Deskripsi Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua a. Komposisi responden menurut tingkat pendidikan orang tua Dari segi tingkat pendidikan orang tua, responden dapat digolongkan menjadi 5 golongan yaitu Tidak Tamat SD, Tamat SD, Tamat SMP, Tamat SMASMK dan Tamat AkademiPerguruan Tinggi. Tabel 5.1 Komposisi responden menurut tingkat pendidikan orang tua Ayah Ibu Jumlah Tingkat Pendidikan Orang Tua f f A + I Tidak Tamat SD 1 0,71 1 0,71 2 0,71 Tamat SD 3 2,13 7 4,97 10 3,54 Tamat SMP 8 5,67 15 10,64 23 8,16 Tamat SMA SMK 74 52,49 73 51,77 147 52,13 Tamat Akademi Perguruan Tinggi 55 39,0 45 31,91 100 35,46 Jumlah 141 100 141 141 282 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan orang tua siswa yang Tidak Tamat SD 2 sebesar 0,71, Tamat SD 10 sebesar 3,54, Tamat SMP 23 sebesar 8,16, Tamat SMA SMK 147 sebesar 52,13 dan Tamat Akademi Perguruan Tinggi 100 sebesar 35,46. Kemudian untuk menginterpretasikan variabel tingkat pendidikan orang tua siswa dilakukan pendistribusian skor. Pendistribusian skor ini mengacu pada PAP tipe II Penilaian Acuan Patokan sebagai berikut: 58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam PAP tipe II Masidjo, 1985: 40 kompetensi minimal yang merupakan passing score adalah 56 dari total skor yang seharusnya dicapai oleh orang tua serta diberi nilai cukup. Berikut ini proses perhitungan PAP tipe II pada tingkat pendidikan orang tua : Diketahui : Nilai maksimal tingkat pendidikan orang tua = 10 Penggolongan skor tingkat pendidikan orang tua : 81 x 10 = 8,1 dibulatkan menjadi 8 66 x 10 = 6,6 dibulatkan menjadi 7 56 x 10 = 5,6 dibulatkan menjadi 6 46 x 10 = 4,6 dibulatkan menjadi 5 46 dibawah 5 Tabel 5.2 Penilaian dan Pengkategorian Tingkat Pendidikan Orang Tua Skor Nilai Kategori Total 8 – 10 A Sangat Tinggi 114 7 – 7,5 B Tinggi 14 6 – 6,5 C Sedang 8 5 – 5,5 D Rendah 3 ≤ 4 E Sangat Rendah 2 Jumlah 141 Dari hasil yang diperoleh melalui penghitungan PAP tipe II, tingkat pendidikan orang tua berada pada semua kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masing-masing orang tua memiliki tingkat pendidikan yang bervariasi walaupun tidak merata, yang ditunjukkan dengan kategori yang paling banyak berada pada kategori tingkat pendidikan orang tua yang sangat tinggi. b. Komposisi responden menurut tingkat pendapatan orang tua Dari segi tingkat pendapatan orang tua, responden dapat digolongkan menjadi 5 golongan yaitu kurang dari Rp 500.000,00 ; Antara Rp 500.000,00 - Rp 750.000,00 ; Antara Rp 750.000,00 - Rp 1.000.000,00 ; Antara Rp 1.000.000,00 - Rp 1.250.000,00 dan Lebih dari Rp 1.250.000,00. Tabel 5.3 Komposisi responden menurut tingkat pendapatan orang tua Ayah Ibu Sampingan A + I Jumlah Tingkat Pendapatan Orang Tua f f f f Rp 500.000,00 27 19,14 79 56,03 124 87,94 230 54,38 Ant Rp 500.000,00 - Rp 750.000,00 21 14,90 18 12,77 5 3,54 44 10,40 Ant Rp 750.000,00 - Rp 1.000.000,00 29 20,57 16 11,34 4 2,84 49 11,58 Ant Rp 1.000.000,00 - Rp 1.250.000,00 29 20,57 17 12,06 4 2,84 50 11,82 Rp 1.250.000,00 35 24,82 11 7,80 4 2,84 50 11,82 Jumlah 141 100 141 100 141 100 423 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendapatan orang tua siswa yang mempunyai pendapatan kurang dari Rp 500.000,00 230 sebesar 54,38, antara Rp 500.000,00 - Rp 750.000,00 44 sebesar 10,40, antara Rp 750.000,00 - Rp 1.000.000,00 49 sebesar 11,58, antara Rp 1.000.000,00 - Rp 1.250.000,00 50 sebesar 11,82, dan lebih dari Rp 1.250.000,00 50 sebesar 11,82. Kemudian untuk menginterpretasikan variabel tingkat pendapatan orang tua siswa dilakukan pendistribusian