Hubungan Geometri Euclides dan Geometri Hiperbolik

44 bidang bawah { ∈ ℂ| }. Lingkaran pada Riemann sphere ℂ̅ dan dua komponennya didefinisikan sebagai berikut. Definisi 3.1 Anderson, 2005: 18 Suatu disk D di ℂ̅ merupakan salah satu komplemen dari komponen lingkaran A di ℂ̅. Pada disk D dan lingkaran A, terlihat bahwa A adalah lingkaran yang menentukan disk D. Berdasarkan definisi tersebut, untuk setiap disk di ℂ̅ ditentukan oleh lingkaran di ℂ̅ dan setiap lingkaran di ℂ̅ ditentukan oleh disk di ℂ̅. Model setengah bidang atas ℍ adalah disk di ℂ̅ yang ditentukan oleh lingkaran ℝ ̅. Model setengah bidang atas ℍ memiliki batas di tak hingga yaitu ℝ ̅. Titik-titik pada ℝ̅ disebut titik di tak hingga atau titik ideal pada model setengah bidang atas ℍ. Hal ini mengakibatkan jarak hiperbolik sembarang titik ke titik pada ℝ ̅ adalah tak hingga, dasar untuk argumen ini akan dibahas dalam subbab D. Sebelum membahas mengenai jarak hiperbolik, akan terlebih dahulu dibahas mengenai hubungan objek-objek geometri Euclides dan geometri hiperbolik.

B. Hubungan Geometri Euclides dan Geometri Hiperbolik

Pada bagian ini akan dibahas tentang persamaan dan perbedaan objek- objek sederhana pada geometri seperti titik, garis, dan sudut, antara geometri Euclides dan geometri hiperbolik serta representasinya dalam setengah bidang atas ℍ. Uraian lebih rinci mengenai titik, garis dan sudut dalam geometri hiperbolik pada model setengah bidang atas ℍ adalah sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

1. Titik pada geometri hiperbolik

Titik pada geometri hiperbolik dideskripsikan sama seperti titik pada geometri Euclides yaitu objek geometri yang tidak memiliki panjang dan tebal. Pada setengah bidang atas ℍ, titik direpresentasikan dengan koordinat = + � . Titik-titik pada ℝ ̅ atau ketika = disebut titik ideal atau titik di tak hingga, sehingga terdapat dua jenis titik pada geometri hiperbolik yaitu titik hiperbolik dengan dan titik ideal untuk = atau = ∞.

