Hubungan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman, dan bimbingan guru dengan prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial.

(1)

vii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR, DUKUNGAN TEMAN DAN BIMBINGAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA Studi Kasus di “SMP N I Kalibawang”

Maria Kurniatun Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa 2) hubungan antara dukungan teman dengan prestasi belajar IPS siswa; 3) hubungan antara bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS; dan 4) hubungan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS siswa.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMP N I Kalibawang pada bulan Februari 2007. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas III yang berjumlah 102 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang dilengkapi dengan teknik dokumentasi. Untuk mengetahui hubungan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS digunakan teknik analisis korelasi Product Moment, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar IPS siswa digunakan teknik analisis regresi ganda tiga variabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa (r = 0,537), 2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan teman dengan prestasi belajar IPS siswa (r = 0,391 ), 3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS siswa (r = 0,504 ) serta 4) ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar IPS siswa ( R= 0,637). Variabel kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru mempunyai sumbangan efektif terhadap prestasi belajar IPS siswa sebesar 40,20% sedangkan sisanya sebesar 59,80% ditentukan oleh variabel lainnya.


(2)

viii ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING DISCIPLINE, PEERS’ SUPPORT, AS WELL AS TEACHERS’ GUIDANCE TOWARD STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON SOCIAL STUDIES

A Case Study at “SMP N I Kalibawang”

Maria Kurniatun Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research aimed at examining: 1) the correlation between students’ learning discipline and students’ learning achievement on social studies; 2) the correlation between peers’ support and students’ learning achievement on social studies; 3) the correlation between teachers’ guidance and students’ learning achievement on social studies; and 4) the correlation between students’ learning discipline, peers’ support as well as teachers’ guidance toward students’ learning achievement on social studies .

This case study research was done in SMP N I Kalibawang, conducted on February 2007. This research was held to all of the third grade students in SMP N I Kalibawang that consisted of 102 students. The data collecting techniques used were questionnaires and documentations. To know the correlations between students’ learning discipline, peers’ support as well as teachers’ guidance toward students’ learning achievement on social studies, this research used product moment correlation analysis technique, meanwhile to know the correlations between students’ learning discipline, peers’ support as well as teachers’ guidance taken together toward students’ learning achievement on social studies, this research used multiple regression analysis technique with three variables.

The results of the research indicated that: 1) there was positive and significant correlation between students’ learning discipline and students’ learning achievement on social studies ( r =0,537); 2), there was positive and significant correlation between peers’ support and students’ learning achievement on social studies ( r =0,391); 3) there was positive and significant correlation between teachers’ guidance and students’ learning achievement on social studies ( r =0,504); 4) there was positive and significant correlation between students’ learning discipline, peers’ support as well as teachers’ guidance taken together and students’ learning achievement on social studies (R = 0,637). Variable of students’ learning discipline, peers’ support and teachers’ guidance had effective contribution to the students’ learning achievement on social studies as much as 40,20%, whereas the remains as much as 59,80% was determined by the other variables.


(3)

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR, DUKUNGAN TEMAN, DAN BIMBINGAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Studi Kasus di “SMP Negeri I Kalibawang”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

MARIA KURNIATUN NIM : 001334011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007


(4)

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR, DUKUNGAN TEMAN, DAN BIMBINGAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Studi Kasus di “SMP Negeri I Kalibawang”

Oleh :

MARIA KURNIATUN NIM : 001334011

Telah disetujui oleh :

Pembimbing


(5)

(6)

iv

MOTTO

Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari padaNyalah harapanku

( Maz: 55:16)

Kerjakanlah segala sesuatu dengan sepenuh hati, bukan hanya karena orang

lain mengatakan bahwa anda harus mengerjakannya, melainkan karena anda

percaya bahwa anda harus mengerjakannya.

( J. D. Walters )

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan kamu

akan menerimanya.


(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Hasil karya berupa skripsi ini kupersembahkan pada :

Gusti ingkang sampun paring gesang Bapak dan Ibu yang terkasih, “aku jadi Sarjana”

Mas Andung dan mbak Rita Yovita Mas Gothree dan Kak Cynthia


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka,sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Agustus 2007 Penulis


(9)

vii

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR, DUKUNGAN TEMAN DAN BIMBINGAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA

Studi Kasus di “SMP N I Kalibawang”

Maria Kurniatun Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa 2) hubungan antara dukungan teman dengan prestasi belajar IPS siswa; 3) hubungan antara bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS; dan 4) hubungan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS siswa.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMP N I Kalibawang pada bulan Februari 2007. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas III yang berjumlah 102 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang dilengkapi dengan teknik dokumentasi. Untuk mengetahui hubungan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS digunakan teknik analisis korelasi Product Moment, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar IPS siswa digunakan teknik analisis regresi ganda tiga variabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa (r = 0,537), 2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan teman dengan prestasi belajar IPS siswa (r = 0,391 ), 3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS siswa (r = 0,504 ) serta 4) ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar IPS siswa ( R= 0,637). Variabel kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru mempunyai sumbangan efektif terhadap prestasi belajar IPS siswa sebesar 40,20% sedangkan sisanya sebesar 59,80% ditentukan oleh variabel lainnya.


(10)

viii

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING DISCIPLINE, PEERS’ SUPPORT, AS WELL AS TEACHERS’ GUIDANCE TOWARD STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON SOCIAL STUDIES

A Case Study at “SMP N I Kalibawang”

Maria Kurniatun Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research aimed at examining: 1) the correlation between students’ learning discipline and students’ learning achievement on social studies; 2) the correlation between peers’ support and students’ learning achievement on social studies; 3) the correlation between teachers’ guidance and students’ learning achievement on social studies; and 4) the correlation between students’ learning discipline, peers’ support as well as teachers’ guidance toward students’ learning achievement on social studies .

This case study research was done in SMP N I Kalibawang, conducted on February 2007. This research was held to all of the third grade students in SMP N I Kalibawang that consisted of 102 students. The data collecting techniques used were questionnaires and documentations. To know the correlations between students’ learning discipline, peers’ support as well as teachers’ guidance toward students’ learning achievement on social studies, this research used product moment correlation analysis technique, meanwhile to know the correlations between students’ learning discipline, peers’ support as well as teachers’ guidance taken together toward students’ learning achievement on social studies, this research used multiple regression analysis technique with three variables.

The results of the research indicated that: 1) there was positive and significant correlation between students’ learning discipline and students’ learning achievement on social studies ( r =0,537); 2), there was positive and significant correlation between peers’ support and students’ learning achievement on social studies ( r =0,391); 3) there was positive and significant correlation between teachers’ guidance and students’ learning achievement on social studies ( r =0,504); 4) there was positive and significant correlation between students’ learning discipline, peers’ support as well as teachers’ guidance taken together and students’ learning achievement on social studies (R = 0,637). Variable of students’ learning discipline, peers’ support and teachers’ guidance had effective contribution to the students’ learning achievement on social studies as much as 40,20%, whereas the remains as much as 59,80% was determined by the other variables.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Hubungan Antara Kedisiplinan Belajar, Dukungan Teman dan Bimbingan Guru dengan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial ”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada :

1. Bapak T. Sarkim., M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Y. Harsoyo, S.Pd, M.Si. , selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

4. Bapak Drs. Fx. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dalam penulisan skripsi dan dengan tulus sehingga penulis berani menyelesaikan skripsi ini

5. Siswa-siswi SMP N I Kalibawang yang telah meluangkan waktu guna mengisi kuesioner yang diberikan kepada penulis guna menyelesaikan skripsi ini.


(12)

x

6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu selama menuntut ilmu di Sanata Dharma hingga selesai.

7. Bapak dan Ibu yang telah memberikan dorongan dan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Pakde dan bude yang selalu bertanya-tanya kapan aku lulus. Pakde, kula sampun lulus, terima kasih atas dukungannya selama ini….

9. Mas Andung, Mbak Rita, dan Mas Gothre yang telah memberikan dorongan dan bantuan untuk menyeleseikan skripsi ini.

10.Yovita keponakanku yang lucu yang selalu menghiburku, de’ mama dah lulus. 11.Masku yang selalu mendampingi dan memotivasi dalam memyelesaikan

skripsi ini.

12.Ari koclox ( thanks ya, aku sering pakai komputermu), She B ( Bhe, akhirnya aku selesai, maaf aku sering merepotkanmu ).

13.Rekan- rekan kerjaku di PT Studio ’85 dan PT Indie Transindo Utama yang selalu memberikan dorongan untuk menyeleseaikan skripsi ini.

14.Rekan-rekan seperjuangan, senasib dan sepenanggungan, khususnya mahasiswa PAK A Angkatan 2000 (Kriwul, Mbokde Ika, Uwiq, Cucu akhirnya aku bias nyusul kalian). Cu, maafkan aku sampai gak tahu kamu udah punya baby, duh jadi tante nich…

15.Wida “ Cepuk” dan Mas Eko, makasih selama ini aku udah ngerepotin kalian, tak tunggu undangannya.


(13)

xi

16.Rekan-rekan koorku, kita masih “ sing sip-sip” kan? Mas Cung n Mas Jiek ayo kapan nyusul?

