Semiotik Charles Sanders Peirce

Penelitian ini mengutamakan situasi dan kondisi yang bertema Representasi “Kredibilitas Penegak Hukum”di Indonesia sebagai sesuatu yang berarti dalam proses pembentukan pesan. Peristiwa tersebut dipaparkan dalam pembentukan tanda-tanda gambar, kata-kata, dan lainnya dalam format sebuah kartun editorial. Sehingga yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah bagaimana suatu peristiwa dalam masyarakat dipandang, dituangkan dan dinilai. Sebab itulah diperlukan adanya kartun editorial tersebut, dengan situasi dan kondisi yang berkembang dalam masyarakat. hal itulah yang kemudian dijadikan alasan penggunaan model semiotik Pierce, karena Pierce dalam hal ini lebih memperhatikan realita makna. Dengan demikian penelitian ini termasuk pada bidang studi semiotik budaya tempat kode-kode dan tanda-tanda digunakan. Teori semiotik Pierce berpendapat bahwa tanda dibentuk melalui hubungan segitiga yaitu tanda berhubungan dengan obyek yang dirujuknya. Hubungan tersebut membuahkan interpretan. Pierce menjelaskan modelnya sebagai berikut: “A sign is something which stands to somebody for something in the respect or capacity. It addresses somebody , that is, creates in the mind of that person an equivalent sign, or perhaps a more developed sign. The sign which it creates I call the interpretant of the first sign. The sign for something, its object. Tanda adalah sesuatu yang memberi arti atas sesuatu bagi seseorang, karenanya membuat seseorang menciptakan tanda yang ekuivalen atau tanda yang lebih berkembang di dalam benaknya. Tanda yang diciptakan itu saya sebut interpretant dari tanda yang pertama. Tanda memberi arti atas sesuatu yang disebut obyek ” Fiske, 1985:45. Model semiotik Pierce dapat digambarkan dalam bentuk segitiga seperti berikut: Gambar 2.1. Model Semiotik Peirce Sumber : Fiske 1990:42 Garis-garis berpanah tersebut hanya bisa dimengerti dalam hubungannya antara satu elemen dengan elemen lainnya. Tanda merujuk pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, yaitu obyek dipahami oleh seseorang. Interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang obyek yang dirujuk sebuah tanda. Interpretan merupakan konsep mental yang diproduksi oleh tanda dan pengalaman pengguna tanda terhadap sebuah obyek. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang maka muncul makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Diantaranya ketiganya, interpretanlah yang paling sulit dipahami. Interpretan adalah tanda sebagaimana diserap oleh benak kita, sebagai hasil penghadapan kita dengan tanda itu sendiri. Sign Interpretant Obyek Berdasarkan obyeknya Peirce membagi tanda atas icon ikon, index indeks, dan symbol simbol. Ketiga kategori tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2. Model Kategori Tanda Sumber : Fiske 1990:47 Model tersebut merupakan hal penting dan sangat fundamental dari hakekat tanda. Pierce mengungkapkannya sebagai berikut : 1. Ikon Adalah tanda yang berhubungan antara tanda dan acuannya bersifat bersamaan bentuk alamiah berupa hubungan kemiripan. Misalnya adalah potret dan peta. Potret merupakan ikonik dari orang yang ada dalam potret tersebut, sedangkan peta merupakan ikonik dari pulau yang ada dalam peta tersebut. 2. Indeks Adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan acuannya yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda Icon Index Simbol yang langsung mengacu pada kenyataannya. Misalnya adalah asap sebagai tanda adanya api. 3. Symbol Adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara tanda dan acuannya berdasarkan hubungan konvensi atau perjanjian. Misalnya orang yang menggelengkan kepalanya merupakan symbol yang menandakan ketidak setujuan yang termasuk secara konvensional Sobur, 2003:41.

2.2. Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori yang telah disampaikan, penelitian ini berusaha mengungkap makna yang terkandung pada Representasi “Kredibilitas Penegak Hukum” di Indonesia dalam Karikatur Iklan Layanan Masyarakat pada majalah Tempo edisi 09-15 Agustus 2010, maka peneliti melakukan pemaknaan terhadap tanda lambang dengan menggunakan metode semitoik Peirce, sehingga akhirnya diperoleh hasil dan interpretasi data mengenai penggambaran penelitian Representasi “Kredibilitas Penegak Hukum” di Indonesia dalam Karikatur Iklan Layanan Masyarakat pada majalan Tempo edisi 09-15 Agustus 2010. Hal ini dilakukan karena adanya Karikatur pada majalah Tempo tersebut terangkum berbagai makna dan tanda. Maka digunakan ikon, indeks dan symbol untuk mengklasifikasikan sebuah tanda secara spesifik. Pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan semiotika. Adapun hasil kerangka berfikir diatas dapat digambarkan dalam bentuk bagan: Gambar 2.3. Kerangka Berfikir Penelitian Representasi “Kredibilitas Penegak Hukum” di Indonesia pada Karikatur Iklan layanan Masyarakat pada majalah Tempo edisi 09- 15 Agustus 2010. Karikatur Iklan Layanan Masyarakat KPK tentang Kredibilitas Penegak Hukum pada majalah Tempo Analisis Kualitatif dengan pendekatan semiotika Peirce:  Ikon  Indeks  Simbol Hasil interpretan peneliti