Minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur St. Yosef Surakarta tahun ajaran 2007/2008.

(1)

viii ABSTRAK

MINAT SISWA UNTUK MENGIKUTI PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus : Siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta Vinsensa Gerosa Santati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta pada bulan September – Oktober 2007.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 233 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 141 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Teknik analisis data yang digunakan adalah Kruskal-Wallis (H test) dan Uji-T.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (H hitung tingkat pendidikan ayah = 18,020; H hitung tingkat pendidikan ibu = 20,535). 2) Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua (H hitung tingkat pendapatan ayah = 36,458; H hitung tingkat pendapatan ibu = 36,305; H hitung tingkat pendapatan sampingan orang tua = 15,635). 3) Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (H hitung jenis pekerjaan ayah = 13,610; H hitung jenis pekerjaan ibu = 24,951). 4) Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari prestasi belajar siswa, rata-rata hitung atau means = 5,568 dengan probabilitas = 0,000 < α = 0,05.


(2)

ix ABSTRACT

STUDENTS’ INTEREST TO FOLLOW

LEARNING GUIDANCE PROGRAM PERCEIVED FROM PARENTS’ SOCIAL AND ECONOMIC STATUS

AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT A Case Study : at the 12th Grade students

of Pangudi Luhur Santo Yosef Senior High School Surakarta Vinsensa Gerosa Santati

University of Sanata Dharma Yogyakarta

2008

The objective of this study is to find out the differences of the students’ interest to follow learning guidance program perceived from parents’ social and economic status and students’ achievement. This study was conducted at Pangudi Luhur Santo Yosef Senior High School Surakarta from September to October 2007.

The population of this study are 233 students of the 12th grade and 141 of them were the samples. The technique of taking the samples was simple random sampling. The data analysis techniques were Kruskal-Wallis (H test) and T-test.

The result of the study shows that 1) There are differences of the students’ interest to follow the learning guidance program perceived from parents’ level of education (H grade father level of education = 18,020; H grade mother level of education = 20,535). 2) There are differences of the students’ interest to follow the learning guidance program perceived from parents’ level of income (H grade father level of incomes = 36,458; H grade mother level of incomes = 36,305; H grade parents’ level of side incomes = 15,635). 3) There are differences of the students’ interest to follow the learning guidance program perceived from parents’ professions (H grade father professions = 13,610; H grade mother professions = 24,951). 4) There are differences of the students’ interest to follow the learning guidance program perceived from students’ achievement, with means = 5,568 and probabilities = 0,000 < α = 0,05.


(3)

i

MINAT SISWA UNTUK MENGIKUTI PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII SMA Pangudi Luhur St.Yosef Surakarta Th Ajaran 2007/2008

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Vinsensa Gerosa Santati

NIM : 021334009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Bapak Ibu yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini

Mba’ Nian, Mba’ Tyas dan adikku Patrick thanks ya buat semangat dan bantuannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan Mas ku “Wawan Setyawan N.D.”, thanks

buat kasih sayang, kesabaran dan perhatian yang besar untuk ku selama ini


(7)

v

MOTTO

Buah dari kesabaran adalah segala sesuatu yang merupakan impian

untuk bisa diraih nantinya, akhirnya pasti akan memperoleh hasil yang

sempurna

Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak

karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia

telah berbuat baik kepadaku (Mzm 13: 6)


(8)

(9)

(10)

viii

ABSTRAK

MINAT SISWA UNTUK MENGIKUTI PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus : Siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta

Vinsensa Gerosa Santati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta pada bulan September – Oktober 2007.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 233 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 141 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Teknik analisis data yang digunakan adalah Kruskal-Wallis (H test) dan Uji-T.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (H hitung tingkat pendidikan ayah = 18,020; H hitung tingkat pendidikan ibu = 20,535). 2) Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua (H hitung tingkat pendapatan ayah = 36,458; H hitung tingkat pendapatan ibu = 36,305; H hitung tingkat pendapatan sampingan orang tua = 15,635). 3) Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (H hitung jenis pekerjaan ayah = 13,610; H hitung jenis pekerjaan ibu = 24,951). 4) Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari prestasi belajar siswa, rata-rata hitung atau means = 5,568 dengan probabilitas = 0,000 < α = 0,05.


(11)

ix

ABSTRACT

STUDENTS’ INTEREST TO FOLLOW

LEARNING GUIDANCE PROGRAM PERCEIVED FROM PARENTS’ SOCIAL AND ECONOMIC STATUS

AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT

A Case Study : at the 12th Grade students

of Pangudi Luhur Santo Yosef Senior High School Surakarta

Vinsensa Gerosa Santati University of Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

The objective of this study is to find out the differences of the students’ interest to follow learning guidance program perceived from parents’ social and economic status and students’ achievement. This study was conducted at Pangudi Luhur Santo Yosef Senior High School Surakarta from September to October 2007.

The population of this study are 233 students of the 12th grade and 141 of them were the samples. The technique of taking the samples was simple random sampling. The data analysis techniques were Kruskal-Wallis (H test) and T-test.

The result of the study shows that 1) There are differences of the students’ interest to follow the learning guidance program perceived from parents’ level of education (H grade father level of education = 18,020; H grade mother level of education = 20,535). 2) There are differences of the students’ interest to follow the learning guidance program perceived from parents’ level of income (H grade father level of incomes = 36,458; H grade mother level of incomes = 36,305; H grade parents’ level of side incomes = 15,635). 3) There are differences of the students’ interest to follow the learning guidance program perceived from parents’ professions (H grade father professions = 13,610; H grade mother professions = 24,951). 4) There are differences of the students’ interest to follow the learning guidance program perceived from students’ achievement, with means = 5,568 and probabilities = 0,000 < α = 0,05.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Bapa di Surga atas berkat dan kasih-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Minat Siswa Untuk Mengikuti Program Bimbingan Belajar Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Siswa di SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta.

Tujuan skripsi ini diajukan adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Banyak pihak yang telah memberi kasih dan perhatian untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi.

4. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan memberi pengarahan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., selaku dosen tamu yang telah memberikan saya masukan dalam penulisan skripsi.

6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., selaku dosen tamu yang telah memberikan saya masukan dalam penulisan skripsi.

7. Bapak Joko Wicoyo yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bruder Agustinus Mujiya, S.Pd., selaku kepala sekolah SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.


(13)

xi

9. Ibu Dra. Pe.Agustin Setyaningsing, selaku pengajar bimbingan konseling di SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta yang telah memberikan informasi dan data-data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.

10.Bapak – Ibu guru maupun segenap karyawan SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta yang telah memberikan informasi tambahan untuk menyusun skripsi ini.

11.Bapak, Ibu, Kakak-kakakku beserta adik yang selalu memberikan doa restu, kasih sayang, dukungan dan perhatian yang melimpah.

12.Mas Wawan “My Love” untuk semua bantuan, perhatian, pengertian dan begitu banyak kasih yang diberikan untukku.

13.Sahabat-sahabatku seperjuangan PAK A”02, buat Ninoex, Emi, Wiwie, Erni dan semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan dukungannya.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kasih berkenan memberikan berkat dan selalu melindungi semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulisan skripsi.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, namun penulis tetap berharap semoga karya ini memberi manfaat bagi pembaca.

Penulis


(14)

xii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATAPENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

A. Tinjauan Teoritik... 5


(15)

xiii

2. Faktor-faktor yang membedakan minat siswa untuk

mengikuti program bimbingan belajar ... 6

a. status sosial ekonomi orang tua... 7

1) tingkat pendidikan orang tua... 7

2) tingkat pendapatan orang tua ... 9

3) jenis pekerjaan orang tua... 10

b. prestasi belajar... 13

1) pengertian belajar ... 13

2) prestasi belajar... 14

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan... 16

C. Kerangka Berpikir... 17

D. Hipotesis Penelitian... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A. Jenis Penelitian... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

C. Populasi dan Sampel ... 23

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data... 28

F. Uji Instrumen Penelitian ... 30

G. Uji Prasyarat Analisis... 36

H. Pengujian Hipotesis Penelitian... 36

BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN... 43

A. Gambaran Umum Sekolah ... 43

1. Data Kelembagaan SMA Pangudi Luhur St.Yosef... 43

2. Sejarah SMA Pangudi Luhur St. Yosef ... 46

3. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur St.Yosef ... 48

4. Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur St.Yosef ... 49

5. Sumber Daya Manusia ... 51

6. Siswa ... 53


(16)

xiv

a. Keadaan Gedung ... 54

b. Sarana / prasarana ... 55

c. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 56

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 58

A. Deskripsi Data... 58

B. Analisa Data ... 72

1. Uji Prasyarat Analisis... 72

2. Pengujian Hipotesis Penelitian... 73

C. Pembahasan... 83

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Keterbatasan Penelitian... 97

C. Saran... 97

DAFTAR PUSTAKA... 100


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 29

Tabel 3.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua 31

Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua 31 Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua .... 31

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Siswa untuk Mengikuti Progrm Bimbingan Belajar ... 32

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 34

Tabel 4.1 Pembagian Tugas Mengajar SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta Tahun Pelajaran 2007/ 2008 ... 52

Tabel 4.2 Jumlah Seluruh Siswa SMA Pangudi Luhur Santo Yosef ... 53

Tabel 5.1 Komposisi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Orang Tua .. 58

Tabel 5.2 Penilaian dan Pengkategorian Tingkat Pendidikan Orang Tua... 59

Tabel 5.3 Komposisi Responden Menurut Tingkat Pendapatan Orang Tua.. 60

Tabel 5.4 Penilaian dan Pengkategorian Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 61