skor. Pendistribusian skor ini mengacu pada PAP tipe II Penilaian Acuan Patokan sebagai berikut: Dalam PAP tipe II Masidjo, 1985: 40 kompetensi minimal yang merupakan passing score adalah 56 dari total skor yang seharusnya dicapai oleh orang tua serta diberi nilai cukup. Berikut ini proses perhitungan PAP tipe II pada tingkat pendapatan orang tua : Diketahui : Nilai maksimal tingkat pendapatan orang tua = 15 Penggolongan skor tingkat pendapatan orang tua : 81 x 15 = 12,15 dibulatkan menjadi 12 66 x 15 = 9,9 dibulatkan menjadi 10 56 x 15 = 8,4 dibulatkan menjadi 8 46 x 15 = 6,9 dibulatkan menjadi 7 46 dibawah 7 Tabel 5.4 Penilaian dan Pengkategorian Tingkat Pendapatan Orang Tua Skor Nilai Kategori Total 12 - 15 A Sangat Tinggi 2 10 - 11 B Tinggi 11 8 - 9 C Sedang 20 7 – 7,5 D Rendah 13 ≤ 6 E Sangat Rendah 95 Jumlah 141 Dari hasil yang diperoleh melalui penghitungan PAP tipe II, tingkat pendapatan orang tua berada pada semua kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan masing-masing orang tua memiliki tingkat pendapatan yang bervariasi walaupun tidak merata, yang ditunjukkan dengan kategori yang paling banyak berada pada kategori tingkat pendapatan yang diterima orang tua setiap bulannya yang sangat rendah. c. Komposisi responden menurut jenis pekerjaan orang tua Dari segi jenis pekerjaan orang tua, responden dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu golongan rendah, golongan menengah dan golongan atas. Tabel 5.5 Komposisi responden menurut jenis pekerjaan orang tua Ayah Ibu Jumlah Jenis Pekerjaan Orang Tua f f f Golongan Rendah 24 17,02 70 49,65 94 33,33 Golongan Menengah 72 51,07 46 32,62 118 41,84 Golongan Atas 45 31,91 25 17,73 70 24,83 Jumlah 141 100 141 100 282 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis pekerjaan orang tua siswa yang termasuk ke dalam Golongan Rendah 94 sebesar 33,33, Golongan Menengah 118 sebesar 41,84, dan Golongan Atas 70 sebesar 24,83. Kemudian untuk menginterpretasikan variabel jenis pekerjaan orang tua siswa dilakukan pendistribusian skor. Pendistribusian skor ini mengacu pada PAP tipe II Penilaian Acuan Patokan sebagai berikut: Dalam PAP tipe II Masidjo, 1985: 40 kompetensi minimal yang merupakan passing score adalah 56 dari total skor yang seharusnya dicapai oleh orang tua serta diberi nilai cukup. Berikut ini proses perhitungan PAP tipe II pada jenis pekerjaan orang tua : Diketahui : Nilai maksimal jenis pekerjaan orang tua = 6 Penggolongan skor jenis pekerjaan orang tua : 81 x 6 = 4,86 dibulatkan menjadi 5 66 x 6 = 3,96 dibulatkan menjadi 4 56 x 6 = 3,36 dibulatkan menjadi 3 46 x 6 = 2,48 dibulatkan menjadi 2 46 dibawah 2 Tabel 5.6 Penilaian dan Pengkategorian Jenis Pekerjaan Orang Tua Skor Nilai Kategori Total 5 – 6 A Sangat Tinggi 30 4 – 4,5 B Tinggi 54 3 – 3,5 C Sedang 46 2 – 2,5 D Rendah 11 ≤ 1 E Sangat Rendah Jumlah 141 Dari hasil yang diperoleh melalui penghitungan PAP tipe II, jenis pekerjaan orang tua hanya berada pada kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa jenis pekerjaan masing-masing orang tua memiliki jenis pekerjaan yang cukup bervariasi walaupun tidak merata dan hanya pada kategori rendah saja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Di sini ditunjukkan kategori yang paling banyak berada pada kategori jenis pekerjaan orang tua yang dilakukan pada setiap harinya adalah kategori tinggi. 