sampai di Mahkamah Agung. Daniel Kaufman dalam laporan Bureaucarti Judiciary Bribery tahun 1998 menyebutkan, korupsi di peradilan Indonesia
memiliki rangking paling tinggi di antara negara-negara seperti Ukraina, Venezeula, Rusia, Kolombia, Mesir, Yordania, Turki, dan seterusnya.
Tidak hanya itu, saat ini mencari keadilan seperti mencari sebatang jarum yang hilang dalam tumpukan jerami, rumit, berbelit-belit, penuh tikungan dan
jebakan, yang berujung kekecewaan dan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap hukum. Menumpuknya belasan ribu perkara di Mahkamah Agung , tidak
hanya menunjukkan banyaknya permasalahan hukum dan kejahatan di negeri ini, akan tetapi juga karena panjang dan berbelitnya proses peradilan. Inilah
diantaranya penyebab hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap hukum. Tindakan main hakim sendiri eigenrechting yang dilakukan oleh masyarakat
khususnya terhadap kejahatan jalanan street crimes adalah bukti ketidakhormatan dan ketidakpercayaan mereka terhadap hukum disrespecting
and distrusting the law . httpahmardifan.wordpress.com
2.1.7 Pengadilan
Pengadilan adalah sebuah forum publik, resmi, dimana kekuasaan publik ditetapkan oleh otoritas hukum untuk menyelesaikan perselisihan dan pencarian
keadilan dalam hal sipil, buruh, administratif, dan kriminal di bawah hukum. Dalam negara dengan system common law, pengadilan merupakan cara utama
untuk penyelesaian perselisihan, dan umumnya dimengerti bahwa semua orang
memiliki hak untuk membawa klaimnya ke pengadilan. Dan juga, pihak tertuduh kejahatan memiliki hak untuk meminta perlindungan di pengadilan.
httpid.wikipedia.orgwikipengadilan.
2.1.8 Peradilan
Istilah peradilan dan pengadilan berasal dari kata dasar “adil” yang berarti meletakkan sesuatu pada semestinya. Kata peradilan dan pengadilan mempunyai
arti yang berbeda akan tetapi terkadang dipakai untuk arti yang sama. Peradilan adalah sebuah sistem aturan yang mengatur agar supaya kebenaran dan keadilan
bisa ditegakkan, sedangkan pengadilan adalah sebuah perangkat organisasi penyelenggara peradilan, dan pengadilan inilah yang biasa disebut lembaga
peradilan. Sedangkan keadilan hanya bisa dipahami jika ia diposisikan sebagai keadaan yang hendak diwujudkan oleh hukum. Upaya untuk mewujudkan
keadilan dalam hukum tersebut merupakan proses yang dinamis yang memakan banyak waktu. Upaya ini seringkali juga didominasi oleh kekuatan-kekuatan yang
bertarung dalam kerangka umum tatanan politik untuk mengaktualisasikannya Friedrich, 2004:239.
Orang dapat menganggap keadilan sebagai sebuah gagasan atau realitas absolute dan mengasumsikannya bahwa pengetahuan dan pemahaman tentangnya
hanya bisa didapatkan secara parsial dan melalui upaya filosofis yang sangat sulit. Atau orang dapat menganggap keadilan sebagai hasil dari pandangan umum
agama atau filsafat tentang dunia secara umum. Jika begitu, orang dapat