Tabel 5.5 Komposisi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Orang Tua... 62

Tabel 5.6 Penilaian dan Pengkategorian Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 63

Tabel 5.7 Tabel Distribusi Frekuensi ... 65

Tabel 5.8 Tabel Perhitungan Mean ... 68

Tabel 5.9 Tabel Perhitungan Standar Deviasi... 68

Tabel 5.10 Penilaian dan Pengkategorian Prestasi Belajar Siswa... 70

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Minat Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar . 71

Tabel 5.12 Penilaian dan Pengkategorian Minat Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar ... 71

Tabel 5.13 Hasil Pengujian Normalitas ... 72

Tabel Chi Kuadrat ... 137


(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Surat Ijin Penelitian... 102

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 103

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 104

Lampiran 2 Data Mentah untuk Uji Validitas dan Reliabilitas; Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 109

Lampiran 3 Data Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 111

Lampiran 4 Data Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 113

Lampiran 5 Data Minat Siswa Mengikuti Program Bimbingan Belajar ... 115

Lampiran 6 Data Induk Variabel Minat Siswa untuk Mengikuti Program Bimbingan Belajar ... 119

Lampiran 7 Data Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua... 123

Lampiran 8 Data Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 125

Lampiran 9 Data Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 126

Lampiran 10 Data Variabel Prestasi Belajar Siswa... 127

Lampiran 11 Perhitungan Uji Normalitas... 128

Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Pendidikan Orang Tua (ayah)... 129

Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Pendidikan Orang Tua (ibu) ... 130

Lampiran 14 Perhitungan Tingkat Pendapatan Orang Tua (ayah) ... 131

Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Pendapatan Orang Tua (ibu)... 132

Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Pendapatan Sampingan Orang Tua ... 133

Lampiran 17 Perhitungan Jenis Pekerjaan Orang Tua (ayah) ... 134

Lampiran 18 Perhitungan Jenis Pekerjaan Orang Tua (ibu)... 135


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini banyak sekali bermunculan media-media belajar bagi siswa

yang berperan dan mendukung dalam program pendidikan yang berada di luar

sekolah. Salah satu media pembelajaran yang saat ini sedang menjamur adalah

bimbingan belajar atau sering disebut bimbel. Bimbel sendiri tidak jauh

berbeda dengan pembelajaran yang berada di sekolah. Hanya saja dalam

bimbel biasanya lebih difokuskan pada mata pelajaran yang penting-penting

saja atau mata pelajaran yang akan menjadi bahan ujian akhir nasional saja.

Selain itu murid dalam bimbel lebih sedikit, sehingga murid dapat lebih

terfokus, dan guru atau tutor yang mendampingi atau membimbing lebih

mudah mengetahui kemampuan muridnya.

Mengikuti bimbel menjadi salah satu kebutuhan siswa untuk menunjang

pengetahuan yang didapatkan dari sekolah. Pasalnya penjelasan dari guru di

sekolah saja tidak cukup untuk memahami semua mata pelajaran. Kebanyakan

pelajar sekarang lebih memilih untuk belajar lebih mendalami berbagai mata

pelajaran ditempat lembaga bimbingan belajar yang telah banyak disediakan.

Namun, apakah bagi siswa yang kurang mampu baik dilihat dari kondisi

perekonomian orangtuanya maupun prestasi belajarnya dapat mengikuti

program bimbingan belajar, karena banyak faktor yang mempengaruhi minat

siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ini.


(20)

Dalam memperoleh pendidikan sangat memerlukan biaya yang tidak kecil

jumlahnya. Biaya pendidikan yang sangat tinggi kadang menjadi kendala bagi

mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Sering sekali ada

anak yang ingin sekali mengikuti program bimbingan belajar tetapi terbentur

dengan ekonomi si orang tua, alhasil harapannya atau keinginannya untuk

mengikuti program bimbingan belajar tidak terwujud. Tetapi bagi orang tua

yang mampu secara finansial, mereka akan menuruti keinginan anaknya untuk

memasukkannya ke lembaga bimbingan belajar dengan harapan prestasi dari

anaknya dapat meningkat dan berhasil untuk masuk perguruan tinggi yang

bermutu.

Sedangkan bagi siswa yang ingin lebih meningkatkan prestasi belajarnya,

mereka mencari lembaga bimbingan belajar yang dianggap paling baik untuk

memecahkan masalahnya yaitu kesulitan dalam proses belajarnya di sekolah.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa minat siswa untuk mengikuti

bimbingan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam penelitian ini dipilih

hanya 2 faktor saja yang mempengaruhi minat siswa yaitu status sosial

ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa.

Dipilihnya status sosial ekonomi orang tua didasarkan pada pertimbangan

bahwa faktor yang paling berpengaruh dari luar diri siswa adalah berasal dari

orang tua siswa tersebut. Adanya perbedaan antara status sosial ekonomi

orang tua yang satu dengan yang lainnya diperkirakan akan menimbulkan

perbedaan pula dalam pola berpikir atau kepribadian di diri siswa, sehingga


(21)

mengikuti bimbingan belajar atau tidak akan dipengaruhi oleh status sosial

ekonomi orangtuanya.

Dipilihnya prestasi belajar siswa didasarkan pada pertimbangan bahwa

dengan adanya prestasi belajar siswa selama ini dijadikan sebagai alat seleksi

untuk masuk ke dalam sebuah perguruan tinggi negeri, sehingga prestasi

belajar siswa diperkirakan akan ikut terpengaruh dalam pembentukan minat

siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas mengenai minat

siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari status sosial

ekonomi orang tua (tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang

tua dan jenis pekerjaan orang tua) dan prestasi belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat diambil rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan

belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua?

2. Apakah ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan

belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua?

3. Apakah ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan

belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua?

4. Apakah ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan


(22)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti

program bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti

program bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti

program bimbingan belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti

program bimbingan belajar ditinjau dari prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Dapat memberikan dorongan atau motivasi agar siswa dapat meningkatkan

prestasi belajarnya di sekolah.

2. Bagi Lembaga Bimbingan Belajar

Untuk lebih meningkatkan proses kegiatan belajarnya agar dapat menarik

lebih banyak lagi siswa yang ingin mengikuti program bimbingan belajar

agar prestasi belajarnya lebih meningkat.

3. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman serta menerapkannya ke dalam keadaan yang

sebenarnya yaitu pengetahuan yang pernah didapatkan di bangku kuliah.

4. Bagi Universitas

Dapat dijadikan sumber bacaan tambahan bagi para peneliti untuk


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik

1. Minat Belajar

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu

pilihan seseorang. Minat juga merupakan salah satu faktor penting untuk

kemajuan dan keberhasilan seseorang. Jika seseorang cenderung

mengerjakan sesuatu dengan disertai minat maka hasil yang akan

diperoleh akan lebih baik dibanding dengan mereka yang tanpa disertai

minat. Minat juga dapat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang

menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan

tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu (Winkel, 1987: 105).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1976: 150) bahwa minat

berarti perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) dan keinginan kepada

sesuatu. Minat juga merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh

perhatian terhadap suatu objek disertai dengan adanya kecenderungan

untuk berhubungan secara aktif dengan subyek tersebut (Bimo 1977: 38).

Seseorang yang mempunyai minat yang tinggi kemungkinan akan

memperoleh hasil yang maksimal tetapi tidak dapat disangkal juga

seseorang yang mempunyai minat yang tinggi pun dapat memperoleh hasil

yang kurang maksimal karena faktor-faktor sebagai berikut:


(24)

a. Sebab internal (dari dalam diri)

1) Psikologis, misalnya: kecerdasan, minat.

2) Biologis, misalnya: kesehatan, cacat tubuh.

b. Sebab eksternal (dari luar diri)

1) Keluarga, misalnya: orang tua, lingkungan rumah.

2) Faktor sekolah, misalnya: masyarakat, lingkungan sekitar.

Atas dasar beberapa pengertian yang telah ada dapat disimpulkan

bahwa minat adalah suatu ketertarikan pada suatu obyek tertentu dan

merasa senang terhadap objek tersebut. Dalam hal minat untuk mengikuti

program bimbingan belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan hati

untuk tertarik terhadap suatu program bimbingan belajar agar memperoleh

hasil yang maksimal dalam prestasi belajarnya dan dapat melanjutkan ke

tingkat yang lebih tinggi lagi.

2. Faktor-faktor yang membedakan minat siswa untuk mengikuti program

bimbingan belajar

Faktor-faktor yang membedakan minat siswa untuk mengikuti

program bimbingan belajar sebenarnya terdapat banyak faktor yang

berperan disana misalnya saja faktor teman sepermainan/ sebaya, bakat

dari dirinya sendiri, prestasi belajarnya, kondisi perekonomian orang

tuanya/ status sosial orang tuanya. Tetapi penulis hanya akan membatasi

pembahasan terhadap dua faktor saja yang berperan yaitu status sosial

ekonomi orang tua dan prestasi belajar. Alasan penulis hanya membatasi


(25)

mempunyai peran yang begitu besar karena segala hal yang menyangkut

kebutuhan seorang anak menjadi kewajiban orang tua untuk bisa

memenuhinya. Status sosial ekonomi orang tua yang meliputi tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan orang tua menjadi

syarat bagi seorang anak, dimana anak itu bisa mengembangkan

pengetahuannya dan mempunyai minat untuk bisa mengikuti program

bimbingan belajar atau tidak. Sedangkan untuk prestasi belajar siswa,

penulis menduga bahwa seorang anak yang kemampuan dalam hal prestasi

belajarnya kurang baik dimungkinkan mereka akan mempunyai minat

untuk mengikuti program bimbingan belajar untuk meningkatkan hasil

belajarnya maupun bisa lolos dalam memasuki perguruan tinggi favorit.

a. Status sosial ekonomi orang tua

1) Tingkat pendidikan orang tua

Orang tua yang sering kita sebut sebagai bapak ibu adalah

orang yang paling bertanggung jawab terhadap seluruh anggota

keluarganya di dalam suatu rumah tangga. Tingkat pendidikan

orang tua disini dimaksudkan sebagai tingkat pendidikan formal

orang tua yang telah dicapainya. Dalam hal ini adalah tingkat

pendidikan formal yaitu SD, SLTP, SMU/SMK, Akademi maupun

Perguruan Tinggi.