2. Prestasi Belajar Siswa Data mengenai prestasi belajar siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta dalam tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut : a. Menentukan range Diketahui : N : 141 Data terbesar : 93,5 Data terkecil : 65,8 Range = data terbesar – data terkecil = 93,5 – 65,8 = 27,7 Range dibulatkan menjadi 28 b. Menentukan jumlah kelas Jumlah kelas = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 141 = 1 + 3,3 2,15 = 1 + 7,10 = 8,10 Jumlah kelas dibulatkan menjadi 8 c. Menentukan interval kelas Interval kelas = kelas jumlah g ren . tan = 8 28 = 3,5 Interval kelas dibulatkan menjadi 4 d. Menyajikan distribusi frekuensi Tabel 5.7 Tabel Distribusi Frekuensi No Kelas Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif 1 65,8 - 68,8 2 1,42 2 69,8 – 72,8 27 19,15 3 73,8 – 76,8 42 29,79 4 77,8 – 80,8 39 27,66 5 81,8 – 84,8 17 12,05 6 85,8 – 88,8 12 8,51 7 89,8 – 92,8 1 0,71 8 93,8 – 96,8 1 0,71 Jumlah 141 100 Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa pada sampel yang diteliti hampir semuanya merata pada semua kelas interval nilai rapor. Selain itu dari distribusi frekuensi prestasi belajar siswa juga dapat diketahui modus sebesar 77,13 ; median sebesar 77,94 ; mean sebesar 77,7 ; dan simpangan baku sebesar 5,20. Rincian proses perhitungan dapat dilihat dibawah ini : e. Mengukur gejala pusat control tendency 1 Modus Mo = b + p ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + 2 1 1 b b b Keterangan: Mo = modus b = batas bawah kelas interval pada frekuensi terbanyak p = panjang kelas interval dengan frekuensi terbanyak b 1 =frekuensi pada kelas interval terbanyak dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya b 2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya Diketahui : Kelas modus = kelas ke 3 f = 42 b = 73,8 p = 4 b 1 = 42 – 27 = 15 b 2 = 42 – 39 = 3 Mo = b + p ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + 2 1 1 b b b = 73,8 + 4 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + 3 15 15 = 77,13 2 Median Md = b + p ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − f F n 2 1 Keterangan : Md = Median b = batas bawah kelas interval pada frekuensi terbanyak p = panjang kelas interval dengan frekuensi terbanyak n = banyak data F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f = frekuensi kelas median Diketahui : Kelas modus = kelas ke 3 f = 42 b = 73,8 p = 4 n = 141 F = 29 f = 42 Md = b + p ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − f F n 2 1 = 73,8 + 4 ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − 42 29 141 2 1 = 73,8 + 4 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − 42 29 5 , 70 = 77,94 3 Mean Me = fi Xi f . 1 ∑ Keterangan : Me = Mean fi = jumlah data fiXi = produk perkalian antara fi pada tiap interval data dengan tanda kelas Xi. Tanda kelas Xi adalah rata-rata dari batas bawah dan batas pada setiap interval Tabel 5.8 Tabel Perhitungan Mean Kelas Interval fi Xi fiXi 65,8 - 68,8 2 67,3 134,6 69,8 – 72,8 27 71,3 1925,1 73,8 – 76,8 42 75,3 3162,6 77,8 – 80,8 39 79,3 3092,7 81,8 – 84,8 17 83,3 1416,1 85,8 – 88,8 12 87,3 1047,6 89,8 – 92,8 1 91,3 91,3 93,8 – 96,8 1 95,3 95,3 Jumlah 141 10965,3 Me = fi fiXi ∑ = 141 3 , 10965 = 77,7 f. Ukuran simpangan Ukuran simpangan yang dipergunakan adalah simpangan baku S = 1 2 − − ∑ n X Xi fi Keterangan : S = Standar Deviasi X = Mean Diketahui : n = 141 X = 77,7 Tabel 5.9 Tabel Perhitungan Standar Deviasi Kelas Interval fi Xi Xi - X Xi – X 2 fiXi-X 2 65,8 - 68,8 2 67,3 -10,4 108,16 216,32 69,8 – 72,8 27 71,3 -6,4 40,96 1105,92 73,8 – 76,8 42 75,3 -2,4 5,76 241,92 77,8 – 80,8 39 79,3 1,6 2,56 99,84 81,8 – 84,8 17 83,3 5,6 31,36 533,12 85,8 – 88,8 12 87,3 9,6 92,16 1105,92 89,8 – 92,8 1 91,3 13,6 184,96 184,96 93,8 – 96,8 1 95,3 17,6 309,76 