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima segala kritik dan saran serta usulan demi perbaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Yogyakarta, Agustus 2007


(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian... 4

F. Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 6

A. Tinjauan Teoretik ... 6

1. Prestasi Belajar... 6

a. Pengertian Belajar ... 6

b. Tujuan Belajar... 7

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 8

d. Prestasi Belajar ... 11

2. Kedisiplinan Belajar... 14


(15)

xiii

3. Dukungan Teman ... 17

a. Pengertian Dukungan Teman... 17

4. Media Pembelajaran... 20

a. Pengertian ... 20

b. Fungsi Media Pembelajaran... 21

c. Manfaat Media Pembelajaran ... 22

5. Prestasi Belajar... 23

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 23

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .... 24

B. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 27

D. Hipotesis Penelitian... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Populasi dan Sampel ... 30

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 31

1. Variabel Penelitian ... 31

2. Pengukuran... 32

E. Teknik Pengumpulan data ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN... 44

A. Data kelembagaan ... 44

B. Sejarah Singkat Sekolah ... 44

C. Personalia dan Tugasnya ... 45

D. Sarana Sekolah ... 58

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 60


(16)

xiv

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 65

1. Uji Normalitas... 65

2. Uji Linearitas... 66

C. Pengujian Hipotesis... 66

1. Hipotesis Pertama ... 67

2. Hipotesis Kedua ... 67

3. Hipotesis Ketiga ... 68

4. Hipotesis Keempat ... 69

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

1. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Kerja Siswa Dalam Praktik Kerja Industri... 72

2. Pengaruh Prestasi Belajar Siswa Terhadap Motivasi Kerja Siswa Dalam Praktik Kerja Industri... 73

3. Pengaruh Lingkungan Kerja Institusi Pasangan Terhadap Motivasi Kerja Siswa Dalam Praktik Kerja Industri ... 74

4. Pengaruh Media Pembelajaran, Lingkungan Kerja Institusi Pasangan dan Prestasi Belajar Siswa Terhadap Motivasi Kerja Siswa Dalam Praktik Kerja Industri ... 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 78

A. Kesimpulan... 78

B. Keterbatasan Penelitian ... 80

C. Saran... 80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar nama-nama guru ... 50

Tabel 4.2 Daftar nama wali kelas SMK Sanjaya ... 53

Tabel 5.1 Pedoman Interpretasi Penilaian Media Pembelajaran... 61

Tabel 5.2 Pedoman Interpretasi Penilaian Prestasi Belajar Siswa ... 62

Tabel 5.3 Pedoman Interpretasi Penilaian Lingkungan Kerja ... 63

Tabel 5.4 Pedoman Interpretasi Penilaian Motivasi Kerja Siswa ... 64

Tabel 5.5 Hasil Korelasi Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat .. 69


(18)

xvi


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bidang yang terpenting dalam pembangunan masyarakat suatu negara. Hal ini disebabkan pembangunan di berbagai bidang membutuhkan manusia yang cerdas, terampil, berbudi pekerti serta takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mengingat hal demikian, melalui pendidikan upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan dapat diwujudkan.

Untuk menjadi insan pembangunan yang kreatif, kompetitif dan memiliki wawasan yang luas bagi peserta didik perlu ditanamkan semangat untuk terus berprestasi, karena pada era sekarang ini bagi yang tidak berprestasi tentu saja akan tertinggal. Untuk mencapai prestasi banyak hal yang mempengaruhi anak didik antara lain peranan orang tua dalam penanaman nilai disiplin, kemandirian, peranan guru dalam memotivasi belajar siswa, pengaruh lingkungan, fasilitas pendukung, bimbingan guru, dukungan teman dan sebagainya.

Dalam rangka mencapai prestasi, peranan guru dalam belajar siswa sangat penting, di mana cara mengajar seorang guru sangat membantu dan pada akhirnya diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi siswa. Mengingat hal demikian, diperlukan bimbingan guru sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan dapat menyerap ilmu yang diberikan oleh gurunya.


(20)

Kehadiran teman juga sangat diperlukan karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain. Dalam kegiatan belajarpun siswa sangat memerlukan kehadiran teman. Kehadiran dan dukungan teman akan memberikan banyak manfaat terutama berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar namun segala kesulitan tersebut akan menjadi ringan dengan adanya teman yang selalu siap memberikan dukungan yang sepenuhnya dalam seluruh kegiatan dan tindakan seseorang.

Siswa yang selalu menerapkan disiplin dalam belajarnya, saling bekerja sama dengan teman dan selalu memanfaatkan bimbingan dari guru, prestasi belajarnya cenderung meningkat, akan tetapi ada pula siswa yang prestasi belajarnya tetap saja bahkan menurun meskipun sudah menerapkan hal tersebut di atas dalam belajarnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR, DUKUNGAN TEMAN DAN BIMBINGAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada SMP N I Kalibawang.


(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, diduga masalahnya adalah adanya peranan orang tua dalam penanaman disiplin, kemandirian, perhatian orang tua dalam penggunaan waktu luang, perhatian orang tua dalam pemenuhan gizi keluarga, pengaruh lingkungan, peranan guru dalam memotivasi belajar siswa, dukungan teman dan masalah komunikasi.

C. Batasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor- faktor tersebut antara lain adanya peranan orang tua dalam penanaman disiplin, kemandirian, perhatian orang tua dalam pemenuhan gizi keluarga, pengaruh lingkungan, peranan guru dalam memotivasi belajar siswa, dukungan teman dan masalah komunikasi. Dalam penelitian ini penulis membatasi untuk mengadakan analisis mengenai kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar dan prestasi belajar IPS siswa kelas III SMP N I Kalibawang?

2. Apakah ada hubungan positif antara dukungan teman dan prestasi belajar IPS siswa kelas III SMP N I Kalibawang?


(22)

3. Apakah ada hubungan positif antara bimbingan guru dan prestasi belajar IPS siswa kelas III SMP N I Kalibawang?

4. Apakah ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS siswa kelas III SMP N I Kalibawang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar dan prestasi belajar IPS siswa.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara dukungan teman dan prestasi belajar IPS siswa.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara bimbingan guru dan prestasi belajar IPS siswa.

4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS siswa.


(23)

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi penulis sebelum terjun ke dunia pendidikan.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan bagi sekolah dalam mendidik siswa agar siswa lebih disiplin dalam belajar.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Agar dapat menambah bahan bacaan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

4. Bagi Siswa

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memiliki disiplin belajar yang tinggi. Siswa diharapkan juga dapat menjalin kerjasama dengan teman sekelas bila mengalami kesulitan, khususnya dalam pelajaran IPS. Selain itu juga siswa diharapkan dapat mengikuti bimbingan guru IPS yang nantinya akan dapat lebih memudahkan siswa dalam usahanya meningkatkan prestasi belajar IPS.


(24)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar.

Menurut pendapat tradisional, belajar hanyalah dianggap sebagai pengumpulan sejumlah ilmu saja (S. Nasution dalam Roestiyah, 1982:149). Belajar tidak demikian halnya, yang hanya dijuruskan kepada pengumpulan ilmu belaka. Menurut Lester D. Crow dan Alice dalam Roestiyah (1982:149) “Belajar ialah perubahan individu dalam kebiasaan , pengetahuan dan sikap.” Dalam definisi ini dikatakan bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dalam menguasai ilmu pengetahuan. Belajar di sini merupakan suatu proses di mana guru terutama melihat apa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai suatu tujuan. Yang kita perhatikan ialah pola perubahan pada pengetahuan selama pengalaman belajar itu berlangsung Roestiyah, 1982 : 149).


(25)

b. Tujuan Belajar

Jika dilihat dari tujuannya, maka belajar dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis tujuan, yang nantinya dapat mengungkap apa-apa yang hendak menjadi tujuan belajar yang antara lain sebagai berikut (Winarno Surakhmad 1978:61):

a. Penanaman konsep dan ketrampilan

Untuk dapat menanamkan konsep diperlukan adanya ketrampilan. Ketrampilan dapat dicapai dengan suatu didikan yaitu dengan banyak melatih kemampuan.

b. Pengumpulan data

Pemahaman akan pengetahuan dan kemampuan berpikir merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ini dikarenakan seseorang tidak akan mampu mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.

c. Pembentukan sikap dan perbuatan

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, oleh karena itu guru bukan hanya sekedar sebagai pengajar tetapi juga harus menjadi pendidik.


(26)

c. Faktor – Faktor yang mempengaruhi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar diklasifikasikan menjadi : 1. Faktor intern: faktor yang berada dalam diri pelajar, faktor ini

berupa (Roestiyah NK, 1982:159): a) Faktor phisiologis.

b) Faktor psikologis.

Faktor phisik atau faktor yang berasal dari jasmani dan faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari kondisi kejiwaan. Antara faktor pisik dengan psikis saling berhubungan, namun dimungkinkan juga masing-masing faktor berdiri sendiri.

Hal-hal yang dapat disebut dan termasuk faktor intern ini antara lain:

1) Faktor kematangan jiwa dan fisik, seorang siswa akan belajar dengan baik apabila kematangannya sudah tiba, belajar akan sukar apabila kematangannya belum tiba.

2) Keadaan fisik atau jasmani. Keadaan fisik yang sehat akan menguntungkan perbuatan belajar

3) Keadaan psikis. Keadaan psikis yang sehat menguntungkan perbuatan belajar.

4) Alat-alat inderanya. Panca indera yang berfungsi baik akan membantu perbuatan belajar.