Menurut W.S. Winkel (1987: 19) Pendidikan adalah

bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang


(26)

diberikan oleh pendidik itu berupa pendampingan, yang menjaga

agar anak didik belajar hal-hal yang positif sehingga

sungguh-sungguh menunjang perkembangannya.

Pendidikan tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak saja

tetapi orang dewasa juga berhak mengenyam pengetahuan. Setiap

orang yang telah mendapatkan pendidikan pastilah akan

berkembang kemampuan berpikirnya, tingkah lakunya berubah

menjadi lebih dewasa dan kemampuan intelektualnya, dan

kecakapannya sebagai manusia yang bertanggung jawab dan

berguna bagi individu itu sendiri dalam kehidupannya maupun bagi

masyarakat, bangsa dan negara. Segala pengetahuan dapat

diperoleh melalui pendidikan formal maupun di luar pendidikan

formal.

Pendidikan yang diperoleh semakin baik atau tinggi maka

makin mampu pula seseorang menghadapi kehidupan dalam

masyarakat karena dapat memenuhi kebutuhannya sendiri secara

nyata. Oleh karena itu pendidikan sangatlah diperlukan terutama

untuk mencapai masa depan yang lebih baik melalui potensi yang

ada pada masing-masing individu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui

pendidikan seseorang dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan

dan mampu menerima hal-hal yang baru dimana semuanya itu akan


(27)

pendidikan yang telah diraihnya seseorang akan dengan mudah

memperoleh pekerjaan yang layak dan sesuai dengan tingkat

pendidikannya. Alhasil para orang tua pun mampu untuk

membiayai kebutuhan hidup keluarganya baik untuk pendidikan

anak-anaknya ataupun kebutuhan rumah tangganya.

2) Tingkat pendapatan orang tua

Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan

penghasilan, bahkan kebanyakan orang menyamakan kedua

pengertian tersebut. Menurut San S. Hutabarat (1978: 92)

pengertian pendapatan dan penghasilan dibedakan, yakni sebagai

berikut:

a) Penghasilan adalah setiap hasil yang diperoleh dari kegiatan

usaha tertentu, misalnya gaji yang diperoleh dari bekerja.

b) Pendapatan adalah suatu hasil yang diperoleh dalam jangka

waktu tertentu, misalnya bunga simpanan di bank.

Sedangkan menurut Gilarso (1992: 63) pengertian

penghasilan dan pendapatan tidak dibedakan yakni segala bentuk

balas-karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas-jasa atas

sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Pendapatan

keluarga dapat bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang

lain maupun hasil dari milik sendiri.

Besarnya jumlah pengeluaran menurut Gilarso (1992: 65)


(28)

a) Besarnya jumlah pendapatan

b) Besarnya keluarga (jumlah anggota keluarga dan umurnya)

c) Tingkat harga kebutuhan hidup

d) Tingkat pendidikan keluarga

e) Lingkungan sosial ekonomi keluarga

f) Kebijaksanaan mengelola dan mengendalikan keuangan

keluarga

3) Jenis pekerjaan orang tua

Yang dimaksud jenis pekerjaan adalah bentuk kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu

penghasilan. Jenis pekerjaan antara orang yang satu dengan yang

lainnya tentunya berbeda tergantung dari tingkat pendidikannya.

Jenis pekerjaan seseorang dibedakan menjadi dua (Biro

Pengembangan Sosial Budaya, hal.12) yakni:

a) Pekerjaan Pokok

Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki

seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Jika

pekerjaan pokok ini tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup

rumah tangga sehari-hari maka seseorang berusaha untuk

mencari pekerjaan sampingan guna mencari penghasilan


(29)

b) Pekerjaan Sampingan atau Sambilan

Pekerjaan sampingan atau sambilan adalah pekerjaan yang

dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan

tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan

sampingan ini sifatnya hanya melengkapi pekerjaan pokok dan

jenis pekerjaan ini berbeda antara masing-masing orang.

Jenis pekerjaan seseorang sering menjadi kendala terhadap

status sosial ekonomi orang yang bersangkutan karena terpengaruh

dengan adanya jumlah penghasilan yang didapat dan

menjadikannya status kekayaan seseorang. Orang tua dengan jenis

pekerjaan yang menghasilkan penghasilan yang cukup atau besar

kemungkinan besar menginginkan anaknya untuk mengikuti

bimbingan belajar karena tidak adanya kesulitan dalam hal biaya

tetapi bagi orang tua siswa yang hanya menghasilkan penghasilan

yang pas-pasan untuk berpikir dua kali untuk memasukkan

anaknya ke lembaga bimbingan belajar.

Dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan antara

jenis pekerjaan orang tua dengan minat siswa untuk mengikuti

program bimbingan belajar. Jenis pekerjaan orang tua menjadi

salah satu faktor dalam minat siswa untuk mengikuti bimbingan

belajar yakni orang tua yang mempunyai penghasilan cukup atau


(30)

bimbingan belajar dan sebaliknya orang tua yang jenis

pekerjaannya rendah sulit untuk memasukkan anaknya ke lembaga

bimbingan belajar.

Jenis pekerjaan orang tua yaitu bidang pekerjaan pokok

yang ditekuni orang tua (kepala keluarga) tiap harinya berdasarkan

penggolongan dari Spillane, S.J (1982: 14) yang dimodifikasi

dengan keadaan sekarang, yaitu:

a) Golongan A, misal: meninggal dunia (janda/ duda), pensiun,

tidak punya pekerjaan tetap.

b) Golongan B, misal: buruh nelayan, buruh tani, petani kecil,

penebang kayu.

c) Golongan C, misal: buruh tidak tetap, petani penyewa, tukang/

penarik becak.

d) Golongan D, misal: pembantu, penjual keliling, tukang cuci.

e) Golongan E, misal: seniman, buruh tetap, montir, pandai besi/

emas/ perak, penjahit, penjaga pabrik, sopir bus/colt, tukang

kayu, tukang listrik,tukang mesin.

f) Golongan F, misal: mandor, pedagang, pegawai kantor,

pegawai sipil ABRI, pemilik perusahaan/ toko/ pabrik/

perikanan, pemilik bus/ colt, penggarap tanah, pengawas

keamanan, petani pemilik tanah, peternak, tuan tanah.

g) Golongan G, misal: ABRI (Tamtama s/d Bintara), guru SD,


(31)

pamong praja, pegawai badan hukum, pegawai negeri

(golongan Ia s/d Id), supervisor/ pengawas.

h) Golongan H, misal: guru (SLTP, SLTA), juru rawat, pekerja

sosial, kepala sekolah, kontraktor kecil, pegawai negeri

(golongan IIa s/d IId), perwira ABRI (Letnan II, Letnan I dan

Kapten), wartawan.

i) Golongan I, misal: ahli hukum, ahli tanah/ahli ukur tanah,

apoteker, arsitek, dokter, dosen/ guru besar, gubernur, insinyur,

kepala kantor pos (pusat), kontraktor besar, manager

perusahaan, menteri, pegawai negeri (golongan IIIa keatas),

pengarang, peneliti, penerbang, perwira ABRI (Mayor s/d

Jenderal), walikota/ bupati.

Selanjutnya untuk menentukan jenis pekerjaan orang tua (kepala

keluarga) dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu:

a) Golongan Atas yaitu golongan G, H, I.

b) Golongan Menengah yaitu golongan D, E, F.

c) Golongan Rendah yaitu golongan A, B, C.

b. Prestasi belajar

1) Pengertian belajar

Ada beberapa pendapat mengenai definisi dari belajar:


(32)

Mengalami dan senantiasa mengadakan reorganisasi pengalaman penggunaan, pemahaman dan berlangsung secara keseluruhan.

b) Menurut WS.Winkel (1987: 36) belajar adalah:

Suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap.

Seseorang yang telah mengalami proses belajar pastilah

mengalami perubahan yang relatif konstan dan berbekas. Proses

belajar di lembaga bimbingan belajar tidak jauh berbeda dengan

proses belajar di sekolah formal. Tujuan kegiatan belajar mengajar

di lembaga pendidikan adalah:

a) Mengetahui suatu pengetahuan, kecakapan atau konsep yang

sebelumnya belum diketahui.

b) Mengajarkan kepada seseorang sesuatu yang sebelumnya tidak

dapat berbuat, baik tingkah laku maupun ketrampilan.

c) Mengkombinasikan dua pengetahuan ke dalam suatu

pengertian baru, baik pengetahuan, ketrampilan maupun

tingkah laku.

d) Memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah

diperolehnya.

2) Prestasi belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi belajar


(33)

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan

nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar

sering dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi.

Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa

selama mengalami proses belajar di sekolah yang dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh melalui tes dari sejumlah mata

pelajaran. Keberhasilan siswa selama proses belajar di sekolah

akan tampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Jadi secara

umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi yang dicapai seseorang

dalam bidang tertentu.