2. Garis hiperbolik dalam model setengah bidang atas ℍ

Setengah bidang atas ℍ adalah disk pada ℂ̅ sehingga garis pada setengah bidang atas ℍ adalah lingkaran di ℂ̅. Garis hiperbolik di ℍ adalah perpotongan lingkaran di ℂ̅ terhadap setengah bidang atas ℍ. Berdasarkan fakta tersebut garis hiperbolik dalam setengah bidang atas ℍ memiliki dua jenis garis dalam representasinya yaitu berupa garis Euclides tegak lurus sumbu real dan busur setengah lingkaran Euclides dengan pusat lingkaran di sumbu real. Garis lurus pada geometri hiperbolik disebut geodesik yang selanjutnya akan disebut sebagai garis hiperbolik. Garis hiperbolik pada setengah bidang atas ℍ didefinisikan sebagai berikut: Definisi 3.2 Anderson, 2005: 2 Ada dua jenis garis hiperbolik pada setengah bidang atas ℍ, keduanya didefinisikan sebagai objek Euclides pada ℂ. Salah satunya adalah 46 perpotongan dari setengah bidang atas ℍ dengan garis Euclides pada ℂ tegak lurus ke sumbu real ℝ pada ℂ. Lainnya adalah perpotongan dari ℍ dengan lingkaran Euclides yang berpusat di sumbu real ℝ Gambar 3.2. Gambar 3.2 Garis Hiperbolik di ℍ Berdasarkan definisi 3.2, maka terdapat dua hasil representasi garis hiperbolik pada setengah bidang atas ℍ yaitu garis Euclides tegak lurus terhadap sumbu real ℝ dan setengah busur lingkaran Euclides dengan pusat di sumbu real ℝ. Dua sembarang titik pada setengah bidang atas ℍ dijamin dapat termuat pada satu garis hiperbolik tertentu oleh proposisi berikut ini : Proposisi 3.3 Anderson, 2005: 3 Untuk setiap pasangan titik berbeda p dan q pada ℍ, terdapat sebuah garis hiperbolik ℓ pada ℍ yang melalui p dan q. Bukti : Pengandaian pertama yaitu Rep = Req. Kemudian diberikan garis Euclides = { ∈ ℂ | = } tegak lurus terhadap aksis real 47 dan melalui p dan q, sehingga membentuk garis hiperbolik ℓ = ℍ . Garis hiperbolik ℓ adalah garis hiperbolik yang melalui p dan q. Pengandaian kedua yaitu Rep ≠ Req. Garis Euclides yang melalui p dan q tidak lagi tegak lurus terhadap ℝ, dibuatlah lingkaran Euclides dengan pusat lingkaran pada aksis real ℝ melalui p dan q Gambar 3.3. Gambar 3.3 Garis Hiperbolik melalui Dua Titik Berbeda Misalkan adalah segmen garis Euclides yang menghubungkan p dan q, dan misalkan K garis berat tegak lurus terhadap . Kemudian, setiap lingkaran Euclides yang melewati p dan q akan berpusat pada K. Berdasarkan pengandaian kedua p dan q mempunyai bagian real yang tak sama, sehingga garis Euclides K tidak sejajar terhadap ℝ, dan K berpotongan dengan ℝ tepat pada suatu titik c. Misalkan A adalah lingkaran Euclides berpusat di c dengan radius | − |, sehingga A melalui p. Kita tahu bahwa c terdapat pada K, sehingga | − | = | − | mengakibatkan A melewati q. Diperoleh garis hiperbolik ℓ = ℍ . Garis hiperbolik ℓ adalah garis hiperbolik yang melalui p dan q. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Berdasarkan pengandaian pertama dan kedua maka Proposisi 3.3 terbukti. QED. 3. Sudut pada geometri hiperbolik Pada setengah bidang atas ℍ sudut yang terbentuk dari dua garis hiperbolik didefinisikan sebagai sudut antara garis singgung lingkaran Euclides. Misalkan ℓ adalah garis hiperbolik dengan pusat lingkaran Euclides pada dan adalah garis hiperbolik dengan pusat lingkaran Euclides pada . Garis hiperbolik ℓ dan berpotongan di titik p sehingga sudut ∠ , ℓ dapat ditentukan dengan membuat garis singgung lingkaran melalui titik p. Misalkan K dan N adalah garis singgung lingkaran Euclides tersebut, sehingga sudut ∠ , ℓ = ∠ , Gambar 3.4. Gambar 3.4 Sudut antara Dua Garis Hiperbolik Sudut pada geometri hiperbolik memenuhi tiga tipe sudut menurut Proposisi 2.5, sehingga besar sudut pada dua garis hiperbolik yang berpotongan dapat dicari dengan metode yang telah dibahas pada Bab II. Dua garis hiperbolik yang berpotongan pada sumbu real ℝ atau dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 kata lain berpotongan di tak hingga, maka besar sudut yang terbentuk dari kedua garis hiperbolik tersebut adalah . Hal ini mudah ditunjukkan karena garis yang berpotongan di tak hingga sebenarnya tidak berpotongan sehingga tidak ada sudut yang terbentuk. Setelah membahas objek-objek dasar pada geometri hiperbolik, selanjutnya akan dibahas satu topik yang juga menjadi dasar munculnya geometri hiperbolik yaitu kesejajaran garis.

C. Kesejajaran dalam geometri hiperbolik