(27)

2. Faktor ekstern: faktor yang berada di luar diri pelajar. Faktor ini dapat berupa manusia dan bukan manusia. Yang termasuk faktor ini adalah:

a) Adanya orang lain sewaktu belajar akan mengganggu perbuatan belajar.

b) Letak sekolah yang berada dalam keramaian misalnya pasar atau tempat pertunjukan akan mengganggu proses belajar mengajar karena situasi menjadi tidak kondusif lagi untuk bekajar dan dapat mengganggu konsentrasi baik guru maupun siswa.

c) Tersedianya alat-alat pelajaran, yaitu semua alat yang membantu terselenggaranya proses belajar

d) Kondisi ekonomi, siswa yang berasal dari keluarga yang kondisi perekonomiannya mapan dan berkecukupan tentu akan berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga yang kondisi ekonominya serba kekurangan karena tentu berbeda dalam penyediaan sarana dan fasilitas untuk belajar

e) Keadaan iklim, keadaan iklim yang panas tidak begitu menguntungkan dalam proses belajar mengajar dibandingkan dengan keadaan iklim yang dingin karena iklim yang panas biasanya menyebabkan gerah, tidak nyaman, cepat lelah dan mengantuk


(28)

f) Keadaan iklim, keadaan iklim yang panas tidak begitu menguntungkan dalam proses belajar mengajar dibandingkan dengan keadaan iklim yang dingin karena iklim yang panas biasanya menyebabkan gerah, tidak nyaman, cepat lelah dan mengantuk

g) Keadaan keluarga, siswa yang berasal dari keluarga bahagia berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga yang kurang bahagia atau bermasalah karena siswa yang berasal dari keluarga bahagia akan lebih mampu belajar dengan baik karena ditunjang dengan lingkungan keluarga yang tenang dan situasi yang diciptakan bahagia.

h) Keadaan waktu, siswa yang belajar terlalu malam akan mengalami kesulitan untuk memahami pelajaran yang dipelajari karena sudah mengantuk, lelah dan pada pagi hari menjadi kurang segar. Waktu belajar yang paling tepat adalah pukul 19:00 sampai dengan pukul 21:00.

i) Metode belajar, siswa menggunakan metode belajar yang berbeda satu sama lain ada yang dengan cara meringkas, menghafal, membuat daftar pertanyaan dan lain-lain. Siswa sendirilah yang dapat menentukan metode belajar yang tepat bagi dirinya.


(29)

j) Hukuman dan ganjaran, hukuman dan ganjaran berpengaruh dalam perbuatan belajar. Dengan adanya hukuman dan ganjaran siswa dapat terpacu untuk belajar.

d. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru, yang selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi (Mulyono 1990:700).Selanjutnya, Sunaryo (1983:10) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat diartikan sebagai prestasi umum dan dapat pula diartikan sebagai prestasi mata pelajaran tertentu.

Tingkat penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dapat diukur dengan tes atau evaluasi hasil belajar. Menurut Tardif (Syah, 1995:141) evaluasi adalah proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai oleh seorang siswa yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Ada dua jenis penilaian atau evaluasi yaitu penilaian proses dan penilaian hasil belajar ( Masidjo, 1995: 30). Sasaran penilaian hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa. Sedangkan


(30)

sasaran dari penilaian proses adalah bagaimana kegiatan instruksional seharusnya berlangsung. Kedua jenis penilaian tersebut mempunyai hubungan yang erat dan saling melengkapi. Penilaian hasil berusaha menemukan kekurangan-kekurangan dalam kegiatan kegiatan instruksional, sementara penilaian proses berusaha mencari sebab-sebab dari kekurangan tersebut.

Dalam penilaian hasil seorang guru menggunakan alat pengukur yang disebut tes, sedangkan dalam penilaian proses guru menggunakan alat ukur yaitu non tes (Masidjo, 1995: 30). Arti dari tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab dalam situasi yang telah distandarisasikan yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar individu atau kelompok. Contoh dari tes adalah tes hasil belajar dan tes kemampuan belajar (bakat umum). Alat ukur non tes adalah serangkaian pertanyaan atau pertanyaan yang harus dijawab dalam situasi yang kurang distandarisasikan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkrit dari individu atau kelompok. Contoh dari non tes adalah observasi, daftar cek, skala nilai, kuesioner dan wawancara.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, karena penulis bermaksud untuk meneliti hasil belajar siswa. Tes ini akan menghasilkan skor tertentu yang menjadi suatu ukuran atau pegangan yang pasti dan meyakinkan bagi hasil tes.


(31)

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah (1997:141) yaitu tes hasil belajar dan tes prestasi belajar adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pelajaran.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Dimyati Mahmud mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi yaitu ( Mahmud, 1989: 84-87) : a) Faktor internal

1. N. Ach ( Need for Achievement) ialah dorongan atau motif untuk berprestasi. N. Ach adalah suatu motif instrinsik untuk mencapai prestasi dalam hal tertentu.

2. Takut gagal

Takut gagal yang seringkali berupa perasaan cemas seperti apabila menempuh ujian, mempelajari suatu yang baru atau memecahkan masalah yang sulit dapat mengganggu keberhasilan dalam berprestasi.

3. Takut sukses

Takut sukses mungkin lebih karakteristik pada wanita daripada pria, apabila cukup kuat, takut sukses ini


(32)

merongrong N. Ach seseorang dan melahirkan perasaan-perasaan negatif terhadap prestasi yang baik.

4. Persepsi

Persepsi seseorang terhadap prestasinya berkait dengan kombinasi empat faktor: kemampuan, usaha, sukarnya tugas dan keberuntungan.

b) Faktor eksternal kemampuan dan usaha sangat berpengaruh terhadap prestasi remaja demikian juga halnya dengan kesempatan dan faktor-faktor situasional. Banyak perbedaan dalam prestasi akademik bukan disebabkan oleh berbedanya lingkungan sekolah, misalnya bervariasi gedungnya, peralatannya, perpustakaannya, kesempatan untuk memperluas dan memperkaya pengetahuan, kualitas dan penghasilan guru-gurunya.

2. Disiplin Belajar

a. Pengertian disiplin belajar

Pengertian disiplin secara umum adalah sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi suatu ketentuan dan peraturan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.Pengertian disiplin yang lebih modern, menitikberatkan pada suatu pengendalian perbuatan. Pengendalian perbuatan ini dapat terjadi karena kekuatan


(33)

yang berasal dari sekitar dan dapat pula berasal dari diri individu itu sendiri.

Menurut Karl, S. Bernhardt (1964:1) discipline is an essential

characteristic of any society . No family, school, club or community

can run smoothly without rules and regulations. Disiplin yang

dimaksud di sini adalah sebuah karakteristik utama pada setiap masyarakat. Tidak ada keluarga, sekolah dan komunitas yang bisa berjalan dengan lancar tanpa ketetapan dan peraturan. Karl S. Bernhardt mengungkapkan bahwa discipline is thought of as a plan of

training, not just as correction or punishment. Disiplin di sini berarti

rencana pelatihan, bukan sebagai aksi pembenaran atau hukuman. Dalam hal ini pendekatan secara positif lebih di tekankan. Dorongan, dukungan, bimbingan, arahan, pengawasan dan kasih sayang diperlukan sebagai dasar dari suatu rencana pelatihan tersebut.

Pada hakekatnya disiplin merupakan pengendalian tingkah laku . Penanaman disiplin merupakan bagian dari pendidikan peserta didik yang dapat dilakukan oleh orang tua di rumah, oleh guru di sekolah maupun lingkungan sosial masyarakat yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian peserta didik agar serasi, selaras, seimbang serta mempunyai tanggung jawab yang tinggi. Pelaksanaan pedoman- pedoman yang baik dalam usaha belajar


(34)

dengan disertai disiplin akan membuat peserta didik mempunyai cara belajar yang baik. Belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin dijalankan apabila peserta didik mempunyai disiplin untuk mentaati rencana kerja tertentu. Berdisiplin juga dapat membuat peserta didik memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, yang merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik ( The Liang Gie, 1975:51 ).

Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar yang dimaksud dengan disiplin belajar adalah pengendalian peserta didik dalam proses pembelajaran dengan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, sehingga membentuk kepribadian peserta didik ke arah perkembangan yang lebih baik. Entang ( 1984:11 ) mengemukakan sejumlah tujuan khusus disiplin belajar bagi peserta didik agar peserta didik :

1) Tunduk dan mengikuti peraturan tertentu.

2) Belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi diri dan lingkungan.

3) Memperoleh kemerdekaan yang lebih besar dalam batas-batas kemampuan .

4) Mampu mengontrol tingkah laku yang dikehendaki, sehingga tugas-tugas sekolah dapat berjalan dengan optimal.


(35)

Menurut The Liang Gie (1979:82) bahwa dalam usaha apapun juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar barulah seorang pelajar akan mempunyai cara belajar yang baik.

Cara belajar yang baik bukanlah bakat yang dibawa sejak lahir, yang diwariskan dari orang tua melainkan kecakapan yang diperoleh melalui latihan. Kalau cara belajar yang baik sudah menjadi kebiasaan, maka tidak perlu lagi ada resep yang harus diperhatikan sewaktu belajar. Demikian pula dengan keteraturan dan kedisiplinan tidak akan terasa lagi sebagai suatu beban yang berat. Ilmu yang sedang dituntut dapat dimengerti dan dikuasai secara sempurna.

3. Dukungan Teman

a. Pengertian dukungan teman

Teman atau kelompok sebaya sebagai salah satu faktor lingkungan sosial yang merupakan faktor dari luar diri seseorang yang bisa mempengaruhi prestasi belajar orang tersebut. Pengertian kelompok sebaya menurut St. Vembriarto (1993:61) adalah:

1.Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan antar anggotanya intim.

2. Anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu yang mempunyai persamaan usia dan status atau posisi sosial.


(36)

3. Istilah kelompok sebaya dapat menunjuk kelompok anak-anak, kelompok remaja atau kelompok orang dewasa.

Menurut St. Vembriarto (1993:62), melalui kelompok sebaya anak belajar sebagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran masyarakatnya, tentang kejujuran, keadilan, kerjasama, tanggung jawab tentang peranan sosialnya sebagai pria dan wanita, memperoleh berbagai macam informasi meskipun kadang-kadang informasi itu menyesatkan, serta mempelajari kebudayaan khusus masyarakat yang bersifat etnik, keagamaan, kelas sosial dan kedaerahan. Melalui kelompok sebaya ini anak belajar untuk saling mendukung.