Setiap orang yang mengalami proses belajar maka ia akan

memperoleh hasil yang diinginkan. Hasil adalah perubahan dalam

diri si pelajar, dimana ia dapat mengetahui sesuatu yang

sebelumnya tidak ia ketahui. Tetapi setiap orang yang melalui

proses belajar mempunyai hasil yang berbeda-beda. Keberhasilan

siswa dalam kegiatan belajarnya di sekolah dapat diketahui melalui

prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar siswa ini dapat

diketahui dari hasil evaluasi hasil belajarnya. Evaluasi menurut

Nana Sudjana (1990: 20) adalah suatu usaha penilaian terhadap

suatu hal, bisa dari segi tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara


(34)

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian sebelumnya yang juga meneliti tentang perbedaan

status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar terhadap minat siswa

untuk mengikuti program bimbingan belajar telah memperoleh hasil yang

sama namun ada pula yang cenderung memperlihatkan suatu perbedaan.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa variabel status sosial ekonomi

direpresentasikan dengan variabel tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan

tingkat pendapatan.

Penelitian yang dilakukan Wahyu Yuniarti (2002) dengan judul

“Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Belajar

Dengan Minat Siswi Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi” menunjukkan

hasil bahwa terhadap hubungan positif yang signifikan antara status sosial

ekonomi orang tua, prestasi belajar dengan minat siswi melanjutkan studi ke

perguruan tinggi. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Dewi

Widyaningrum (2001) dengan judul “Minat Siswa Mengikuti Bimbingan

Belajar PIKSE Ditinjau dari Segi Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua

dan Prestasi Belajar Siswa” menunjukkan hasil bahwa status sosial ekonomi

orang tua mempengaruhi minat siswa mengikuti bimbingan belajar PIKSE

tetapi prestasi belajar siswa tidak mempengaruhi minat siswa mengikuti

bimbingan belajar PIKSE. Penelitian yang dilakukan oleh Elisabet Ratri

Nawang Sari (2005) dengan judul “Minat Siswa Melanjutkan Studi ke

Perguruan Tinggi Ditinjau dari Prestasi Belajar, Motivasi Belajar dan Status


(35)

belajar, motivasi belajar dan status sosial ekonomi orang tua maka semakin

tinggi pula minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dan terakhir

penelitian yang dilakukan oleh Tri Ismiati (2006) dengan judul “Pengaruh

Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Siswa Terhadap Minat Siswa

Untuk Mengikuti Program Bimbingan Belajar” menunjukkan hasil bahwa

semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua dan prestasi siswa maka

semakin tinggi pula minat siswa mengikuti program bimbingan belajar.

Dari keempat penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa status sosial

ekonomi orang tua yang meliputi tingkat pendidikan orang tua, tingkat

pendapatan orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan prestasi siswa merupakan

faktor yang membedakan minat siswa dalam mengikuti bimbingan belajar

maupun dalam melanjutkan studi. Dalam penelitian sebelumnya ada pula yang

menunjukkan hasil bahwa faktor prestasi belajar siswa tidak membedakan

minat siswa mengikuti bimbingan belajar, hal ini dimungkinkan karena faktor

lingkungan pergaulan siswa yang tidak berminat mengikuti bimbingan belajar

yang dimungkinkan karena prestasi akademiknya yang tidak terlalu baik dan

masa bodoh terhadap nilai akademiknya.

C. Kerangka Berpikir

1. Perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar

ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

Pendidikan yang dicapai oleh orang tua mencerminkan

kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang dimilikinya. Setiap orang


(36)

lainnya. Setiap anak yang orang tuanya berbeda tingkat pendidikannya

pastilah akan menentukan kemampuannya dalam hal minatnya mengikuti

program bimbingan belajar. Tingkat pendidikan orang tua akan

mencerminkan cakrawala pengetahuan pendidikan yang diperolehnya,

yang pada gilirannya akan menentukan kemampuan dalam mendidik anak.

Tingkat pendidikan orang tua bisa membedakan minat siswa untuk

mengikuti bimbingan belajar dengan anggapan bahwa orang tua yang

pendidikannya tinggi ingin selalu berusaha menambah ilmu dan

kemampuannya. Orang tua yang selalu menimba ilmu inilah yang

menjadikan teladan bagi anaknya untuk selalu giat dalam belajarnya agar

prestasi akademiknya baik. Siswa yang memiliki orang tua yang

pendidikannya tinggi dapat memberi pengaruh yang besar bagi proses

belajarnya karena pengetahuan yang luas yang dimiliki orangtuanya dapat

membuat siswa untuk bersemangat meneladani orangtuanya. Sebaliknya,

orang tua yang memiliki pendidikan rendah kemungkinan pengalaman

belajarnya hanya sedikit sehingga pengaruh terhadap anaknya menjadi

sangat terbatas. Cita-cita bagi orang tua yang mempunyai tingkat

pendidikan tinggi mengharapkan agar anaknya kelak dapat meneruskan

cita-citanya atau paling tidak juga mempunyai pendidikan yang tinggi

pula.

2. Perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar


(37)

Kehidupan sebuah keluarga mempunyai banyak kebutuhan yang

harus dipenuhi dan berusaha untuk semaksimal mungkin dapat tercukupi.

Sebuah keluarga yang orangtuanya mempunyai penghasilan yang terbilang

cukup atau besar akan dengan mudah memenuhi kebutuhan yang

diinginkan, termasuk kebutuhan akan pendidikan anak-anaknya. Bagi

keluarga yang tingkat pendapatannya rendah akan mengalami kekurangan

yang sering dikatakan dengan status sosial yang ekonominya rendah.

Untuk membangun bangsa yang maju dibutuhkan manusia yang cerdas

yakni melalui pendidikan yang tinggi dan tentunya berbagai fasilitas yang

mendukung, karena dengan jaman globalisasi seperti sekarang ini mau

tidak mau pendidikan adalah kunci untuk meraih keberhasilan. Disini

peran orang tua pun ikut mengambil andil dalam membantu anak-anaknya

untuk dapat berhasil dalam meraih cita-citanya. Para orang tua pun bekerja

keras untuk menyekolahkan anak-anaknya agar memperoleh pendidikan

yang baik, dengan pendapatan yang besar diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan akan pendidikan.

Dari uraian di atas, peneliti beranggapan bahwa anak yang berasal

dari keluarga yang cukup mampu yakni dengan mempunyai pendapatan

yang tinggi maka seorang anak akan mempunyai minat yang tinggi atau

lebih besar untuk mengikuti program bimbingan belajar. Hal ini

didasarkan pada pemikiran bahwa orang tua dengan pendapatan yang

tinggi akan dengan mudah memenuhi apa yang dibutuhkan oleh seorang


(38)

dirinya melalui kegiatan di luar sekolah yakni dengan mengikuti program

bimbingan belajar. Dengan berbagai macam fasilitas yang disediakan

orang tua dari buku-buku sampai dengan peralatan modern seperti

komputer dapat mendukung proses belajarnya. Sebaliknya bagi orang tua

yang mempunyai pendapatan rendah maka kemungkinan besar anak atau

siswa dapat terhambat minatnya untuk mengembangkan pengetahuannya

dengan tidak mengikuti program bimbingan belajar.

3. Perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar

ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

Jenis pekerjaan yang ditekuni oleh orang tua merupakan hasil yang

diperoleh dari pendidikannya pada masa mereka bersekolah yakni jika

sebagian orang tua hanya menempuh pendidikan sampai dibangku sekolah

dasar dimungkinkan jenis pekerjaannya tergolong dalam pekerjaan kelas

bawah, misalnya hanya sebagai sopir, petani ataupun pembantu rumah

tangga. Sebaliknya dengan pendidikan yang ditempuh hingga sampai

perguruan tinggi dimungkinkan jenis pekerjaannya tergolong kelas atas,

misalnya saja pengusaha, guru ataupun dokter. Alhasil jenis pekerjaan

orang tua yang ditekuni akan memberikan perbedaan terhadap minat siswa

untuk mengikuti program bimbingan belajar.

Jenis pekerjaan orang tua akan memberi perbedaan pada minat

siswa dengan anggapan bahwa dengan jenis pekerjaan orang tua yang

tinggi akan menyebabkan orang tua untuk selalu berkehidupan yang serba


(39)

sehingga hal ini akan memberikan pengaruhnya kepada siswa atau

anaknya untuk ikut jejak orang tuanya. Agar pengetahuan anak ini dapat

berkembang maka ia ingin mewujudkannya dengan mengikuti program

bimbingan belajar. Tetapi dengan jenis pekerjaan orang tua yang rendah

akan membatasi pula pengalaman orang tua dalam bekerja sehingga

pengaruh terhadap anaknya akan terbatas pula.

Dengan segala hal yang dibimbing oleh orang tuanya, siswa paling

tidak akan meniru segala tingkah laku orang tuanya, misalnya dalam hal

belajar. Akhirnya siswa menjadi terdorong untuk terus belajar hingga

mencapai apa yang diinginkan, paling tidak sama dengan pekerjaan orang

tuanya atau di atasnya.

4. Perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar

ditinjau dari prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar seorang siswa akan tampak dalam hasil studi yang

berupa nilai-nilai pelajaran yang tercermin dalam buku rapornya. Dengan

prestasi belajar tersebut siswa akan tubuh rasa kepercayaan diri, harapan

maupun cita-citanya tetapi hal ini tergantung dari baik atau buruknya

prestasinya di sekolah.

Prestasi belajar siswa dianggap akan ikut membedakan munculnya

minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar. Hal ini dianggap

bahwa siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi maka harapan

maupun cita-citanya juga tinggi. Untuk mencapai itu semua siswa akan


(40)

dan mengisi waktunya dengan mengikuti program bimbingan belajar yang

sudah banyak ditawarkan.