309,76 Jumlah 141 3797,76 S = 1 2 − − ∑ n X Xi fi = 1 141 76 , 3797 − = 5,20 Kemudian untuk menginterpretasikan variabel prestasi belajar siswa dilakukan pendistribusian skor. Pendistribusian skor ini mengacu pada PAP tipe II Penilaian Acuan Patokan sebagai berikut: Dalam PAP tipe II Masidjo, 1985: 40 kompetensi minimal yang merupakan passing score adalah 56 dari total skor yang seharusnya dicapai oleh siswa serta diberi nilai cukup. Berikut ini proses perhitungan PAP tipe II pada prestasi belajar siswa yang berupa nilai rapor : Diketahui : Nilai rapor maksimal = 110 Penggolongan skor nilai rapor yang diraih siswa : 81 x 110 = 89,1 dibulatkan menjadi 89 66 x 110 = 72,6 dibulatkan menjadi 73 56 x 110 = 61,6 dibulatkan menjadi 62 46 x 110 = 50,6 dibulatkan menjadi 51 46 dibawah 51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.10 Penilaian dan Pengkategorian Prestasi Belajar Siswa Skor Nilai Kategori Total 89 – 110 A Sangat Baik 2 73 – 88 B Baik 110 62 – 72 C Cukup 29 51 - 61 D Kurang ≤ 50 E Sangat Kurang Jumlah 141 Prestasi belajar siswa ini menggunakan nilai rapor yang terdiri dari 11 mata pelajaran, sehingga skor maksimal sebesar 110. Prestasi belajar siswa berada pada kategori sangat baik, baik dan cukup. Berdasarkan penilaian mengenai prestasi belajar siswa dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa yang diraih siswa berada pada kategori prestasi belajar baik yang dibuktikan dengan siswa yang meraih prestasi belajar baik sebesar 78. 3. Minat Siswa Untuk Mengikuti Program Bimbingan Belajar Data mengenai minat siswa SMA Pangudi Luhur Surakarta dalam tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut : Jumlah kasus : 141 Skor tertinggi yang seharusnya dicapai sebesar : 15 item x 3 skor = 45 skor Skor minimal yang dapat diraih sebesar : 15 item x 1 skor = 15 skor Range : 45 – 15 = 30 Banyak kelas k = 1 + 3,322. log 141 = 1 + 3,322. 2,15 = 8,139 dibulatkan 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Panjang kelas i = 30 : 8 = 3,75 dibulatkan menjadi 4. Tabel 5.11 Distibusi frekuensi minat siswa No. Minat siswa Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif 1 15 – 18 11 7,80 2 19 – 22 11 7,80 3 23 – 26 20 14,19 4 27 – 30 54 38,30 5 31 – 34 29 20,57 6 35 – 39 15 10,63 7 40 – 43 8 44 - 47 1 0,71 Jumlah 141 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai nilai minat 15 – 18 ada 11, 19 – 22 ada 11, 23 – 26 ada 20, 27 – 30 ada 54, 31 – 34 ada 29, 35 – 39 ada 15, 40 – 43 tidak ada, dan 44 – 47 ada 1. Untuk mengetahui penilaian minat siswa digunakan pedoman PAP tipe II Masidjo, 1985: 40 sebagai berikut: Tabel 5.12 Penilaian dan Pengkategorian Minat Siswa Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria Penilaian Total 39 – 45 Sangat Tinggi 2 35 – 38 Tinggi 14 32 – 34 Sedang 19 29 – 31 Rendah 41 ≤ 28 Sangat Rendah 65 Rumus : Skor = Nilai terendah + nilai tertinggi – nilai terendah Batas bawah kategori sangat tinggi = = 15 + 81 45-15 = 39,3 dibulatkan 39 Batas bawah kategori tinggi = = 15 + 66 45-15 = 34,8 dibulatkan 35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Batas bawah kategori sedang = = 15 + 56 45-15 = 31,8 dibulatkan 32 Batas bawah kategori rendah = = 15 + 46 45-15 = 28,8 dibulatkan 29 Batas bawah kategori sangat rendah = = kurang dari 29. Berdasarkan penilaian mengenai minat siswa dapat diketahui bahwa minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar berada pada kategori minat siswa yang sangat rendah yang dibuktikan dengan perolehan total nilai yang sangat banyak pada kriteria penilaian ini yakni 65.

B. Analisa Data