Dukungan yang diberikan pada dasarnya merupakan dorongan moril maupun material dalam hal mewujudkan suatu rencana. Siswa akan menerima dukungan dari teman sekelasnya apabila dukungan yang diberikan tersebut dirasa dapat membawa siswa ke arah yang lebih baik, yaitu meningkatnya prestasi belajar siswa. Dukungan dari teman sekelas itu dapat berupa kerjasama, perhatian yang diberikan teman sekelas dan adanya sikap toleransi antar teman sekelas.

Di dalam kelompok sebaya, dalam hal ini teman sekelas, apabila siswa kesulitan mengerjakan tugas atau kesulitan di dalam memahami isi pelajaran siswa dapat menanyakan secara langsung


(37)

kepada teman sekelasnya karena kadang kala ada siswa yang malu kepada gurunya sehingga lebih senang bertanya dan meminta penjelasan kepada temannya. Dengan demikian ada suatu dukungan dari teman sekelas yang berupa kerja sama dalam mengerjakan tugas dan memahami isi pelajaran. Selain kerja sama dukungan teman sekelas dapat berupa perhatian dan sikap toleransi. Teman yang baik akan selalu memberikan perhatian kepada teman-teman sekelasnya. Perhatian yang diberikan tersebut misalnya, siswa memberikan semangat bagi temannya yang merasa jenuh dengan pelajaran di kelas, membantu temannya yang merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan memberikan ucapan selamat bagi teman yang memperoleh nilai yng baik atau sebaliknya bagi teman yang nilainya masih kurang tetap diberi semangat untuk terus belajar.

Di dalam kelas tidak semua siswa memiliki minat, kemampuan dan prestasi yang sama. Oleh karena itu antar teman sekelas dibutuhkan adanya sikap toleransi. Sikap toleransi itu dapat dilakukan dengan cara memberikan kebebasan kepada teman sekelas untuk belajar, misalnya pada saat jam pelajaran kosong atau pada saat istirahat siswa ingin memperdalam kembali pelajaran yang lalu maka teman yang lain tidak mengganggu siswa yang sedang belajar itu.


(38)

4. Bimbingan Guru

a. Pengertian Bimbingan

Bimbingan dan penyuluhan merupakan salah satu komponen dari pendidikan kita, mengingat bahwa bimbingan dan penyuluhan adalah merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Hal ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan itu adalah merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensinya (bakat, minat dan kemampuannya). Kepribadian menyangkut masalah perilaku, sikap mental dan kemampuan meliputi masalah akademik dan ketrampilan. Tingkat kepribadian dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang adalah merupakan suatu gambaran mutu dari orang bersangkutan.

Selain itu W. S Winkel (1991 : 17 ) mendefinisikan bimbingan sebagai pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan tersebut bersifat psikologi dan tidak berupa pertolongan finansial, medis dan lain sebagainya.

Guru sebagai pengajar memiliki tugas memberikan fasilitas atau kemudahan serta bimbingan bagi suatu rangkaian belajar siswa.


(39)

Menurut Sardiman (1986:2) ada beberapa masalah yang perlu diperhatikan oleh guru antara lain yaitu:

1) Bagaimana guru harus dapat membimbing atau mengarahkan belajar siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

2) Bagaimana bentuk bimbingan tersebut, terutama untuk menangani jumlah siswa yang besar.

3) Dapatkah guru menyediakan waktu yang cukup.

Seorang guru harus mampu mengidentifikasi dengan cermat permasalahan yang dihadapi siswanya, serta dapat menentukan alternatif penanggulangannya. Bimbingan yang diberikan oleh seorang guru hendaknya tidak hanya kepada siswa yang menghadapi permasalahan atau kesulitan, tetapi juga kepada siswa yang tidak mengalami kesulitan. Adapun tujuan bimbingan terhadap siswa menurut Sardiman (1986:316) antara lain yaitu:

1) Membantu siswa untuk memahami dirinya sendiri sesuai dengan kecakapan dan tingkat perkembangannya.

2) Membantu proses sosialisasi dan kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.

3) Membantu siswa untuk mengembangkan motivasi belajar sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.

4) Memberikan dorongan di dalam mengarahkan diri , pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pengajaran.

5) Membantu siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dan dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap lingkungannya.

6) Membantu siswa untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek, baik fisik, mental maupun sosial.


(40)

b. Pengertian Bimbingan Guru

Bimbingan dari seorang guru dirasa sangat besar manfaatnya bagi siswa. Siswa sebagai subjek didik tentunya banyak mengalami masalah atau kesulitan dalam proses belajar, terutama dari diri para siswa sendiri. Dengan munculnya berbagai masalah dalam diri siswa tersebut, maka perlu adanya bimbingan dari guru atau para pendidik, sebab selama berada di sekolah, gurulah yang bertanggung jawab kepada siswa. Adakalanya seorang siswa mengalami kesulitan di dalam memahami materi pelajaran karena siswa tersebut tidak atau kurang menyukai mata pelajaran tersebut . Dalam hal ini guru harus dapat memberikan bimbingan kepada siswa tersebut agar siswa dapat lebih memahami materi pelajaran tersebut.

Untuk menerapkan materi pelajaran yang telah diajarkan, guru akan memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa baik itu di sekolah maupun di rumah. Menurut Sardiman (1986:144-145 ) selama siswa mengerjakan tugas, guru hendaknya melakukan hal-hal yang diperlukan, antara lain:

1) Memberikan bimbingan, barangkali ada siswa yang mengalami kesulitan, hambatan , atau salah arah dalam mengerjakan tugas. 2) Memberikan dorongan, terutama kepada siswa yang lambat atau

kurang bergairah mengerjakan tugas, misalnya ada siswa yang lemah dalam hal menghitung angka, maka guru akan membimbing


(41)

siswa tersebut dengan memberikan cara yang termudah yang dapat dipahami oleh siswa yang bersangkutan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan guru merupakan suatu cara bagaimana seorang guru dapat membantu siswanya dalam memahami materi pelajaran, baik untuk siswa yang mengalami kesulitan maupun siswa yang tidak mengalami kesulitan. Bimbingan guru yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi sehingga siswa merasa bahagia dan dapat belajar lagi dengan baik, penuh semangat konsentrasi dalam mengerjakan setiap tugas-tugas yang diberikan. Sebaliknya bimbingan guru yang diberikan kepada siswa yang tidak mengalami kesulitan bertujuan untuk mencegah jangan sampai menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas serta pengembangan kondisi yang ada ke arah yang lebih baik lagi.

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Dian Wasitaningsih (2003:97) dalam penelitiannya yang berjudul ”Hubungan Antara Disiplin Belajar, Motivasi Belajar,dan Perhatian Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa” menyatakan bahwa disiplin belajar mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Untuk dapat mencapai hasil belajar atau prestasi belajar yang baik seorang siswa


(42)

perlu mempersiapkan terlebih dulu pelajaran yang nantinya akan disampaikan di kelas oleh guru. Dengan keteraturan dan disiplin segala usaha yang ingin dicapai hasilnya akan lebih baik.

Gunawati Sinta Dewi (2001:78) dalam penelitiannya yang berjudul ”Hubungan Antara Motivasi Belajar, Dukungan Teman, dan Bimbingan Guru Terhadap Prestasi Belajar” menyatakan bahwa dukungan teman dan bimbingan guru mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar. Para siswa diharapkan untuk saling memberikan dukungan dalam hal belajar kepada teman lainnya, sehingga dapat membantu temannya tersebut untuk lebih berprestasi dalam belajarnya. Bimbingan guru berpengaruh dalam mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga kualitas para pendidik juga perla ditingkatkan supaya para guru mempunyai banyak pengalaman dalam hal pendidikan yang pada akhirnya berguna dalam membimbing para siswa dalam belajar.

Dari hasil kedua penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru terhadap prestasi belajar. Untuk dapat mencapai prestasi belajar yang baik diperlukan kedisiplinan belajar yang tinggi, dukungan teman, dan bimbingan guru.


(43)

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar

Disiplin belajar sangat penting dalam proses belajar mengajar karena kedisiplinan belajar akan mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat The Liang Gie (1979:51) bahwa berdisiplin selain akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik. Seseorang yang teratur dalam belajarnya maka seseorang tersebut akan mempunyai sifat yang positif dan merasa senang dan dengan kesadaran yang penuh untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat. Sebaliknya apabila orang tersebut tidak menerapkan disiplin belajar dalam dirinya maka akan timbul sifat negatif dan mereka tidak merasa senang untuk belajar sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar mereka. Prestasi belajar mereka akan mengalami penurunan. Maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar yang tinggi dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi lebih meningkat.

2. Hubungan dukungan teman dengan prestasi belajar

Kehadiran dan dukungan teman sangat penting dan dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Dengan adanya dukungan teman akan mampu membantu dan meringankan tugas seseorang. Seseorang yang memperoleh dukungan teman secara baik akan mempunyai sifat


(44)

positif dan lebih bersemangat untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat. Sebaliknya, seseorang yang kurang mendapatkan dukungan teman akan mempunyai sifat negatif dalam belajar, kurang bersemangat, penuh kesulitan, malas dan merasa berat dalam mengikuti pelajaran sehingga akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Prestasi belajar mereka akan mengalami penurunan. Maka dapat disimpulkan bahwa dukungan teman dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi lebih meningkat.