D. Hipotesis Penelitian

1. H1 : Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan

belajar (Y) ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (X1).

2. H2 : Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan

belajar (Y) ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua (X2).

3. H3 : Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan

belajar (Y) ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (X3).

4. H4 : Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

pada SMA Pangudi Luhur St.Yosef Surakarta yaitu suatu penelitian terhadap

objek tertentu dan kesimpulan hanya berlaku bagi objek yang diteliti dan tidak

dapat ditarik kesimpulan secara umum.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur St.Yosef Jl. LU.

Adisucipto Surakarta.

2. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu bulan September - Oktober

2007.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis

akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan

karena adanya karakteristik yang berlainan (Supranto, 1986: 24). Dalam

penelitian ini populasinya adalah siswa-siswi SMA Pangudi Luhur

St.Yosef Surakarta kelas XII IA (IPA) 1 berjumlah 38 orang, XII IA 2

berjumlah 38 orang, XII IS (IPS) 1 berjumlah 42 orang, XII IS 2

berjumlah 41 orang, XII IS 3 berjumlah 41 orang, XII BAHASA

berjumlah 33 orang, total populasinya berjumlah 233 orang.


(42)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam

penelitian ini ditetapkan hanya beberapa kelas saja dengan simple random

sampling. Simple random sampling adalah teknik sampling yang

digunakan oleh peneliti karena pengambilan sampel anggota populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu (Sugiyono, 1999: 74). Karena populasi terdiri atas beberapa

kelas maka peneliti hanya mengambil 4 kelas saja yang terdiri dari kelas

XII IA 1 yang berjumlah 38 orang, IS 1 yang berjumlah 42 orang, IS 3

yang berjumlah 41 orang dan BAHASA yang berjumlah 33 orang dengan

total sampel yang berjumlah 154 orang, dengan pertimbangan bahwa

sampel tersebut dapat mewakili populasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

simple random sampling. Peneliti menggunakan metode ini dalam

penelitian dengan alasan agar setiap elemen sampel dapat dipilih secara

acak untuk mewakili populasi dengan tujuan memperoleh sampel yang

sesuai karakteristik penilaian yang meliputi tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan dan jenis pekerjaan orang tua serta prestasi belajar siswa.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi atau


(43)

1992: 102). Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah sebagai

berikut:

a. Variabel bebas adalah variabel yang mendahului atau mempengaruhi

variabel terikat. Variabel bebas meliputi:

1. Status sosial ekonomi orang tua

a) Tingkat pendidikan orang tua siswa (X1)

b) Tingkat pendapatan orang tua siswa (X2)

c) Jenis pekerjaan orang tua siswa (X3)

2. Prestasi belajar siswa (X4)

b. Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau tergantung

pada variabel yang mendahului. Dalam hal ini yang menjadi variabel

terikat adalah minat siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur St.Yosef

untuk mengikuti program bimbingan belajar, yang dinyatakan dalam

(Y).

2. Teknik pengukuran

a) Tingkat pendidikan orang tua siswa

Tingkat pendidikan orang tua yaitu tingkat pendidikan tertinggi yang

berhasil diselesaikan oleh orang tua siswa, dikelompokkan dan diberi

skor sebagai berikut:

1) Tidak tamat SD : skor 1

2) Tamat SD : skor 2

3) Tamat SMP : skor 3


(44)

5) Tamat Akademi/ PT : skor 5

b) Tingkat pendapatan orang tua siswa

Tingkat pendapatan orang tua siswa yaitu seluruh penghasilan yang

diterima dari pekerjaan pokok orang tua selama 1 bulan,

dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut:

1) Kurang dari Rp 500.000,00 : skor 1

2) Antara Rp 500.000,00 - < Rp 750.000,00 : skor 2

3) Antara Rp 750.000,00 - < Rp 1.000.000,00 : skor 3

4) Antara Rp 1.000.000,00 - < Rp 1.250.000,00 : skor 4

5) Lebih dari Rp 1.250.000,00 : skor 5

c) Jenis pekerjaan orang tua siswa

Jenis pekerjaan orang tua siswa adalah bidang pekerjaan pokok yang

ditekuni orang tua siswa setiap harinya. Dalam penelitian ini, peneliti

membedakan jenis pekerjaan orang tua siswa berdasarkan golongan

rendah, menengah dan atas dalam masyarakat dan diberi skor sebagai

berikut:

1) Golongan Rendah yaitu golongan A, B, C : skor 1

2) Golongan Menengah yaitu golongan D, E, F : skor 2

3) Golongan Atas yaitu golongan G, H, I : skor 3

d) Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah sejauh mana anak menguasai dan memahami

materi yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang berhasil dicapai


(45)

nilai rata-rata raport masing-masing siswa. Prestasi siswa

dikelompokkan dengan menggunakan PAP tipe II. Dalam tipe II batas

penguasaan minimal yang dianggap dapat meluluskan dari derajat

penguasaan kompetensi yang dituntut 56%. Derajat penguasaan

kompetensi minimal 56% diberi nilai cukup (Masidjo, 1985: 40)

1) 81% - 100% = A, sangat baik

2) 66% - 80% = B, baik

3) 56% - 65% = C, cukup

4) 46% - 55% = D, kurang

5) Dibawah 46% = E, sangat kurang

e) Minat mengikuti bimbingan belajar

Minat mengikuti bimbingan belajar adalah kecenderungan yang

mengarahkan siswa untuk mengikuti bimbingan belajar yang ditandai

dengan adanya perasaaan senang, tertarik perhatiannya dan perasaan

bahwa mengikuti bimbingan belajar adalah kebutuhannya. Untuk

mengukur minat siswa dalam mengikuti bimbingan belajar, cara yang

digunakan peneliti adalah dengan kuesioner tipe pilihan yang disusun

seperti model Likert dengan tiga alternatif jawaban. Adapun pedoman

untuk memberikan skor pada alternatif jawaban adalah:

1) Tidak tertarik : skor 1

2) Tertarik : skor 2


(46)

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Teknik pengumpulan

data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data yang

diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan

melakukan tanya jawab secara langsung kepada sumber data yakni dalam

penelitian ini adalah guru dan karyawan. Dilakukan untuk mendapatkan

data mengenai gambaran umum sekolah.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan dan mempelajari catatan atau dokumen yang ada di SMU

Pangudi Luhur St.Yosef Surakarta yang berkaitan dengan masalah yang

akan diteliti. Dilakukan untuk memperoleh data seperti jumlah siswa, arsip

SK pendirian sekolah, daftar karyawan, fasilitas, dsb.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan

menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada

responden untuk diisi dengan jawaban yang sebenarnya. Untuk penelitian

ini, kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang status sosial

ekonomi orang tua siswa, prestasi belajar siswa dan minat siswa untuk


(47)

Kisi-kisi pertanyaan dari tiap-tiap variabel dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Indikator No.

Status sosial ekonomi orang tua

Pendidikan terakhir Ayah

Pendidikan terakhir Ibu

Jenis pekerjaan Ayah

Jenis pekerjaan Ibu

Jumlah pendapatan Ayah

Jumlah pendapatan Ibu

Jumlah pendapatan sampingan Ayah dan Ibu

1

2

3

4

5

6

7

Prestasi belajar siswa Nilai rata-rata raport 1

Minat siswa mengikuti program bimbingan belajar

Ketertarikan dari dorongan teman

Ketertarikan dari diri siswa sendiri

Ketertarikan karena faktor media

Ketertarikan untuk peningkatan prestasi

Ketertarikan karena kemudahan dan fasilitas yang diberikan

Ketertarikan karena faktor orang tua

1, 3

5, 7, 14

2, 11

4, 6, 12

8, 13, 15


(48)

F. Uji Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas Kuesioner

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat pengukur

tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat atau teliti.

Kevalidan alat ukur diuji dengan menggunakan metode analisis butir

dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor atau indikator

yang ingin diselidiki. Perhitungan korelasi Product Moment dari Karl

Pearson dengan rumus: (Suharsimi, 1991: 69)

Rxy =

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

y y

N x x

N

y x xy N

∑ − ∑ ∑

− ∑

∑ ∑ − ∑

Keterangan:

N = Total responden

∑Y = Total nilai Y ∑X = Total nilai X

Rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan korelasi dengan

taraf signifikansi 5%. Apabila hasil pengukuran r ≥ 5% maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Untuk korelasi yang diperoleh dari hasil

perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrument

yang diukur. Selanjutnya harga koefisien korelasi ini dibandingkan dengan

harga r korelasi Product Moment pada table. Jika harga r perhitungan lebih

besar dari pada r tabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid.


(49)

valid. Perhitungan validitas butir pada penelitian ini menggunakan bantuan

SPSS 11.5 for Windows. Berikut disajikan hasil pengujian validitas di

bawah ini:

Tabel 3.2

Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua

Butir Item Corrected Item-Total Correlation

rtabel Keterangan

1 0,5562 0,239 Valid

2 0,5562 0,239 Valid

Berdasarkan tabel 3.2 di atas menunjukkan bahwa untuk variabel tingkat

pendidikan orang tua siswa valid atau sahih karena rhitung (0,5562) > rtabel

(0,239).

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua

Butir Item Corrected Item-Total Correlation

rtabel Keterangan

5 0,2476 0,239 Valid

6 0,4641 0,239 Valid

7 0,2939 0,239 Valid

Berdasarkan tabel 3.3 di atas menunjukkan bahwa untuk variabel tingkat

pendapatan orang tua siswa valid atau sahih karena rhitung (0,2476) > rtabel

(0,239), rhitung (0,4641) > rtabel (0,239), dan rhitung (0,2939) > rtabel (0,239).

