuan II mendapat persentse 75 termasuk kategori baik. pada pertemuan III mendapat persentase 82,5 termasuk kategori baik. oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi melalui contextual teaching and learning termasuk kategori baik dengan mengacu pada persentase keseluruhan 76,67. b. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan tindakan Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa bahwa aspek siswa pada pertemuan I, II, dan III termasuk dalam kategori baik. pada pertemuan I termasuk kategori cukup, sedangkan pada aspek pertemuan II, III termasuk kategori baik. diketahui juga bahwa garis besar aktivitas siswa dalam menulis karangan narasi melalui model kontekstual dalam kategori baik dengan mengacu pada persentase keseluruhan 75,83. Data tersebut hasil dari perolehan skor pada setiap pertemuan, meliputi pertemuan I sebesar 67,5, pertemuan II sebesar 77,5, dan pertemuan III sebesar 82,5. Hasil siklus I menunjukkan kualitas mengalami sedikit peningkatan. 4 Refleksi Tahap refleksi diawali dengan mengumpulkan data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Data-data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis dan interpretasi sebagai dasar untuk melakukan tindakan selanjutnya. Hasil pada tes siklus I keterampilan menulis karangan narasi pada siklus I sebagai berikut. Tabel 9. Deskripsi Hasil Tes Keterampilan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Contextual Teaching and Learning pada Siklus I No Skor Nilai 1 82 2 66 3 83 4 64 5 60 6 63 7 80 8 67 9 70 10 78 11 71 12 67 13 71 14 76 15 84 16 70 17 82 18 85 19 78 20 79 21 63 22 82 23 77 Jumlah 1698 Rata-rata 73.82 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan model kontekstual. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil rata-rata setiap pertemuan sebagai berikut. Tabel 10. Hasil Tes Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada Siklus I Jumlah Siswa Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III 23 64,73 69,86 73,82 Keterangan Cukup baik Baik 6 Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada pertemuan II dan III. Jika disajikan dalam bentuk diagram, peningkatan rata-rata keterampilan menulis karangan narasi siklus I adalah sebagai berikut. Gambar 3. Diagram Peningkatan Keterampilan Hasil Menulis Karangan Narasi pada Siklus I Peningkatan hasil tes keterampilan menulis karangan narasi pada siklus I tersaji pada tabel dibawah ini. Tabel 11. Peningkatan Tes Keterampilan Menulis Karangan Narasi dari Pra Tindakan ke Siklus I. Hasil Tes Rata-rata Keterangan Pratindakan 60,60 Cukup Siklus I 73,82 Baik Peningkatan 13,22 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil keterampilan menulis karangan narasi menunjukkan peningkatan. Dapat dilihat dari rata-rata kelas pada pratindakan 60,60 meningkat menjadi 73,82 pada siklus I. Walaupun pencapaian mengalami kenaikan tetapi masi ada beberapa kelemahan dan kekurangan- 60 62 64 66 68 70 72 74 76 Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Rata-rata Kelas kekurangan yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung. Sehingga dalam penelitian siklus harus diadakan tindakan berupa perbaikan beberapa hal yaitu. 1. Aktivitas menulis karangan pada siswa masih terdapat banyak kesalahan dalam hal tata bahasa, ejaan dan tanda baca. Oleh karena itu pada siklus II guru akan membahas kembali kepada siswa tentang kesalahan-kesalahan yang terdapat pada hasil karangan siswa, sehingga pada siklus II tidak terjadi kembali kesalahan yang sama. 2. Sebagian siswa terlihat kurang berani dan aktif ketika mengemukakan pendapat ketika pembelajaran menulis karangan narasi. Selain itu sebagian siswa juga masih kurang berani dan ragu-ragu ketika guru menyuruh siswa membacakan hasil karangannya di depan kelas. Oleh sebab itu sebaiknya guru lebih memberikan motivasi kepada siswa saat pembelajaran menulis karangan berlangsung. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan siklus I masih harus perlu diperbaiki. Perbaikan tindakan dalam siklus I akan dilaksanakan pada siklus II.