3. Hubungan Bimbingan Guru Dengan Prestasi Belajar

Guru adalah pengajar dan pendidik bagi para siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk menjadi pendidik yang baik seorang guru harus dapat membantu anak didik untuk menuju ke perubahan tingkah laku yang lebih baik. Salah satu cara adalah dengan memberikan bimbingan dan pendekatan, mencoba mengetahui seberapa besar kesulitan yang dialami siswa dan membantu meringankan kesulitan yang dialami siswa dalam belajar sehingga diharapkan akan berpengaruh bagi prestasi belajar siswa. Dengan adanya bimbingan guru akan meningkatkan semangat siswa untuk belajar, membantu meringankan kesulitan belajar yang dialami siswa dan meningkatkan pemahaman sehingga perkembangan prestasinya akan menuju kearah yang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bimbingan guru pada anak didik yang sifatnya


(45)

mendukung belajar anak tersebut akan menghasilkan prestasi belajar yang baik.

D. Hipotesis

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut.

1. Terdapat hubungan positif antara kedisiplinan belajar dan prestasi belajar IPS.

2. Terdapat hubungan positif antara dukungan teman dan prestasi belajar IPS. 3. Terdapat hubungan positif antara bimbingan guru dan prestasi belajar IPS. 4. Terdapat hubungan positif antara kedisiplinan belajar, dukungan teman


(46)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil suatu tempat yang telah ditentukan sebagai tempat penelitian. Sehingga hasil penelitian hanya berlaku bagi sekolah yang diteliti (SMP N I Kalibawang) dan tidak berlaku bagi sekolah lainnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian SMP N I Kalibawang 2. Waktu penelitian

Bulan Februari sampai Maret 2007

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Siswa- siswi Kelas III SMP N I Kalibawang 2. Objek penelitian

Prestasi belajar siswa, kedisiplinan belajar, dukungan teman, dan bimbingan guru.


(47)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (APTIK, 1990: 52). Sesuai masalah yang akan diteliti yaitu hubungan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS siswa, maka populasi dari penelitian ini adalah siswa siswi kelas III SMP N 1 Kalibawang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SMP N 1 Kalibawang. Dalam menentukan besar kecilnya sampel, tidak ada ketergantungan mutlak, dalam bukunya Suharsimi Arikunto mengatakan “ apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila jumlah subyeknya besar dapat diambil 10%-15%, atau 20%-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari: a) kemampuan peneliti dilihat segi waktu, tenaga dan biaya, b) sempit luasnya pengamatan setiap subyek, karena hal itu menyangkut banyak sedikitnya data”. Dalam penelitian ini peneliti meneliti dan mengobservasi seluruh subyek dari siswa kelas III SMP N I Kalibawang yang berjumlah 102, sehingga penelitian yang dilakukan adalah penelitian populasi.


(48)

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Penelitian 1. Kedisiplinan Belajar

Kedisiplinan belajar adalah pengendalian diri peserta didik dalam proses pembelajaran dengan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, sehingga membentuk kepribadian peserta didik ke arah perkembangan yang lebih baik.

2. Dukungan Teman

Dukungan teman adalah dorongan baik moril maupun material yang diberikan oleh teman dalam rangka membantu meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Bimbingan Guru

Bimbingan guru adalah proses bantuan yang diberikan oleh guru kepada siswanya agar mampu mengembangkan potensi (bakat, minat dan kemampuan) yang dimiliki , mengenali dirinya sendiri, mengatasi persoalan sehingga mereka dapat menentukan jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung kepada orang lain.

4. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil perubahan dari kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik karena penguasaan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang bisa diukur dengan tes atau evaluasi belajar.


(49)

2. Pengukuran Variabel a. Kedisiplinan Belajar

Pengukuran untuk variabel kedisiplinan belajar, menggunakan skala sikap dari likert yang di dalamnya terdapat pernyataan positif (mendukung) dan pernyataan negatif (tidak mendukung) dengan memberi skor 1 sampai dengan 4 pada setiap pernyataan.

Pengukuran tersebut adalah:

Pernyataan positif Pernyataan negatif STS diberi skor 1 STS diberi skor 4 ST diberi skor 2 ST diberi skor 3 S diberi skor 3 S diberi skor 2 SS diberi skor 4 SS diberi skor 1 b. Dukungan Teman

Pengukuran untuk variabel dukungan teman, menggunakan skala sikap dari likert yang di dalamnya terdapat pernyataan positif (mendukung) dan pernyataan negatif (tidak mendukung) dengan memberi skor 1 sampai dengan 4 pada setiap pernyataan.

Pengukuran tersebut adalah:

Pernyataan positif Pernyataan negatif STS diberi skor 1 STS diberi skor 4 ST diberi skor 2 ST diberi skor 3 S diberi skor 3 S diberi skor 2 SS diberi skor 4 SS diberi skor 1


(50)

c. Bimbingan Guru

Pengukuran untuk variabel bimbingan guru, menggunakan skala sikap dari likert yang di dalamnya terdapat pernyataan positif (mendukung) dan pernyataan negatif (tidak mendukung) dengan memberi skor 1 sampai dengan 4 pada setiap pernyataan.

Pengukuran tersebut adalah:

Pernyataan positif Pernyataan negatif STS diberi skor 1 STS diberi skor 4 ST diberi skor 2 ST diberi skor 3 S diberi skor 3 S diberi skor 2 SS diberi skor 4 SS diberi skor 1 d. Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa adalah sejauh mana anak menguasai dan memahami materi pelajaran yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang dicapai siswa dengan menggunakan rapor. Prestasi belajar siswa dikelompokkan dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan tipe II. Penilaian Acuan Patokan adalah penilaian yang diarahkan pada tujuan intruksional yang harus dikuasai oleh siswa. Penilaian ini mengacu pada konsep belajar tuntas atau Mastery Learning, semakin tinggi

kriteria yang digunakan maka semakin tinggi pula derajat penguasaan belajar yang dituntut dari para siswa sehingga semakin tinggi kualitas hasil belajar yang diharapkan. Sistem ini merupakan usaha peningkatan kualitas pendidikan. Dalam PAP tipe II batas penguasaan kompetensi


(51)

yang dituntut 56%, derajat penguasaan kompetensi minimal 56% diberi nilai cukup (Masidjo,1995:157)

1). 81% - 100% = A , sangat baik 2). 66% - 80% = B , baik 3). 56% - 65% = C , cukup 4). 46% - 55% = D, kurang 5). dibawah 46% = E, sangat kurang

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap data tentang kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru. Kuesioner berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban yang disediakan. Kisi-kisi perumusan kuesioner disajikan pada tabel di bawah ini.

Kisi-Kisi Indikator Penelitian

Variabel Bebas Indikator

Item Positif Item Negatif a. Kedisiplinan Belajar b. Dukungan Teman

1. Mentaati peraturan

2. Mengerjakan tugas dengan teratur

3. Konsentrasi dalam belajar

1. Perhatian antar teman sekelas 2. Kerja sama dengan teman

sekelas

3. Toleransi antar teman sekelas

1, 3, 4,

8, 9, 12 2, 6, 7


(52)

c. Bimbingan Guru

1. Memberikan bimbingan belajar

2. Perhatian Guru

3. Memberikan bimbingan dalam menentukan pilihan hidup

1, 2, 4, 9

3, 7, 8 5, 6, 10

1,3, 6, 2,7,8, 9

5

10

4

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum dan data mengenai prestasi belajar IPS siswa kelas III SMP N 1 Kalibawang.

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Untuk mencapai tingkat objektivitas hasil yang tinggi, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Pengetahuan tentang validitas dan reliabilitas alat ukur akan mencegah pengambilan kesimpulan penelitian yang keliru dan mencegah pemberian gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya (Azwar,2003:3).


(53)

Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1999:5). Alat ukur dikatakan valid bila dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dan tujuan dilakukannya pengukuran. Perhitungan validitas kuesioner menggunakan rumus korelasi product

moment (Suharsimi Arikunto,1984:58)yaitu:

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n rxy

rxy = Koefisien korelasi antara skor masing-masing dengan skor total

x = Nilai skor masing-masing item

y = Skor total variabel motivasi belajar dan interaksi belajar n = Jumlah data

Kemudian nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai korelasi pada tabel. Apabila nilai rxy yang diperoleh lebih besar dari nilai r

tabel, berarti ada korelasi yang nyata yang menunjukkan bahwa alat ukur tersebut valid. Sebaliknya apabila rxy yang diperoleh lebih kecil dari r

tabel, berarti tidak ada korelasi yang nyata yang menunjukkan bahwa alat ukur tersebut tidak valid. Pelaksanaan perhitungan validitas butir pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS. Hasil perhitungan sebagai berikut:

1) Untuk Variabel kedisiplinan belajar

Butir pertanyaan pertama dari variabel kedisiplinan belajar ternyata mempunyai nilai r hitung sebesar 0,4267 ( seperti pada lampiran 2 ). Jika dibandingkan dengaan r tabel yaitu: 0,239 (df =


(54)

30 – 2 = 28 dan taraf signifikansi = 5%) maka r hitung lebih besar dari pada r tabel. Pada pernyataan ke dua sampai sepuluh, nilai r hitung juga lebih besar daripada nilai r tabel. Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan sepuluh dari variabel kedisiplinan belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat terhadap kedisiplinan belajar.