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua

Butir Item Corrected Item-Total Correlation

rtabel Keterangan

3 0,2438 0,239 Valid


(50)

Berdasarkan tabel 3.4 di atas menunjukkan bahwa untuk variabel jenis

pekerjaan orang tua siswa valid atau sahih karena rhitung (0,2438) > rtabel

(0,239).

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Siswa Untuk Mengikuti Program Bimbingan Belajar

Butir Item Corrected Item-Total Correlation

rtabel Keterangan

1 0,5697 0,239 Valid

2 0,6608 0,239 Valid

3 0,4573 0,239 Valid

4 0,3622 0,239 Valid

5 0,6922 0,239 Valid

6 0,6160 0,239 Valid

7 0,4975 0,239 Valid

8 0,6697 0,239 Valid

9 0,6379 0,239 Valid

10 0,5259 0,239 Valid

11 0,5436 0,239 Valid

12 0,4298 0,239 Valid

13 0,6659 0,239 Valid

14 0,6697 0,239 Valid

15 0,6862 0,239 Valid

Berdasarkan tabel 3.5 di atas menunjukkan bahwa untuk variabel minat

siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar valid atau sahih karena

rhitung (0,5697) > rtabel (0,239), rhitung (0,6608) > rtabel (),239), rhitung (0,4573)

> rtabel (0,239), rhitung (0,3622) > rtabel (0,239), rhitung (0,6922) > rtabel (0,239),

rhitung (0,6160) > rtabel (0,239), rhitung (0,4975) > rtabel (0,239), rhitung (0,6697)

> rtabel (0,239), rhitung (0,6379) > rtabel (0,239), rhitung (0,5259) > rtabel (0,239).

rhitung (0,5436) > rtabel (0,239), rhitung (4298) > rtabel (0,239), rhitung (0,6659) >

rtabel (0,239), rhitung (0,6697) > rtabel (0,239) dan rhitung (0,6862) > rtabel


(51)

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Pengujian ini adalah sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau

dapat diandalkan, yang dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha

Cronbach dengan taraf signifikan 5% (Suharsimi Arikunto, 1987: 236).

Rumus Alpha:

r11 =

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ∑ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − = 2 2 1 1 t b k k σ σ α Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan/ banyaknya soal

2

b

σ

∑ = jumlah varians butir

2

t

∑ = varians total

Dalam pengujian koefisien ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung

> rtabel, maka suatu butir instrument tersebut cukup dapat dipercaya sebagai

alat pengumpul data karena suatu butir instrument tersebut sudah baik/

bersifat reliable. Sebaliknya jika rhitung < rtabel maka suatu butir instrument

tersebut tidak reliabel. Untuk proses perhitungan reliabilitas, penulis

menggunakan bantuan komputer program SPSS 11.5 for Windows. Berikut


(52)

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel rhitung(Alpha) rtabel Keterangan

Tingkat pendidikan 0,7117 0,239 Reliabel Tingkat pendapatan 0,4858 0,239 Reliabel Jenis pekerjaan 0,2543 0,239 Reliabel

Minat siswa 0,8974 0,239 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rhitung(alpha) > rtabel (0,239)

yang berarti hasil dari pengujian instrument kuesioner tersebut adalah

reliabel.

Untuk mengadakan intepretasi mengenai besarnya koefisien korelasi

adalah sebagai berikut :

a) Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

b) Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi

c) Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup

d) Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

e) Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (Suharsimi 1990:

237).

Untuk proses perhitungan reliabilitas, penulis menggunakan komputer

program SPSS. Hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Untuk variabel tingkat pendidikan orang tua

Variabel tingkat pendidikan orang tua mempunyai nilai r hitung

sebesar 0,7117. Kemudian dibandingkan dengan r tabel pada taraf

signifikansi 5% dan df = 30 – 2 = 28 yang bernilai 0,239. Nilai r hitung

lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrument


(53)

tingkat pendidikan orang tua serta besarnya koefisien korelasinya

berada pada skala tinggi.

2) Untuk variabel tingkat pendapatan orang tua

Variabel tingkat pendapatan orang tua mempunyai nilai r hitung

sebesar 0,4858. Kemudian dibandingkan dengan r tabel pada taraf

signifikansi 5% dan df = 30 – 2 = 28 yang bernilai 0,239. Nilai r hitung

lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrument

tersebut reliabel atau handal sehingga dapat dipercaya untuk mengukur

tingkat pendapatan orang tua serta besarnya koefisien korelasinya

berada pada skala cukup.

3) Untuk variabel jenis pekerjaan orang tua

Variabel jenis pekerjaan orang tua mempunyai nilai r hitung

sebesar 0,2543. Kemudian dibandingkan dengan r tabel pada taraf

signifikansi 5% dan df = 30 – 2 = 28 yang bernilai 0,239. Nilai r hitung

lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrument

tersebut reliabel atau handal sehingga dapat dipercaya untuk mengukur

jenis pekerjaan orang tua serta besarnya koefisien korelasinya berada

pada skala rendah.

4) Untuk variabel minat siswa untuk mengikuti program bimbingan

belajar

Variabel minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar

mempunyai nilai r hitung sebesar 0,8974. Kemudian dibandingkan


(54)

bernilai 0,239. Nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat

disimpulkan bahwa instrument tersebut reliabel atau handal sehingga

dapat dipercaya untuk mengukur minat siswa untuk mengikuti

program bimbingan belajar serta besarnya koefisien korelasinya berada

pada skala sangat tinggi.

G. Uji Prasyarat Analisis

1. Pengujian Normalitas Kuesioner

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui hal

tersebut digunakan rumus Kolmogorov – Smirnov. Menurut Sugiyono

(1999: 255) yang dinyatakan dengan rumus:

D maksimum =

[

Sn

( )

X1Sn

( )

X2

]

Dimana :

D maksimum : Deviasi maksimum

Sn (X1) : Distribusi kumulatif yang ditentukan

Sn (X2) : Distribusi kumulatif yang diobservasi

H. Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk pengujian hipotesis penelitian penulis menggunakan uji statistis

Kruskal-Wallis dan T-Test. Hipotesis pertama sampai ketiga menggunakan uji

statistis Kruskal-Wallis sedangkan untuk hipotesis keempat menggunakan uji

statistis T-Test.

1. Minat Siswa Untuk Mengikuti Program Bimbingan Belajar Ditinjau Dari


(55)

1) Merumuskan Ho dan Ha

Ho: Tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program

bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

Ha: Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan

belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

2) Menetapkan tingkat signifikansi yang digunakan

Nilai signifikansi pengujian dilambangkan dengan α, nilai α dikontrol oleh peneliti dengan menetapkan sebesar 0,05.

3) Menentukan uji statistis

Uji statistis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah

Kruskal-Wallis, sebagai berikut:

H =

(

1

)

3

(

1

)

12 1 2 + − −

= N n T N N k j j j Keterangan :

Tj = Jumlah rangking-rangking kolom j

nj = Banyaknya kasus pada sampel ke-j

N = ∑wj= Banyaknya kasus keseluruhan

k = Banyaknya sampel

Jika ternyata ada sejumlah nilai yang sama, sebaiknya faktor

koreksi (C) dihitung dan digunakan untuk mengoreksi nilai H sebagai

berikut:

C = 1 -

⎪ ⎪ ⎭ ⎪⎪ ⎬ ⎫ ⎪ ⎪ ⎩ ⎪⎪ ⎨ ⎧ − −

N N t t G i i i 2 3


(56)

Keterangan :

G = Banyaknya kumpulan observasi yang memiliki nilai sama ti = Banyaknya nilai sama di sembarang kumpulan i

H’ = H / C

4) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan

- Ho diterima jika Statistis Hitung < Statistis Tabel

- Ho ditolak jika Statistis Hitung > Statistis Tabel

Berdasarkan probabilitas :

- Jika probabilitas > 0,05, Ho diterima

- Jika probabilitas < 0,05, Ho ditolak

2. Minat Siswa Untuk Mengikuti Program Bimbingan Belajar Ditinjau Dari

Tingkat Pendapatan Orang Tua

a) Merumuskan Ho dan Ha

Ho: Tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program

bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

Ha: Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan

belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

b) Menetapkan tingkat signifikansi yang digunakan

Nilai signifikansi pengujian dilambangkan dengan α, nilai α dikontrol oleh peneliti dengan menetapkan sebesar 0,05.

c) Menentukan uji statistis

Uji statistis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah


(57)

H =

(

1

)

3

(

1

)

12 1 2 + − −

= N n T N N k j j j Keterangan :

Tj = Jumlah rangking-rangking kolom j

nj = Banyaknya kasus pada sampel ke-j

N = ∑wj= Banyaknya kasus keseluruhan

k = Banyaknya sampel

Jika ternyata ada sejumlah nilai yang sama, sebaiknya factor

koreksi (C) dihitung dan digunakan untuk mengoreksi nilai H sebagai

berikut:

C = 1 -

⎪ ⎪ ⎭ ⎪⎪ ⎬ ⎫ ⎪ ⎪ ⎩ ⎪⎪ ⎨ ⎧ − −

N N t t G i i i 2 3 Keterangan :

G = Banyaknya kumpulan observasi yang memiliki nilai sama ti = Banyaknya nilai sama di sembarang kumpulan i

H’ = H / C

d) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan

- Ho diterima jika Statistik Hitung < Statistik Tabel

- Ho ditolak jika Statistik Hitung > Statistik Tabel

Berdasarkan probabilitas :

