Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah 1997:141 yaitu tes hasil belajar dan tes prestasi belajar
adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar atau untuk
menentukan taraf keberhasilan sebuah program pelajaran.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Dimyati Mahmud mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi yaitu Mahmud, 1989: 84-87 :
a Faktor internal
1. N. Ach Need for Achievement ialah dorongan atau motif untuk berprestasi. N. Ach adalah suatu motif instrinsik
untuk mencapai prestasi dalam hal tertentu. 2. Takut gagal
Takut gagal yang seringkali berupa perasaan cemas seperti apabila menempuh ujian, mempelajari suatu yang baru atau
memecahkan masalah yang sulit dapat mengganggu keberhasilan dalam berprestasi.
3. Takut sukses Takut sukses mungkin lebih karakteristik pada wanita
daripada pria, apabila cukup kuat, takut sukses ini
merongrong N. Ach seseorang dan melahirkan perasaan- perasaan negatif terhadap prestasi yang baik.
4. Persepsi Persepsi seseorang terhadap prestasinya berkait dengan
kombinasi empat faktor: kemampuan, usaha, sukarnya tugas dan keberuntungan.
b Faktor eksternal kemampuan dan usaha sangat berpengaruh terhadap prestasi remaja demikian juga halnya dengan
kesempatan dan faktor-faktor situasional. Banyak perbedaan dalam prestasi akademik bukan disebabkan oleh berbedanya
lingkungan sekolah, misalnya bervariasi gedungnya, peralatannya, perpustakaannya, kesempatan untuk memperluas
dan memperkaya pengetahuan, kualitas dan penghasilan guru- gurunya.
2. Disiplin Belajar a. Pengertian disiplin belajar
Pengertian disiplin secara umum adalah sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi suatu ketentuan dan peraturan norma
yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.Pengertian disiplin yang lebih modern, menitikberatkan pada suatu pengendalian
perbuatan. Pengendalian perbuatan ini dapat terjadi karena kekuatan
yang berasal dari sekitar dan dapat pula berasal dari diri individu itu sendiri.
Menurut Karl, S. Bernhardt 1964:1 discipline is an essential characteristic of any society . No family, school, club or community
can run smoothly without rules and regulations. Disiplin yang dimaksud di sini adalah sebuah karakteristik utama pada setiap
masyarakat. Tidak ada keluarga, sekolah dan komunitas yang bisa berjalan dengan lancar tanpa ketetapan dan peraturan. Karl S.
Bernhardt mengungkapkan bahwa discipline is thought of as a plan of training, not just as correction or punishment. Disiplin di sini berarti
rencana pelatihan, bukan sebagai aksi pembenaran atau hukuman. Dalam hal ini pendekatan secara positif lebih di tekankan. Dorongan,
dukungan, bimbingan, arahan, pengawasan dan kasih sayang diperlukan sebagai dasar dari suatu rencana pelatihan tersebut.
Pada hakekatnya disiplin merupakan pengendalian tingkah laku . Penanaman disiplin merupakan bagian dari pendidikan peserta
didik yang dapat dilakukan oleh orang tua di rumah, oleh guru di sekolah maupun lingkungan sosial masyarakat yang bertujuan untuk
membentuk dan mengembangkan kepribadian peserta didik agar serasi, selaras, seimbang serta mempunyai tanggung jawab yang
tinggi. Pelaksanaan pedoman- pedoman yang baik dalam usaha belajar
dengan disertai disiplin akan membuat peserta didik mempunyai cara belajar yang baik. Belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin
dijalankan apabila peserta didik mempunyai disiplin untuk mentaati rencana kerja tertentu. Berdisiplin juga dapat membuat peserta didik
memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, yang merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik The
Liang Gie, 1975:51 . Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar yang dimaksud
dengan disiplin belajar adalah pengendalian peserta didik dalam proses pembelajaran dengan mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan, sehingga membentuk kepribadian peserta didik ke arah perkembangan yang lebih baik. Entang 1984:11 mengemukakan
sejumlah tujuan khusus disiplin belajar bagi peserta didik agar peserta didik :
1 Tunduk dan mengikuti peraturan tertentu. 2 Belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif dan
bermanfaat bagi diri dan lingkungan. 3 Memperoleh kemerdekaan yang lebih besar dalam batas-batas
kemampuan . 4 Mampu mengontrol tingkah laku yang dikehendaki, sehingga
tugas-tugas sekolah dapat berjalan dengan optimal.
Menurut The Liang Gie 1979:82 bahwa dalam usaha apapun juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci
untuk memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar
barulah seorang pelajar akan mempunyai cara belajar yang baik. Cara belajar yang baik bukanlah bakat yang dibawa sejak
lahir, yang diwariskan dari orang tua melainkan kecakapan yang diperoleh melalui latihan. Kalau cara belajar yang baik sudah menjadi
kebiasaan, maka tidak perlu lagi ada resep yang harus diperhatikan sewaktu belajar. Demikian pula dengan keteraturan dan kedisiplinan
tidak akan terasa lagi sebagai suatu beban yang berat. Ilmu yang sedang dituntut dapat dimengerti dan dikuasai secara sempurna.
3. Dukungan Teman a. Pengertian dukungan teman