belajar, motivasi belajar dan status sosial ekonomi orang tua maka semakin tinggi pula minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dan terakhir
penelitian yang dilakukan oleh Tri Ismiati 2006 dengan judul “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Siswa Terhadap Minat Siswa
Untuk Mengikuti Program Bimbingan Belajar” menunjukkan hasil bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua dan prestasi siswa maka
semakin tinggi pula minat siswa mengikuti program bimbingan belajar. Dari keempat penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa status sosial
ekonomi orang
tua yang meliputi tingkat pendidikan orang tua, tingkat
pendapatan orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan prestasi siswa merupakan faktor yang membedakan minat siswa dalam mengikuti bimbingan belajar
maupun dalam melanjutkan studi. Dalam penelitian sebelumnya ada pula yang menunjukkan hasil bahwa faktor prestasi belajar siswa tidak membedakan
minat siswa mengikuti bimbingan belajar, hal ini dimungkinkan karena faktor lingkungan pergaulan siswa yang tidak berminat mengikuti bimbingan belajar
yang dimungkinkan karena prestasi akademiknya yang tidak terlalu baik dan masa bodoh terhadap nilai akademiknya.
C. Kerangka Berpikir
1. Perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
Pendidikan yang dicapai oleh orang tua mencerminkan kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang dimilikinya. Setiap orang
tua memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda satu dengan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lainnya. Setiap anak yang orang tuanya berbeda tingkat pendidikannya pastilah akan menentukan kemampuannya dalam hal minatnya mengikuti
program bimbingan belajar. Tingkat pendidikan orang tua akan mencerminkan cakrawala pengetahuan pendidikan yang diperolehnya,
yang pada gilirannya akan menentukan kemampuan dalam mendidik anak. Tingkat pendidikan orang tua bisa membedakan minat siswa untuk
mengikuti bimbingan belajar dengan anggapan bahwa orang tua yang pendidikannya tinggi ingin selalu berusaha menambah ilmu dan
kemampuannya. Orang tua yang selalu menimba ilmu inilah yang menjadikan teladan bagi anaknya untuk selalu giat dalam belajarnya agar
prestasi akademiknya baik. Siswa yang memiliki orang tua yang pendidikannya tinggi dapat memberi pengaruh yang besar bagi proses
belajarnya karena pengetahuan yang luas yang dimiliki orangtuanya dapat membuat siswa untuk bersemangat meneladani orangtuanya. Sebaliknya,
orang tua yang memiliki pendidikan rendah kemungkinan pengalaman belajarnya hanya sedikit sehingga pengaruh terhadap anaknya menjadi
sangat terbatas. Cita-cita bagi orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi mengharapkan agar anaknya kelak dapat meneruskan
cita-citanya atau paling tidak juga mempunyai pendidikan yang tinggi pula.
2. Perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
Kehidupan sebuah keluarga mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi dan berusaha untuk semaksimal mungkin dapat tercukupi.
Sebuah keluarga yang orangtuanya mempunyai penghasilan yang terbilang cukup atau besar akan dengan mudah memenuhi kebutuhan yang
diinginkan, termasuk kebutuhan akan pendidikan anak-anaknya. Bagi keluarga yang tingkat pendapatannya rendah akan mengalami kekurangan
yang sering dikatakan dengan status sosial yang ekonominya rendah. Untuk membangun bangsa yang maju dibutuhkan manusia yang cerdas
yakni melalui pendidikan yang tinggi dan tentunya berbagai fasilitas yang mendukung, karena dengan jaman globalisasi seperti sekarang ini mau
tidak mau pendidikan adalah kunci untuk meraih keberhasilan. Disini peran orang tua pun ikut mengambil andil dalam membantu anak-anaknya
untuk dapat berhasil dalam meraih cita-citanya. Para orang tua pun bekerja keras untuk menyekolahkan anak-anaknya agar memperoleh pendidikan
yang baik, dengan pendapatan yang besar diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan.