- Jika probabilitas > 0,05, Ho diterima

- Jika probabilitas < 0,05, Ho ditolak

3. Minat Siswa Untuk Mengikuti Program Bimbingan Belajar Ditinjau Dari

Jenis Pekerjaan Orang Tua


(58)

Ho: Tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program

bimbingan belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

Ha: Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan

belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

b) Menetapkan tingkat signifikansi yang digunakan

Nilai signifikansi pengujian dilambangkan dengan α, nilai α dikontrol oleh peneliti dengan menetapkan sebesar 0,05.

c) Menentukan uji statistis

Uji statistis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah

Kruskal-Wallis, sebagai berikut:

H =

(

)

3

(

1

)

1 12 1 2 + − −

= N n T N N k j j j Keterangan :

Tj = Jumlah rangking-rangking kolom j

nj = Banyaknya kasus pada sampel ke-j

N = ∑wj= Banyaknya kasus keseluruhan k = Banyaknya sampel

Jika ternyata ada sejumlah nilai yang sama, sebaiknya faktor

koreksi (C) dihitung dan digunakan untuk mengoreksi nilai H sebagai

berikut:

C = 1 -

⎪ ⎪ ⎭ ⎪⎪ ⎬ ⎫ ⎪ ⎪ ⎩ ⎪⎪ ⎨ ⎧ − −

N N t t G i i i 2 3 Keterangan :

G = Banyaknya kumpulan observasi yang memiliki nilai sama ti = Banyaknya nilai sama di sembarang kumpulan i


(59)

H΄ = H / C

d) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan

- Ho diterima jika Statistik Hitung < Statistik Tabel

- Ho ditolak jika Statistik Hitung > Statistik Tabel

Berdasarkan probabilitas :

- Jika probabilitas > 0,05, Ho diterima

- Jika probabilitas < 0,05, Ho ditolak

4. Minat Siswa Untuk Mengikuti Program Bimbingan Belajar Ditinjau Dari

Prestasi Belajar Siswa

a) Merumuskan Ho dan Ha

Ho: Tidak ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program

bimbingan belajar ditinjau dari prestasi belajar siswa.

Ha: Ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan

belajar ditinjau dari prestasi belajar siswa.

b) Menetapkan tingkat signifikansi yang digunakan

Nilai signifikansi pengujian dilambangkan dengan α, nilai α dikontrol oleh peneliti dengan menetapkan sebesar 0,05.

c) Menentukan uji statistis

Uji statistisyang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Uji-t,

sebagai berikut:

t =

(

)

(

)

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + − − − 2 1 2 2 1 2 1 1 1 n n X X

S

p μ μ


(60)

dengan

(

)

(

)

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 − + − − − = n n n

n

S

S

S

p

Keterangan:

=

1

X nilai rata-rata sampel ke-1 =

2

X nilai rata-rata sampel ke-2

=

1

μ nilai rata-rata populasi sampel ke-1

=

2

μ nilai rata-rata populasi sampel ke-2 S1 = deviasi standar sampel ke-1

S2 = deviasi standar sampel ke-2

=

S

p

2

varian dari sampel gabungan

n1 = jumlah observasi di dalam sampel ke-1

n2 = jumlah observasi di dalam sampel ke-2

d) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan

- Ho diterima jika probabilitas > 0,05


(61)

BAB IV

HASIL TEMUAN LAPANGAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Data Kelembagaan SMA Pangudi Luhur St.Yosef

a. Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta

b. Lokasi : Jl. LU. Adisucipto (Jl. Klengkeng 1) Surakarta

c. Status : Disamakan

SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta merupakan sekolah

swasta bersubsidi yang dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur. Nama SMA

Santo Yosef untuk masyarakat Sala lebih terkenal dari pada nama SMA

Pangudi Luhur. Yayasan Pangudi Luhur berpusat di Jl. Dr. Sutopo 4

Semarang. Dan seterusnya Yayasan ini menjadi bagian dari kegiatan para

Bruder FIC Indonesia. FIC singkatan dari Fratrum Immaculates

Conceptionis, yang artinya Kongregasi Para Bruder Diperkandungkan

Tak Dengan Noda. Kongregasi ini berpusat di Masstricht di Belanda,

sedang pusat propinsi di Indonesia di Jl. Sultan Agung 133 Semarang.

Sesuai dengan Yayasan maupun induk Yayasan yang merupakan

anggota Gereja Katholik, maka SMA Santo Yosef ini berasas Katholik. Ini

tidak berarti para siswa harus beragama Katholik, tetapi sekolah ini harus

menunjukkan suasana Katholik, sebab warna pendidikannya berasas

Katholik. Hal ini tercantum juga dalam Akte Notaris dari Yayasan


(62)

Pangudi Luhur. Secara administratif atau pun dalam kerangka hukumnya

tertulis:

Notaris : Tan A Sioe Semarang

No : 16

Tgl Akte : 6 Oktober 1954

Tercatat : Di Pengadilan Negeri Semarang

Tanggal : 2 Maret 1961

Nomor : 105

Dibawah ini akan disajikan bagan dari struktur organisasi Yayasan


(63)

Bagan 4.1

Struktur Organisasi Yayasan Pangudi Luhur

Pengurus Yayasan Pangudi Luhur

Kepala Kantor

Staf Tenaga Administrasi

Pembina Sekolah

• Kepegawaian • Finansial

• Sarana Prasarana / IPTEK

• Kesekretariatan / Informasi

• Umum / Unit usaha

• Personalia / Kepegawaian • Sekolah /

Kurikulum • Spiritualitas /

(ke-Katolikan / ke FIC-an)

Yayasan Pangudi Luhur Cabang / Ranting

1. Semarang : Randusari, Candi, Ambarawa, Salatiga, Tlogo, Pemalang.

2. Surakarta, : Surakarta, Giriwoyo, Klaten, Wedi, Bayat, Cawas, Gantiwarno. 3. Jogjakarta : Jogjakarta,

Sedayu, Kaliduren, Boro

4. Muntilan : Muntilan, Mandungan.

5. Jakarta : Haji Nawi, Kebon Jeruk, Kampung Sawah, Deltamas, Sukaraja.

6. Kalimantan : ketapang, Tumbangtiti, Tanjung.


(64)

2. Sejarah SMA Pangudi Luhur St.Yosef

SMA Pangudi Luhur Santo Yosef merupakan hasil pemisahan dari

SMA Kanisius Surakarta. Pemisahan ini terjadi pada tahun 1951. Kala itu

yang menjadi Direktrisnya adalah Ibu dari B.G. Smith. Pemisahan ini

secara resmi diakui oleh Pemerintah pada tanggal 1 Juli 1952, dengan SK

No. 15380/ SUBs. SMA Pangudi Luhur Santo Yosef berdiri pada tanggal

17 Juli 1951. Sekolah ini pertama kali menggunakan tempat di sebuah

gedung bekas H.C.S lantai dua, lantai satu digunakan untuk SMP Kanisius

II Semarang. Seluruh bangunan ini digunakan oleh SMP Bintang Laut

(Pangudi Luhur Surakarta). Alamat SMA Pangudi Luhur Santo Yosef

sampai tahun 1965 di Jl. Brigjen Slamet Riyadi No. 74 Surakarta, tepatnya

sebelah barat simpang empat Nonongan.

Karena gedung yang dipakai pada waktu itu tidak dapat lagi

memenuhi kebutuhan maka dibelilah sebidang sawah yang letaknya pada

waktu itu masih hampir di luar kota. Memang cukup luas dan diperkirakan

akan dapat dipakai sebagai kompleks sekolah dan sekaligus Bruderan.

Setelah selesai di bangun, gedung yang baru mulai di tempati pada tanggal

5 Agustus 1965, jadi menjelang Gestapu PKI. Secara resmi pembukaan

dilakukan oleh Walikota, pada waktu itu Bp.Utomo Ramelan.

Pada waktu didirikan, SMA Pangudi Luhur Santo Yosef bernama

SMU Katholik, lalu berganti nama menjadi SMA Kanisius Bagian Putera.

Jadi namanya yang sekarang adalah nama yang ketiga. Sesuai dengan


(65)

mencatatkan diri di Kantor Wilayah, supaya dengan demikian instansi

tersebut dapat memberikan sertifikat kepada sekolah itu. SMA Santo

Yosef pada tanggal 1 April 1978 menerima sertifikatnya dengan nomor

056/XII/4.A/8 dan pernah pula menerima SK Subsidi dengan nomor

Piagam 151.

Sebagai sekolah yang sudah lama berdiri SMA Santo Yosef telah

mengalami pergantian Kepala Sekolah dari permulaan sampai sekarang,

yakni:

1. Br. Bonifacio tahun 1951 – 1970

2. Bp. Ign. Sutaryo tahun 1971 – 1993

3. Pada tanggal 1 Januari 1975 diadakan perubahan susunan pimpinan

Kepala Sekolah terutama menangani urusan luar, misal: urusan dengan

pemerintah, dan urusan tersebut adalah sebagai berikut: segala urusan

administrasi sekolah yang berhubungan dengan pemerintah merupakan

tanggung jawab Kepala Sekolah, sedangkan segala urusan administrasi

sekolah yang berhubungan dengan Yayasan adalah merupakan

tanggung jawab Direktur Sekolah.