c. Siklus II

1 Perencanaan tindakan Perencanaan tindakan dalam siklus II ini dilaksanakan untuk memperbaiki perencanaan tindakan pada siklus I. Perbedaan antara tindakan siklus I dan siklus II terletak pada bagaimana tindakan siklus II 8 merupakan perbaikan dari tindakan refleksi pada siklus I. Kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diperbaiki pada tindakan siklus II. Perencanaan tindakan seperti pada siklus I yaitu dimulai dengan mempersiapkan RPP yang kemudian dikonsultasikan terlebih dahulu oleh peneliti kepada guru kelas IV SD Negeri Gedongkiwo, yang berguna untuk menjadi acuan dalam melaksanakan pembelajaran. Pelaksanaan siklus II Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun untuk 3 kali pertemuan 6x35 menit. Selanjutnya, peneliti mempersiapkan instrumen yang akan digunakan dalam proses penelitian yaitu berupa soal tes, lembar observasi. Lembar observasi dan instrumen yang digunakan juga sama dengan siklus I. Selain itu hal-hal yang harus dilakukan peneliti dalam perencanaan tindakan dengan melihat hasil refleksi siklus I yaitu guru dapat menjelaskan dan memberi contoh kepada siswa tentang kesalahan- kesalahan yang ada pada hasil karangan narasi siswa, sehingga hasil karangan narasi siswa dalam siklus II menjadi lebih baik dan kesalahan- kesalahan yang ada pada siklus I tidak terulang kembali. Kemudian guru juga dapat lebih memberikan motivasi pada siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Selain itu, peneliti dan guru juga harus membuat pembelajaran menulis narasi menjadi lebih menarik dengan cara pembelajaran tidak merasa bosan sehingga siswa mempunyai kemauan yang keras untuk belajar keterampilan menulis narasi. 2 Pelaksanaan tindakan Seperti pada pelaksanaan tindakan siklus I, guru kelas sebagai pelaksana tindakan dan dibantu oleh peneliti memposisikan diri sebagai observer selama pembelajaran. Sesuai dengan perencanaan tindakan dalam tiga pertemuan yang terurai sebagi berikut. a. Pertemuan I Pertemuan I dilakukan pada hari jumat tanggal 22 April 2016. Pembelajaran dimulai pada pukul 08.10 dan diakhir 09.20 pertemuan I diikuti oleh semua siswa sebanyak 23 siswa. Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan inti dimulai dengan melakukan tanya jawab mengenai karangan narasi yang dibuat pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya membahas kesalahan-kesalahan pada karangan yang dibuat siswa pada pertemuan sebelumnya. Guru menjelaskan penulisan kata depan, ejaan, dan tanda baca benar sehingga siswa menjadi lebih jelas. Beberapa siswa memberikan contoh menulis kalimat yang sesuai dengan aturan penulis tanda baca dan ejaan. Guru memberi kesempatan untuk bertanya. Kegiatan selanjutnya membentuk kelompok diskusi. Setiap kelompok diberikan LKS tentang latihan menulis kata depan, ejaan, dan kalimat yang efektif untuk didiskusikan. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan bimbingan guru. Setelah itu setiap kelompok selesai mengerjakan, setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. 60 Siswa lain diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya mengenai hasil diskusi oleh kelompok lain. Guru meluruskan pernyataan yang menyimpang dengan melakukan diskusi bersama. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang dipelajari. Kegiatan diakhiri dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari langkah-langkah menulis narasi dengan benar. Kemudian guru menutup pembelajaran pada hari tersebut dengan memberikan motivasi dan berdoa. b. Pertemuan II Pada pertemuan II dilaksanakan pada hari selasa 26 April 2016. Pembelajaran dimulai pada pukul 08.10 dan diakhiri 09.20. Kegiatan diawali dimulai dengan guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan inti pada pertemuan II ini dimulai dengan guru menanyakan materi tugas cara menulis karangan narasi yang tepat. Mengarahkan siswa untuk membuat kerangka karangan sederhana berdasarkan kegiatan sehari-hari. Berdasarkan kerangaka karangan yang dibuat, setiap siswa menuliskan kalimat-kalimat efektif yang menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar. Siswa dapat bertanya kepada teman atau guru apabila mengalami kesulitan. Kalimat-kalimat efektif disusun dalam bentuk karangan utuh dan runtut berdasarkan kerangka karangan yang dibuat. Selanjutnya guru memberikan umpan balik tentang penulisan ejaan, unsur- unsur karangan, dan struktur karangan. Siswa diberi kesempatan 61 menanyakan materi yang belum dipahami. Siswa dan guru menyimpulkan dan mencatat materi yang dipelajari. Kegiatan diakhiri dengan memberikan motivasi untuk giat belajar dan berdoa. c. Pertemun III Pertemuan III dilaksanakan pada hari jumat tanggal 29 April 2016. Pembelajaran dimulai pada pukul 08.10 dan berakhir 09.20. kegiatan awal dimulai dengan guru megucapkan salam dan mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan inti dimulai dengan menanyakan tentang pembelajaran sebelumnya mengenai kerangka karangan, kemudian siswa ditugaskan untuk membuat karangan narasi dengan pengalaman mereka yang mengesankan. Setelah itu lembar tugas siswa dikumpulkan. Kegiatan diakhir dengan memberi motivasi dan berdoa. 