2) Untuk Variabel dukungan teman

Butir pertanyaan pertama dari variabel lingkungan kerja institusi pasangan ternyata mempunyai nilai r hitung sebesar 0,3946 ( seperti pada lampiran 2 ). Jika dibandingkan dengan r tabel yaitu: 0,239 (df = 30 – 2 = 28 dan taraf signifikansi = 5%) maka r hitung lebih besar dari pada r tabel. Pada pernyataan ke dua sampai kesepuluh, nilai r hitung juga lebih besar daripada nilai r tabel. Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan sepuluh dari dukungan teman dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat terhadap dukungan teman. 3) Untuk variabel bimbingan guru

Butir pertanyaan pertama dari variabel bimbingan guru ternyata mempunyai nilai r hitung sebesar 0,4503 ( seperti pada lampiran 2 ). Jika dibandingkan dengaan r tabel yaitu: 0,239 (df = 30 – 2 = 28 dan taraf signifikansi = 5%) maka r hitung lebih besar


(55)

dari pada r tabel. Pada pernyataan ke dua sampai sepuluh, nilai r hitung juga lebih besar daripada nilai r tabel. Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan sepuluh dari variabel bimbingan guru dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat terhadap bimbingan guru.

2. Reliabilitas

Reliabilitas didefinisikan sebagai sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Artinya, apabila alat ukur tersebut diberikan beberapa kali pada sekelompok subjek yang sama maka akan diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah (Azwar, 1999:7).Metode yang digunakan untuk menguji tingkat reliabilitas dari kuesioner adalah Koefisien Alpha. Untuk dapat menghitung taraf

reliabilitas (rtt=α

)

suatu kuesioner dengan rumus Koefisien Alpha

diperlukan data dari hasil pengukuran sebagai berikut: a. Jumlah item atau soal dalam suatu kuesioner.

b. Deviasi standar dari skor-skor masing-masing item dan deviasi standar dari total skor keseluruhan item .

Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien alpha adalah sebagai


(56)

rtt =

α

=        −      

2

2 1 1 t i s s n n Keterangan:

rtt : koefisien reliabilitas suatu tes

n : jumlah item

2

i

s : jumlah kuadrat S dari masing-masing item st2 : kuadrat dari S total keseluruhan item

Setelah rtt diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dengan

syarat n sampel, pada taraf signifikansi 5%. Instrumen dikatakan handal jika jika rtt > rtabel.

Untuk proses perhitungan reliabilitas, penulis menggunakan bantuan komputer program SPSS. Hasil dari perhitungan tesebut adalah sebagai berikut:

1) Untuk variabel kedisiplinan belajar

Variabel kedisiplinan belajar mempunyai nilai r hitung sebesar 0, 8393. Kemudiaan dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% dan df= 30 – 2 = 28 yang bernilai 0,239. Nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel atau handal sehingga dapat dipercaya untuk mengukur kedisiplinan belajar.

2) Untuk variabel dukungan teman

Variabel dukungan teman mempunyai nilai r hitung sebesar 0,7604. Kemudiaan dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% dan df= 30 – 2 = 28 yang bernilai 0,239. Nilai r


(57)

hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel atau handal sehingga dapat dipercaya untuk mengukur dukungan teman.

3) Untuk variabel bimbingan guru

Variabel bimbingan guru mempunyai nilai r hitung sebesar 0,8422. Kemudian dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% dan df= 30 – 2 = 28 yang bernilai 0,239. Nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel atau handal sehingga dapat dipercaya untuk bimbingan guru.

H. Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan korelasi product moment dan korelasi ganda. Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis korelasi yaitu uji normalitas dan uji linieritas sebagai prasyarat untuk dilakukannya analisis data.

1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana


(58)

bahwa asumsi normalitas perlu dicek kebenarannya agar langkah-langkah selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan (Sudjana, 1996:291). Dalam uji normalitas ini digunakan rumus chi-kuadrat sebagai berikut:

   

 −

=

fh fh fo 2

2 ( )

χ

Dimana :

χ2

: chi-kuadrat

Fo : frekuensi yang diperoleh dari sampel

Fh : frekuensi yang diharapkan dari sampel sebagai pencerminan dari populasi.

Apabila harga chi-kuadrat yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari harga chi-kuadrat tabel dengan taraf signifikansi 5% pada derajat kebebasan jumlah kelas interval dikurangi satu (k-1), maka data dari variabel tersebut berdistribusi normal.

Sebaliknya harga chi-kuadrat melalui perhitungan atau observasi lebih besar daripada harga chi-kuadrat tabel maka data variabel tersebut berdistribusi tidak normal.


(59)

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan garis regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,1996:332):

F = 2

2

Se TC S

Dimana :

S2TC = 2 -k JK(TC)

Se2 = k -n JK(E)

Kriteria pengujian linieritas yaitu jika F hitung lebih kecil daripada F tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (db) sama dengan k lawan n-k-1 maka kedua variabel dinyatakan mempunyai hubungan yang linier. Sebaliknya, apabila F tabel lebih besar daripada F hitung pada taraf signifikansi 5% dengan db sama dengan k lawan n-k-1 kedua variabel dinyatakan tidak mempunyai hubungan linier.

2. Uji Hipotesa

a. Pengujian Hipotesis I 1) Rumusan Hipotesis


(60)

H0 = Tidak ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar dan

prestasi belajar IPS.

H1 = Ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar dengan

prestasi belajar IPS. 2) Penarikan kesimpulan

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kedisplinan belajar dan prestasi belajar IPS siswa digunakan teknik analisis korelasi

product moment. Rumus yang digunakan dalam analisis korelasi

product moment yaitu angka kasar.

{

2 2

}{

2 2

}

) ( ) ( ) ( ) ( y y N x x N y x xy N rxy ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = Dimana :

x = tingkat kedisiplinan, dukungan teman dan bimbingan guru y = prestasi belajar

n = jumlah sampel

Nilai r terletak pada –1 hingga +1. Jika r = 0 atau mendekati nol, maka korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat lemah atau tidak ada hubungan.

Jika r = 0 hingga +1, maka korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat kuat dan bersifat positif. Jika r = - hingga -1, maka


(61)

korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat kuat dan bersifat negatif.

Untuk menguji koefisien korelasi sederhana digunakan tabel t dengan menggunakan statistik uji t sebagai berikut.

2

1 2

r n r t

− − =

Dimana :

r : koefisien korelasi sederhana n : jumlah sampel

Ho diterima jika t hitung < t tabel berarti tidak ada hubungan positif antara variabel x dengan variabel y.

Ho ditolak jika t hitung > t tabel berarti ada hubungan positif antara variabel x dengan variabel y.

Catatan : Pengujian hipotesis II dan III menggunakan teknik analisis yang sama dengan pengujian hipotesis I.

b. Pengujian Hipotesis IV 1) Rumusan Hipotesis

H0 = Tidak ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar, dukungan

teman,dan bimbingan guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar IPS siswa.


(62)

H1 = Ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar, dukungan

teman, dan bimbingan guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar IPS siswa.

2) Penarikan Kesimpulan

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru secara bersama-sama dengan variabel prestasi belajar dilakukan analisis korelasi ganda dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. mencari persamaan regresi linier ganda 3 prediktor Y = a0+a1x1+a2x2+a3x3

2. menghitung koefisien korelasi ganda dengan rumus:

+

+

= 1 1 2 22 3 3

3 . 2 . 1 y y x a y x a y x a Ry Dimana :

Ry123 : Koefisien korelasi antara variabel y dengan x1, x2, x3

a1 : koefisien prediktor x1

a2 : koefisien prediktor x2

a3 : koefisien prediktor x3

x1y:jumlah produkantara x1 dan y

x2y:jumlah produk antara x2 dan y

x3y:jumlah produk antara x3 dan y

y 2 : jumlah kuadrat kriterium y

Untuk menguji signifikan atau tidak koefisien korelasi berganda digunakan uji f dengan derajad kebebasan (df) n-m-1


(63)

F = ) 1 ( ) 1 ( 2 2 R m m N R − − −

F = Harga F garis regresi N = cacah kasus

M = cacah prediktor

R = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor- prediktor

Jika F hitung <F tabel maka hipotesis yang menyatakan ini ditolak. Jika F hitung >F tabel maka hipotesis yang menyatakan ini diterima. 3. Menghitung sumbangan relatif dan sumbangan efektif

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. a.Sumbangan Relatif

Sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas dalam perbandingan terhadap nilai variabel terikat. Besarnya sumbangan relatif masing-masing variabel diwujudkan dalam bentuk prosentase dengan rumus sebagai berikut:

SR% = (reg) JK xy a

x 100% Keterangan :

SR% = Sumbangan Relatif dari suatu variabel bebas. a = Koefisien variabel bebas.


(64)

∑xy =Jumlah produk antara variabel bebas(x) dengan variabel

terikat(y)

JK(reg) = Jumlah kuadrat regresi

b. Sumbangan Efektif

Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas/ prediktor dalam menunjang efektivitas garis regresi untuk keperluan pengadaan prediksi. Besarnya sumbangan efektif masing-masing variabel diwujudkan dalam bentuk prosentase dengan rumus sebagai berikut:

SE = SR(%) x R2 Keterangan :

SE = Sumbangan efektif suatu variabel bebas SR(%) = Sumbangan relatif dari suatu variabel bebas. R2 =Koefisien determinan


(65)

47

BAB IV

HASIL TEMUAN LAPANGAN

Pada bab ini akan membahas tentang data kelembagaan sekolah, sejarah singkat sekolah, personalia, kegiatan siswa dan sarana yang ada di SMP Negeri I Kalibawang

A. Data Kelembagaan

1. Nama sekolah

SMP Negeri I Kalibawang 2. Status Sekolah

SMP Negeri I Kalibawang Kulon Progo berstatus disamakan. 3. Alamat sekolah

SMP Negeri I Kalibawang Kulon Progo terletak di, Pantog Wetan, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta.

