Pemaknaan Terhadap Karikatur “Kredibilitas Penegak Hukum”

mengangkat masalah permainan hukum yang sering terjadi dilakukan oleh para penegak hukum. Dimana dalam gambar ini menggambarkan seorang penegak hukum atau hakim tersebut memiliki kejujuran dalam menjalankan tugasnya, dengan tidak menerima suap dan selalu taat pada peraturan kode etik seorang hakim. Walaupun saat ini sangat sulit menemukan seorang hakim yang benar- benar tunduk dan menjalankan kode etik hakim tanpa harus menerima suap. Karikatur yang diberi judul “Keadilan Tak Berpihak, Keadilan Tak Bisa Dibeli” tersebut adalah sebagai suatu reaksi dan refleksi terhadap fenomena yang sedang berkembang dan menonjol ditengah masyarakat, yaitu tentang banyaknya kasus korupsi karena adanya kenakalan para hakim yang menerima suap. Karikatur ini merupakan salah satu bentuk pesan dalam bentuk non- verbal yang memang diciptakan dengan kesengajaan agar pembaca dapat dengan aktif memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Karikatur “Kredibilitas Penegak Hukum” diciptakan sebagai sebuah wahana untuk memberikan informasi kepada masyarakat seputar kabar tentang masih adanya mafia hukum di tanah air, yang membuktikan bahwa uang masih bisa dengan leluasa berbicara di lembaga pertahanan hukum.

4.2. Penyajian dan Analisis Data

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap gambar Karikatur “Kredibilitas Penegak Hukum” pada majalah Tempo edisi 09-15 Agustus 2010 disajikan hasil pengamatan terhadap gambar karikatur tersebut. Data-data yang dianalisis terdiri dari sekumpulan tanda-tanda spesifik yang akan dipilah-pilah dan disesuaikan dengan materi yang tersedia. Tanda tersebut berupa, tanda gambar, warna, perilaku non verbal dan atribut pendukung yang digunakan sebagai indikator pengamatan dalam penelitian. Pengkategorian tanda pada karikatur ini berdasarkan landasan teori Semiotika Charles Sanders Pierce, dimana untuk mengetahui makna yang terkandung dalam karikatur “Kredibilitas Penegak Hukum” pada majalah Tempo edisi 09-15 Agustus 2010. Pierce membagi tanda menjadi tiga kategori, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Untuk mengungkap makna serta pesan yang disampaikan dalam penggambaran karikatur tersebut, sistem tanda dibagi berdasarkan pembagian fungsi tanda Pierce. Dalam pendekatan Semiotik Pierce terdapat tiga komponen, yaitu Tanda Sign, Objek Object, Interpretan Interpretant. Sebagai interpretan, peneliti menganalisa gambar karikatur “Kredibilitas Penegak Hukum” pada majalah Tempo edisi 09-15 Agustus 2010 yang dijadikan korpus sampel terbatas dengan menggunakan hubungan antara tanda dengan acuan tanda dalam model Semiotik Pierce yang membagi tanda atas tiga kategori, yaitu ikon, indeks, dan simbol sehingga akan diperoleh interpretasi dari karikatur melalui kategori tanda tersebut. Ikon, dalam tampilan karikatur “Kredibilitas Penegak Hukum” adalah seorang manusia yang memakai jubah hakim yang ditutup matanya dengan kain putih dan diatas kepalanya terdapat lingkaran seperti lingkaran peri, iblis yang mengitari manusia tersebut dengan menghambur-hamburkan uang,dan timbangan yang dipegang dengan kedua tangannya oleh manusia.