3. Observasi Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus II, diperoleh data sebagai berikut. a. Aktivitas guru Berdasarkan hasil observasi siklus I bahwa guru, aspek menghubungkan kontruktivisme pengalaman awal siswa dengan materi pada pertemuan I termasuk dalam kategori baik dan pertemuan II dan pertemuan III termasuk dalam kategori baik. Aspek guru memberikan pembelajaran pada pertemuan I termasuk dalam kategori 62 baik, dan pertemuan II, III termasuk dalam kategori baik. Aspek guru memberi kesempatan siswa bertanya pada pertemuan I,II,III termasuk kategori baik. Kemudian, aspek guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok pada pertemuan I,II,III termasuk kategori baik. Aspek guru melakukan refleksi pada akhir pembelajaran pada pertemuan I,II,III termasuk kategori baik. Selanjutnya aspek guru melakukan penilaian secara objektif pada peremuan I,II,III termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan data-data observasi, diketahui bahwa pada pertemuan I mendapat persentase 80 termasuk kategori baik. pada pertemuan II mendapat persentse 82,5 termasuk kategori baik. pada pertemuan III mendapat persentase 85 termasuk kategori baik. oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi melalui contextual teaching and learning termasuk kategori baik dengan mengacu pada persentase keseluruhan 82,5. b. Aktivitas siswa Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dapat diketahui bahwa aspek siswa siap mengikuti pembelajaran pada pertemuan I, II dan III termasuk dalam kategori baik. aspek siswa aktif mengikuti pembelajaran pada pertemuan I, II dan III termasuk dalam kategori baik sekali. Aspek siswa memperhatikan penjelasan guru pada pertemuan I, II, dan III termasuk dalam kategori baik. Aspek siswa mengerjakan tugas yang diberikan pada pertemuan I, II, dan III termasuk kategori baik sekali. 63 Aspek siswa melakukan diskusi kelompok pada pertemuan I dalam kategori baik sekali, pertemuan II pada kategori kurang, dan pada pertemuan III dalam kategori cukup. Aspek siswa menyusun kerangka pertemuan I pada kategori baik sekali, pertemuan II pada kategori cukup, dan pertemuan III pada kategori baik. Aspek siswa membuat Karangan narasi I pada kategori kurang, pertemuan II pada kategori baik sekali, dan pertemuan III pada kategori baik sekali. Diketahui juga bahwa secara garis besar aktivitas siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi melalui model pembelajaran kontekstual termasuk dalam kategori baik sekali mengacu pada persentase keseluruhan 86,67. Data tersebut berdasarkan hasil dari rata-rata skor pada setiap pertemuan I 82,5 dengan kategori baik, pertemuan II 87,5 dengan kategori baik sekali dan pertemuan III 90 dengan kategori baik sekali. 4. Refleksi Secara umum, pada siklus II tidak ditemukan kendala yang prinsip, karena pelaksanaan siklus II merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya. Berdasarkan semua observasi menunjukkan peningkatan, baik kualitas pembelajaran maupun keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi. Berdasarkan hasil tes siklus II keterampilan menulis karangan narasi, hasil tes menulis narasi sebagai berikut. 64 Tabel 12. Deskripsi hasil tes keterampilan menulis karangan narasi menggunkan model kontekstual pada siklus II No Skor Nilai 1 86 2 79 3 95 4 70 5 78 6 69 7 92 8 72 9 77 10 91 11 76 12 72 13 76 14 78 15 85 16 76 17 91 18 93 19 90 20 86 21 78 22 83 23 79 Jumlah 1872 Rata-rata 81.391 Dari tabel di atas terjadi peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan kontekstual. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil rata-rata dari setiap pertemuan sebagai berikut. Tabel 13. Hasil Tes Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada Siklus II. Jumlah Siswa Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III 23 78,04 78,73 81,39 Keterangan Baik Baik Baik 65 Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada pertemuan I, II dan III. Jika disajikan dalam bentuk diagram, peningkatan rata-rata keterampilan menulis karangan narasi pada siklus II adalah sebagai berikut. Gambar.4. Diagram Peningkatan Hasil Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada Siklus II. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa. Aspek hasil tes keterampilan menulis karangan narasi juga menunjukkan peningkatan. Hasil tes dari siklus I dan siklus II tersaji dalam tabel berikut. Tabel.14. Hasil Tes Keterampilan menulis narasi dari Siklus I dan Siklus II Hasil tes Rata-rata keterangan Siklus I 73,82 baik Siklus II 81,39 Baik Peningkatan 7,57 76,5 77 77,5 78 78,5 79 79,5 80 80,5 81 81,5 Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III 66 Dari tabel diatas, diketahui peningkatan hasil keterampilan menulis karangan narasi. Peningkatan terjadi pada rata-rata kelas yang diperoleh. Rata-rata kelas pada siklus I adalah 73,82 meningkat menjadi 81,39 pada siklus II. Peningkatan rata-rata yang terjadi yaitu 7,57. Agar mudah dipahami pembaca. Peningkatan dari pra tindakan ke setelah tindakan siklus I dan siklus II tersaji dalam tabel berikut. Tabel 15 . Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Menulis karangan narasi dari Pra Tindakan hingga Setelah Tindakan Siklus I ke Siklus II keterangan Pratindakan Setelah tindakan Rata-rata 60,60 Siklus I Siklus II 73,82 81,39 Keterangan Cukup Baik baik Berdasarkan tabel di atas diketahui rata-rata yang dicapai pada pra tindakan 60,60 meningkat pada siklus I menjadi 73,82 dan pada siklus II menjadi 81,39. Hasil ini menunjukkan pelaksanaan tindakan terbukti mampu meningkatkan hasil tes keterampilan menulis karangan narasi. Jika disajikan dalam bentuk diagram, peningkatan rata-rata keterampilan menulis karangan narasi pada pra tindakan hingga setelah tindakan siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut. 67 Gambar 5. Diagram Peningkatan Hasil Keterampilan Menulis Narasi Siswa pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II. Dari gambar diagram peningkatan hasil tes keterampilan menulis di atas,dapat diketahui bahwa secara garis besar menunjukan peningkatan secara berturut-turut dari pra tindakan ke setelah tindakan siklus I dan siklus II. Pada siklus II juga tidak lepas dari kendala-kendala. Kendala atau hambatan yang terdapat pada siklus II adalah sebagai berikut. a. Masih terdapat siswa yang menunjukkan sikap pasif dalam proses pembelajaran b. Sup aspek ejaan dan tanda baca masih menjadi kelemahan siswa dalam menulis. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pratindakan Siklus I Siklus II 68 c. Siswa mulai jenuh dengan kegiatan menulis narasi. Hal ini ditunjukkan sikap siswa saat diberi tahu akan melakukan diskusi dengan guru kelas untuk menentukan tindakan selanjutnya. Berdasarkan hasil diskusi, disepakati bahwa pelaksanaan tindakan berhenti sampai sklus II saja. Hal ini mengacu pada tujuan awal penelitian yang sudah terpenuhi. Kendala yang terjadi bukan merupakan kendala yang prinsip sehingga tidak mempengaruhi hasil secara keseluruhan. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual melalui dua siklus tindakan telah terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD Negeri Gedongkiwo., baik secara aspek aktivitas pembelajaran maupun aspek hasil keterampilan menulis narasinya.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SD KELAS IV GUGUS SUNAN AMPEL DEMAK

6 89 212

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM MATA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI

0 0 16

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SD KELAS TINGGI.

0 2 11

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING Meningkatkan Ketrampikan Menulis Karangan Narasi MElalui Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas V SD Negeri Angg

0 1 15

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI II CIPTASARI: Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri II Ciptasari Kecamatan

0 0 38

Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri I Tambaknegara Banyumas.

0 0 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DI KELAS V SD NEGERI 3 GRENGGENG KARANGANYAR KEBUMEN.

0 1 203

IMPLEMENTASI MODEL EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

0 1 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING DI SEKOLAH DASAR

0 0 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DI SEKOLAH DASAR

0 0 12