B. Sejarah Singkat Sekolah

SMP Negeri I Kalibawang pada mulanya merupakan STN Geologi Tambang Sentolo yang lokasinya dipindahkan ke Kalibawang. Hal ini bermula dari permohonan masyarakat Kalibawang, yang menginginkan berdirinya SMP Negeri di daerahnya. Pemindahan itu dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 1975 dan namanya berubah menjadi SMP Integrasi. Mulai saat itulah keinginan masyarakat Kalibawang yang mendambakan berdirinya


(66)

SMP Negeri di daerahnya terpenuhi. Kurang lebih 4 tahun setelah dipindahkan turunlah Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Nomor 030/U/1979 tanggal 17 Februari 1979 yang menyatakan STN Geologi Tambang Sentolo diubah menjadi SMP Negeri I Kalibawang. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, maka tanggal 1 April 1979 ditetapkan sebagai hari lahir atau hari jadi SMP Negeri I Kalibawang.

C.Personalia dan Tugasnya

1. Kepala sekolah

Sejak tahun 1979 hingga sekarang SMP Negeri I Kalibawang sudah 8 kali mengalami pergantian kepala sekolah. Berikut ini adalah daftar kepala sekolah yang memimpin SMP Negeri I Kalibawang yaitu: a. Periode 1979 – 1981 : Doellah Slamet

b. Periode 1981 – 1984 : Soedadi, B.A. c. Periode 1984 – 1990 : T. Hardiyanto,

d. Periode 1990 – 1994 : Jasmugi Sofyan Riyadi e. Periode 1994 – 1998 : Sangadal HS, BA. f. Periode 1998 – 2002 : Drs. R. Basah Suhartono

g. Periode 2002 – 2005 : Dra. Endang Ratna Purbaningrum h. Periode 2005 – sekarang : Drs. Subagyo


(67)

Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manajer, administrator, dan supervisor. Adapun tugas Kepala Sekolah meliputi beberapa hal antara lain:

a. Merencanakan dan mengatur pelaksanaan program sekolah dan pengajaran tahunan dengan membagi serta memberikan kepada guru- guru yang mengajar.

b. Membimbing dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kewajiban guru, karyawan dan para pegawai lainnya.

c. Sebagai pengawas dan menjaga lancarnya tugas-tugas di bidang ketata usahaan.

d. Sebagai pemimpin rapat guru.

e. Menjalin hubungan dengan lembaga lain di luar sekolah.

2. Wakil Kepala Sekolah

Didalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah dibantu oleh empat Wakil Kepala Sekolah yaitu :

a. Bagian kurikulum / pengajaran : Parjiyana, S.Pd b. Bidang kesiswaan : Sigit Raharta, S.Pd c. Bidang humas : Noor Aini, S.Pd d. Bidang Sarana : Hery Setiyanto, S.Pd

Wewenang dan tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut: a. Wewenang dan tugas Waka Kurikulum / pengajaran:


(68)

b) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran

c) Mengatur penyusunan program pengajaran ( Program Semester, PSP,dan Persiapan Mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum

d) Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler e) Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas,

kriteria kelulusan, dan pelaporan kemajuan belajar siwa, serta pembagian raport dan STTB

f) Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran g) Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

h) Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran i) Mengatur mutasi siswa

k) Melakukan supervisi administrasi dan akademis b.Wewenang dan tugas Waka Kesiswaan

a) Mengatur program dan pelaksanaan Bimbingan Konseling

b) Mengatur dan mengkoordinasi pelaksanaan 7K ( Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, kerinangan, dan Kesehatan)

c) Mengatur dan membina program kegiatan OSIS yang meliputi Kepramukaan, Palang Merah Remaja/ PMR, Kelompok Ilmiah Remaja/KIR, Usaha Kesehatan Sekolah/ UKS, Patroli Keamanan Sekolah/ PKS, dan Paskibraka


(69)

d) Mengatur program pesantren kilat

e) Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan f) Mengadakan Cerdas Cermat, olahraga prestasi

g) Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa c. Wewenang dan tugas Waka Urusan Humas

a) Mengatur mengembangkan hubungan dengan komite dan peran komite

b) Menyelenggarakn bakti sosial, karya wisata

c) Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah ( gebyar pendidikan).

d. Wewenang dan tugas Waka Bidang Sarana Prasarana

a) Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar

b) Mengatur pemanfaatan sarana prasarana c) Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian

3. Tatausaha

Tata usaha sekolah melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam kegiatan- kegiatan sebagai berikut: a. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah


(70)

b. Penyusunan administrasi dan ketenagaan siswa

c. Pembinaan dan pengemnbangan karir pegawai tata usaha sekolah d. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah

e. Penyusunan dan penyajian data/ statistik sekolah f. Mengkoordinir dan melaksanakan 7K

4. Dewan Guru

Guru di SMP N I Kalibawang berdasarkan data tahun ajaran 2006 / 2007 adalah:

Tabel 4.1 Daftar nama- nama guru N o Nama Jabatan 1 . 2 . 3 . 4 . 5 Drs. Subagyo Dra. A. Tri Haryanti Samidi, S.Ag

Drs. Marwoto Yohanes MG Sugijati

Hery Setiyanto, S.Pd Eny Jatmikowati, S.Pd Edi Sutanto

Guru BP Guru BP

Guru Agama Islam Guru Bahasa Inggris Guru Fisika

Guru Elektro

Guru Bahasa Indonesia


(71)

. 6 . 7 . 8 . 9 . 1 0 . 1 1 . 1 2 . 1 3 . 1

Rr. Niken Yushinta, S.Pd Sujiyem, S.Pd

Siti Rodhiyah, S.Pd Partima

Sigit Slamet Raharta, S. Pd Sus Budiyati, S. Pd.

Endang Wiyarningrum, A.MPd Rini Suprapti, S. Pd

S. Susanto, S. Pd. Diyan Sulastri, S. Pd. Noor Aini, S. Pd. Parjiyana, S.Pd Budi Agus Hariyanto A. Wintono, S. Pd. Nurhadi, S.Pd Raden Jaka Prastana Ngadiman, S. Pd.

Guru KTK Guru Fisika Guru Matematika Guru Bahasa Indonesia Guru PKN Guru Bahasa Indonesia Guru Ekonomi Guru Biologi Guru Matematika Guru Bahasa Jawa Guru Bahasa Inggris Guru PKK Guru Biologi Guru Penjaskes Guru Agama Katolik Guru Geografi Guru Seni Rupa


(72)

4 . 1 5 . 1 6 . 1 7 . 1 8 . 1 9 . 2 0 . 2 1


(73)

. 2 2 . 2 3 . 2 4 . 2 5 .

Bila dilihat dari fungsinya, guru SMP Negeri I Kalibawang dapat dibedakan menjadi :

1) Guru kelas biasa

2) Guru merangkap guru pembimbing 3) Guru wali kelas

Berikut ini adalah guru di SMP Negeri I Kalibawang: a) PNS : 25 orang


(74)

c) Karyawan (honorer) : 4 orang

Tugas guru sesuai dengan kedudukannya masing- masing adalah sebagai berikut:

(1) Guru wali kelas

Tugas guru wali kelas adalah mengatur administrasi kelas, membentuk BP dalam mengelolah anak didik, mempersiapkan proses kenaikan kelas dan bertanggung jawab atas kelas yang ditunjuk. Jumlah dari guru wali kelas sebanyak 9 orang, jumlah ini menyesuaikan jumlah kelas yang ada. Guru wali kelas tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Daftar nama wali kelas SMP Negeri I Kalibawang

No Nama Kelas Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Endang Wiyarningrum,S.Pd Raden Jaka P Rr. Niken Yushinta Sus Budiati, S.Pd Siti Rodhiyah, S.Pd. Partima

Rini Suprapti, S.Pd Diyan Sulastri, S.Pd

VII A VII B VII C VIII A VIII B VIII C III A III B III C 37 orang 31 orang 23 orang 36 orang 21 orang 24 orang 32 orang 28 orang 31 orang


(75)

Eny Jatmikowati, S.Pd

(2) Guru Bidang Studi

Tugas guru bidang studi adalah menyusun program semesteran, menyusun satuan pelajaran, mengatur program evaluasi, melaksanakan kegiatan belajar, melaksanakan evaluasi pada setiap semesteran dan tahun.

(3) Guru Bimbingan dan Penyuluhan ( BP )

Tugas guru bimbingan dan penyuluhan adalah sebagai berikut: (a) Penyuluhan program dan melaksanakan bimbingan penyuluhan. (b) Melaksanakan koordinasi dengan wali kelas dalam hal masalah/

kesulitan siswa dalam sosial maupun belajar.

(c) Memberikan layanan bimbingan penyuluhan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar.

(d) Melaksanakan koordinasi dengan urusan praktik, kepala instansi, wali kelas dan guru dalam menilai siswa bila terjadi pelanggaran yang dilakukan siswa.

(e) Menyusun dan memberikan saran serta pertimbangan pemilihan jurusan bagi siswa.

(f) Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai.


(76)

(g) Melakukan penelusuran tamatan.

(h) Melaksanakan pelaksanaan penilaian bimbingan penyuluhan. (i) Menyusun statistik penilaian bimbingan penyuluhan

(j) Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan penyuluhan/ bimbingan konseling.