4. Bruder dan Kepala Sekolah yang pernah bertugas sampai sekarang

adalah sebagai berikut:

a. Br. Bonifacio FIC tahun 1951 – 1970 b. Bp. Ign. Sutaryo tahun 1971 – 1993 c. Br. Mario FIC tahun 1975 – 1978 d. Br. Drs. Aloysius FIC tahun 1979 – 1985 e. Br. Herman Y. Kuwat FIC tahun 1985 – 1988 f. Br. Frans Sugi FIC tahun 1988 – 1991 g. Br. Stephanus Parna FIC tahun 1991 – 1992 h. Br. Petrus Paijan FIC tahun 1992 – 1994


(66)

i. Br. Lusius FIC tahun 1994 – 1998 j. Bp. A. Sutaryo tahun 1994 – 1998 k. Br. Drs. Petrus Ponidi FIC tahun 1998 – 2007 l. Br. Agustinus Mujiya, S.Pd. tahun 2007 – sekarang

3. Visi dan Misi Sekolah

Visi dari SMA Pangudi Luhur Santo Yosef adalah sebagai berikut:

a. SMA Pangudi Luhur “Santo Yosef” merupakan komunitas iman

kristiani yang meneladani hidup Santo Yosef. Komunitas iman

tersebut ditandai dengan semangat persaudaraan sejati, kemitraan,

menanggung perutusan bersama, mengembangkan komunikasi dan

berpihak pada yang lemah, serta terbuka terhadap perubahan dan

perkembangan jaman.

b. SMA Pangudi Luhur “Santo Yosef” merupakan lembaga

pendampingan kaum muda untuk berkembang menjadi seorang pribadi

yang berkualitas tinggi, beriman, berwatak dan berbudi pekerti luhur.

Misi dari SMA Pangudi Luhur Santo Yosef adalah sebagai berikut:

Dari Visi a :

1) Menghidupkan dan mengembangkan SMA Pangudi Luhur “Santo

Yosef” sebagai komunitas iman dan persaudaraan sejati.

2) Menghidupkan semangat Santo Yosef yang tekun, pekerja keras,

rendah hati, setia dan selalu optimis.

3) Meningkatkan kerjasama dengan orang tua, alumni dan masyarakat


(67)

4) Mengupayakan karya kerasulan pendidikan dengan tetap memberikan

perhatian istimewa kepada kaum yang lemah, miskin, kekurangan dan

tersingkir.

5) Meningkatkan dan mengembangkan komunikasi formal dan informal

baik ke dalam maupun ke luar lembaga sekolah.

6) Peka terhadap lingkungan sosial dan perubahan jaman.

Dari visi b :

1) Mengupayakan karya kerasulan di SMA Pangudi Luhur “Santo Yosef”

sebagai karya pendamping kaum muda.

2) Mengupayakan pengembangan pribadi yang berkualitas, beriman,

berwatak, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab dan memiliki

kepekaan sosial yang tinggi.

3) Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang bermutu,

terencana, tertib, disiplin, konsisten dan objektif.

4. Struktur Organisasi Sekolah

Di bawah ini akan disajikan bagan dari struktur organisasi sekolah


(68)

Bagan 4.2

Struktur Organisasi Sekolah

SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta

Keterangan :

: Garis Komando : Garis Konsultasi

Kepala Dinas Pendidikan Surakarta

Yayasan PL

Pembina BK Yayasan

Komite Sekolah Kepala Sekolah Tenaga Ahli /

Instansi lain

Wakasek Kesiswaan Wakasek Kurikulum

Tata Usaha

Guru Mata Pelajaran Wali Kelas Konselor Sekolah


(69)

5. Sumber Daya Manusia

Kualitas dan kredibilitas suatu sekolah sangat dipengaruhi oleh

jumlah dan kualitas sumber daya manusia (guru dan non guru) yang

dimiliki oleh suatu sekolah. Kualitas sumber daya manusia yang baik

sangat dominan bagi sekolah karena dengan kualitas yang baik akan

menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi tinggi di bidang

pendidikan.

Sebagai tenaga pendidik maupun tenaga ketatausahaan, perlu

adanya perkembangan agar mereka memiliki kompetensi profesional yang

berkualitas. Perkembangan tersebut meliputi dua hal, yaitu perkembangan

profesional dan perkembangan kepribadian. Perkembangan profesional

guru tersebut dapat diarahkan untuk meningkatkan ragam dan tingkat

kompetensi profeional guru agar dapat membelajarkan siswanya pada

situasi yang kondusif sehingga kompetensi yang mereka miliki pada

akhirnya sesuai dengan kebutuhan. Perkembangan kepribadian atau sikap

mental guru dan non guru diarahkan pada peningkatan kepercayaan diri

pribadi dan kemampuan pribadi serta kemampuan bekerjasama dengan

orang lain. Perkembangan ini dapat meliputi: rapat dinas, rapat pembina,

diskusi, seminar, penataran, aktif dalam MGMP (Musyawarah Guru Mata

Pelajaran), serta peningkatan kesejahteraan.

SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta mempunyai 1 orang

kepala sekolah, 39 guru pengajar di antaranya 24 orang guru dengan status


(1)

133

Lampiran 16

Perhitungan Tingkat Pendapatan Sampingan Orang Tua

Descriptive Statistics

141 28.28 5.560 15 44

141 .80 1.148 0 5

Y Minat siswa mengikuti program bimbingan belajar X2.3 Pendapatan

sampingan orang Tua

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kruskal-Wallis Test

Ranks

69 60.23 55 74.95 5 110.50 4 103.50 4 91.63 4 100.00 141

X2.3 Pendapatan sampingan orang Tua

0

1 < Rp. 500.000

2 Rp. 500.000 - Rp. 750.000 3 Rp. 750.000 - Rp. 1.000.000 4 Rp. 1.000.000 - Rp. 1.250.000 5 > Rp. 1.250.000

Total Y Minat siswa mengikuti program bimbingan belajar

N

Mean Rank

Test Statisticsa,b

15.635 5 .008 Chi-Square

df

Asymp. Sig.

Y Minat siswa mengikuti program bimbingan belajar

Kruskal Wallis Test a.

Grouping Variable: X2.3 Pendapatan sampingan orang Tua b.


(2)

Lampiran 17

Perhitungan Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ayah)

Descriptive Statistics

141 28.28 5.560 15 44

141 2.15 .686 1 3

Y Minat siswa mengikuti program bimbingan belajar X3.1 Pekerjaan Pokok ayah

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kruskal-Wallis Test

Ranks

24 51.83 72 66.94 45 87.72 141

X3.1 Pekerjaan Pokok ayah 1 Gol Rendah

2 Gol. Menengah 3 Gol Atas Total Y Minat siswa mengikuti program bimbingan belajar

N Mean Rank

Test Statisticsa,b

13.610 2 .001 Chi-Square

df

Asymp. Sig.

Y Minat siswa mengikuti program bimbingan belajar

Kruskal Wallis Test a.

Grouping Variable: X3.1 Pekerjaan Pokok ayah b.


(3)

135

Lampiran 18

Perhitungan Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ibu)

Descriptive Statistics

141 28.28 5.560 15 44

141 1.68 .759 1 3

Y Minat siswa mengikuti program bimbingan belajar X3.2 Pekerjaan Pokok Ibu

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kruskal-Wallis Test

Ranks

70 57.53 46 73.15 25 104.76 141

X3.2 Pekerjaan Pokok Ibu 1 Gol Rendah

2 Gol. Menengah 3 Gol Atas Total Y Minat siswa mengikuti program bimbingan belajar

N Mean Rank

Test Statisticsa,b

24.951 2 .000 Chi-Square

df

Asymp. Sig.

Y Minat siswa mengikuti program bimbingan belajar

Kruskal Wallis Test a.

Grouping Variable: X3.2 Pekerjaan Pokok Ibu b.


(4)

Perhitungan Prestasi Belajar Siswa


(5)

137

TABEL CHI KUADRAT χ2

Probabilitas di bawah Ho dimana χ2≥ Chi-kuadrat

df 0,10 0,05 0,02 0,01 0,001

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 2,71 4,60 6,25 7,78 9,24 10,64 12,02 13,36 14,68 15,99 17,28 18,55 19,81 21,06 22,31 23,54 24,77 25,99 27,20 28,41 29,62 30,81 32,01 33,20 34,38 35,56 36,74 37,92 39,09 40,26 3,84 5,99 7,82 9,49 11,07 12,59 14,07 15,51 16,92 18,31 19,68 21,03 22,36 23,68 25,00 26,30 27,59 28,87 30,14 31,41 32,67 33,92 35,17 36,42 37,65 38,88 40,11 41,34 42,56 43,77 5,41 7,82 9,84 11,67 13,39 15,03 16,62 18,17 19,68 21,16 22,62 24,05 25,47 26,87 28,26 29,63 31,00 32,35 33,69 35,02 36,34 37,66 38,97 40,27 41,57 42,86 44,14 45,42 46,69 47,96 6,64 9,21 11,34 13,28 15,09 16,81 18,48 20,09 21,67 23,21 24,72 26,22 27,69 29,14 30,58 32,00 33,41 34,80 36,19 37,57 38,93 40,29 41,64 42,98 44,31 45,64 46,96 48,28 49,59 50,89 10,83 13,82 16,27 18,46 20,52 22,46 24,32 26,12 27,88 29,59 31,26 32,91 34,53 36,12 37,70 39,29 40,75 42,31 43,82 45,32 46,80 48,27 49,73 51,18 52,62 54,05 55,48 56,89 58,30 59,70 Sumber : Diringkas dari Tabel IV Fisher and Yates, Statistics for Biological, Agricultural, and Medical Research, diterbitkan oleh Oliver and Boyd Ltd., Edinburgh, 1963. Dengan ijin penerbit.


(6)

TABEL r

1 tail 5%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

0,929 0,770 0,683 0,590 0,536 0,495 0,462 0,434 0,411 0,392 0,375 0,360 0,346 0,334 0,323 0,310 0,305 0,296 0,289 0,282 0,275 0,260 0,280 0,256 0,253 0,246 0,244 0,239 0,235 0,231