Dari uraian di atas, peneliti beranggapan bahwa anak yang berasal dari keluarga yang cukup mampu yakni dengan mempunyai pendapatan
yang tinggi maka seorang anak akan mempunyai minat yang tinggi atau lebih besar untuk mengikuti program bimbingan belajar. Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa orang tua dengan pendapatan yang tinggi akan dengan mudah memenuhi apa yang dibutuhkan oleh seorang
siswa atau anak. Siswa ini pun akan dengan lebih luas mengembangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dirinya melalui kegiatan di luar sekolah yakni dengan mengikuti program bimbingan belajar. Dengan berbagai macam fasilitas yang disediakan
orang tua dari buku-buku sampai dengan peralatan modern seperti komputer dapat mendukung proses belajarnya. Sebaliknya bagi orang tua
yang mempunyai pendapatan rendah maka kemungkinan besar anak atau siswa dapat terhambat minatnya untuk mengembangkan pengetahuannya
dengan tidak mengikuti program bimbingan belajar. 3. Perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar
ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Jenis pekerjaan yang ditekuni oleh orang tua merupakan hasil yang
diperoleh dari pendidikannya pada masa mereka bersekolah yakni jika sebagian orang tua hanya menempuh pendidikan sampai dibangku sekolah
dasar dimungkinkan jenis pekerjaannya tergolong dalam pekerjaan kelas bawah, misalnya hanya sebagai sopir, petani ataupun pembantu rumah
tangga. Sebaliknya dengan pendidikan yang ditempuh hingga sampai perguruan tinggi dimungkinkan jenis pekerjaannya tergolong kelas atas,
misalnya saja pengusaha, guru ataupun dokter. Alhasil jenis pekerjaan orang tua yang ditekuni akan memberikan perbedaan terhadap minat siswa
untuk mengikuti program bimbingan belajar. Jenis pekerjaan orang tua akan memberi perbedaan pada minat
siswa dengan anggapan bahwa dengan jenis pekerjaan orang tua yang tinggi akan menyebabkan orang tua untuk selalu berkehidupan yang serba
disiplin, bertanggung jawab, selalu ingin menambah pengetahuannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga hal ini akan memberikan pengaruhnya kepada siswa atau anaknya untuk ikut jejak orang tuanya. Agar pengetahuan anak ini dapat
berkembang maka ia ingin mewujudkannya dengan mengikuti program bimbingan belajar. Tetapi dengan jenis pekerjaan orang tua yang rendah
akan membatasi pula pengalaman orang tua dalam bekerja sehingga pengaruh terhadap anaknya akan terbatas pula.
Dengan segala hal yang dibimbing oleh orang tuanya, siswa paling tidak akan meniru segala tingkah laku orang tuanya, misalnya dalam hal
belajar. Akhirnya siswa menjadi terdorong untuk terus belajar hingga mencapai apa yang diinginkan, paling tidak sama dengan pekerjaan orang
tuanya atau di atasnya. 4. Perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar
ditinjau dari prestasi belajar siswa. Prestasi belajar seorang siswa akan tampak dalam hasil studi yang
berupa nilai-nilai pelajaran yang tercermin dalam buku rapornya. Dengan prestasi belajar tersebut siswa akan tubuh rasa kepercayaan diri, harapan
maupun cita-citanya tetapi hal ini tergantung dari baik atau buruknya prestasinya di sekolah.
Prestasi belajar siswa dianggap akan ikut membedakan munculnya minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar. Hal ini dianggap
bahwa siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi maka harapan maupun cita-citanya juga tinggi. Untuk mencapai itu semua siswa akan
terus menerus untuk mengembangkan pengetahuannya dengan belajar giat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan mengisi waktunya dengan mengikuti program bimbingan belajar yang sudah banyak ditawarkan.
D. Hipotesis Penelitian