5. Bagian perpustakaan

Tugas dari perpustakaan adalah merencanakan pengadaan buku/ bahan perpustakaan, mengurus pelayanan perpustakaan, merencanakan pengembangan perpustakaan, memelihara dan perbaikan buku ( bahan ) perpustakaan, menginventaris buku- buku bahan perpustakaan, menyusun buku- buku perpustakaan sesuai dengan klasifikasinya.

6. Usaha Kesehatan Sekolah

Tujuan dari UKS adalah menangani kesehatan siswa mengingat tugas ini tidak ringan, maka pihak sekolah menyediakan satu ruang khusus untuk UKS.

7. Kegiatan dan kewajiban siswa. a. Kegiatan siswa

Salah satu kegiatan siswa di SMP N I Kalibawang adalah Organisasi Siswa Intera Sekolah ( OSIS ). OSIS merupakan suatu wadah


(77)

organisasi siswa di sekolah sebagai tempat latihan berorganisasi di sekolah selain kegiatan OSIS juga diadakan kegiatan ekstrakurikuler antara lain:

1) Pramuka 2) Kesenian

3) Palang Merah Remaja 4) Mading

5) Tata Boga 6) Komputer 7) Bahasa Inggris b. Kewajiban Siswa

Siswa berkewajiban:

1) Berada 10 menit sebelum jam pertama dimulai

2) Menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, dan keselamatan di lingkungan sekolah 3) Bersikap sopan.

4) Menjaga nama baik sekolah.

5) Mengikuti upacara bendera di sekolah.

6) Menyampaikan surat ijin yang diketahui orang tua/ wali bila berhalangan hadir.


(78)

8) Merawat rambut dengan teratur, rapid an tidak dicat, bagi siswa putra rambut tidak menutupi dahi, tengkuk dan telinga. Bagi siswa putri yang berambut panjang tidak boleh diurai.

9) Memakai seragam sekolah selama pelajaran, pada saat berurusan dan atau sedang menghadap kepala sekolah, guru, karyawan, dan juga selama berada di lingkungan sekolah.

10)Masuk keluar kelas dengan tertib setelah tanda bel berbunyi.

11)Bagi yang naik sepeda harus turun setelah memasuki pintu gerbang.

12)Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pilihannya dengan tertib. 13)Meningkatkan prestasi belajarnya.

14)Mengikuti petunjuk bimbingan dari guru.

15)Lapor pada wali kelas, guru pembimbing atau guru yang lain bila bermasalah.

16)Saling menghormati sesama teman.

17)Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

18)Iuran komite rutin setiap bulan dibayar paling lambat tanggal 10 ( sepuluh ).

Larangan

1) Siswa putra dilarang memakai anting-anting, suweng, kalung atau perhiasan yang tidak semestinya.

2) Siswa dilarang berambut gondrong atau plontos. 3) Siswi dilarang memakai perhiasan yang berlebihan. 4) Siswi dilarang bersolek berlebihan.


(1)

%

9

20,5311731

%

100

4

37,7733578

)

(148,12745

1

0,05235568

=

=

c.

Sumbangan relatif (SR) pada variabel bimbingan guru

SR%

100

%

k

J

y

x

a

reg 1

×

=

%

30,6934662

%

100

4

37,7733578

)

(191,28431

2

0,06061110

=

=

Jumlah sumbangan relatif untuk masing –masing variabel selalu 100%

2. Sumbangan Efektif adalah perbandingan JK Rek terhadap Jk T

Efektivitas prediktor = JK reg

JK T

JK T =

Σ

y

2

= 93,95343138

Maka Efektivitas Prediktor =

100

%

8

93,9534313

4

37,7733578

×

R

2

= 40,2043409%

a.

Sumbangan efektif variabel kedisiplinan belajar

SE % = SR%

x

1

x

R

2

= 48,7753606 x 40,2043409

= 19,60981225%

b.

Sumbangan efektif variabel dukungan teman

SE % = SR%x

2

R

2

= 20,53117319

x 40,2043409

= 8,254422861 %


(2)

137

c.

Sumbangan efektif variabel bimbingan guru

SE % = SR%x

3

R

2

= 30,6934662 x 40,2043409

=

1

2,34010579%


(3)

(4)

139

Tabel F 3 14 15 16

1 215.71 245.36 245.95 246.46

2 19.16 19.42 19.43 19.43

3 9.28 8.71 8.7 8.69

4 6.59 5.87 5.86 5.84

5 5.41 4.64 4.62 4.6

6 4.76 3.96 3.94 3.92

7 4.35 3.53 3.51 3.49

8 4.07 3.24 3.22 3.2

9 3.86 3.03 3.01 2.99

10 3.71 2.86 2.85 2.83

11 3.59 2.74 2.72 2.7

12 3.49 2.64 2.62 2.6

13 3.41 2.55 2.53 2.51

14 3.34 2.48 2.46 2.44

15 3.29 2.42 2.4 2.38

16 3.24 2.37 2.35 2.33

17 3.2 2.33 2.31 2.29

18 3.16 2.29 2.27 2.25

19 3.13 2.26 2.23 2.21

20 3.1 2.22 2.2 2.18

21 3.07 2.2 2.18 2.16

22 3.05 2.17 2.15 2.13

23 3.03 2.15 2.13 2.11

24 3.01 2.13 2.11 2.09

25 2.99 2.11 2.09 2.07

26 2.98 2.09 2.07 2.05

27 2.96 2.08 2.06 2.04

28 2.95 2.06 2.04 2.02

29 2.93 2.05 2.03 2.01

30 2.92 2.04 2.01 1.99

31 2.91 2.03 2 1.98

32 2.9 2.01 1.99 1.97

33 2.89 2 1.98 1.96

34 2.88 1.99 1.97 1.95

35 2.87 1.99 1.96 1.94

36 2.87 1.98 1.95 1.93

37 2.86 1.97 1.95 1.93

38 2.85 1.96 1.94 1.92

39 2.85 1.95 1.93 1.91

40 2.84 1.95 1.92 1.9

41 2.83 1.94 1.92 1.9

42 2.83 1.94 1.91 1.89

43 2.82 1.93 1.91 1.89

44 2.82 1.92 1.9 1.88

45 2.81 1.92 1.89 1.87

46 2.81 1.91 1.89 1.87

47 2.8 1.91 1.88 1.86

48 2.8 1.9 1.88 1.86


(5)

49 2.79 1.9 1.88 1.85

50 2.79 1.89 1.87 1.85

51 2.79 1.89 1.87 1.85

52 2.78 1.89 1.86 1.84

53 2.78 1.88 1.86 1.84

54 2.78 1.88 1.86 1.83

55 2.77 1.88 1.85 1.83

56 2.77 1.87 1.85 1.83

57 2.77 1.87 1.85 1.82

58 2.76 1.87 1.84 1.82

59 2.76 1.86 1.84 1.82

60 2.76 1.86 1.84 1.82

61 2.76 1.86 1.83 1.81

62 2.75 1.85 1.83 1.81

63 2.75 1.85 1.83 1.81

64 2.75 1.85 1.83 1.8

65 2.75 1.85 1.82 1.8

66 2.74 1.84 1.82 1.8

67 2.74 1.84 1.82 1.8

68 2.74 1.84 1.82 1.79

69 2.74 1.84 1.81 1.79

70 2.74 1.84 1.81 1.79

71 2.73 1.83 1.81 1.79

72 2.73 1.83 1.81 1.79

73 2.73 1.83 1.81 1.78

74 2.73 1.83 1.8 1.78

75 2.73 1.83 1.8 1.78

76 2.72 1.82 1.8 1.78

77 2.72 1.82 1.8 1.78

78 2.72 1.82 1.8 1.77

79 2.72 1.82 1.79 1.77

80 2.72 1.82 1.79 1.77

81 2.72 1.82 1.79 1.77

82 2.72 1.81 1.79 1.77

83 2.71 1.81 1.79 1.77

84 2.71 1.81 1.79 1.77

85 2.71 1.81 1.79 1.76

86 2.71 1.81 1.78 1.76

87 2.71 1.81 1.78 1.76

88 2.71 1.81 1.78 1.76

89 2.71 1.8 1.78 1.76

90 2.71 1.8 1.78 1.76

91 2.7 1.8 1.78 1.76

92 2.7 1.8 1.78 1.75

93 2.7 1.8 1.78 1.75

94 2.7 1.8 1.77 1.75

95 2.7 1.8 1.77 1.75

96 2.7 1.8 1.77 1.75

97 2.7 1.8 1.77 1.75


(6)

141

99 2.7 1.79 1.77 1.75

100 2.7 1.79 1.77 1.75


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Prestasi Belajar Siswa.

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Prestasi Belajar Siswa.

0 1 7

LAMPIRAN A Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Prestasi Belajar Siswa.

0 2 44

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Prestasi Belajar Siswa.

0 0 19

PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DITINJAU DARI KEDISIPLINAN BELAJAR, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Kedisiplinan Belajar, Motivasi Berprestasi, Dan Lingkungan Keluarga Pada Siswa Kelas VII Sekola

0 1 16

PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DITINJAU DARI KEDISIPLINAN BELAJAR, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN LINGKUNGAN Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Kedisiplinan Belajar, Motivasi Berprestasi, Dan Lingkungan Keluarga Pada Siswa Kelas

0 1 17

Hubungan antara bimbingan guru akuntansi, motivasi belajar akuntansi, dan dukungan teman sekelas dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus siswi-siswi kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMA Santa Maria Jl. Ireda no.19A Yogyakarta 55121.

0 3 175

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN DISIPLIN KULIAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA - Unika Repository

0 0 72

Hubungan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman, dan bimbingan guru dengan prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial - USD Repository

0 0 157

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU AKUNTANSI, MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI, DAN DUKUNGAN TEMAN SEKELAS DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 0 173