Pati Asetat TINJAUAN PUSTAKA

Pati terasetilasi biasa digunakan sebagai pengental karena sifatnya yang stabil daan jernih. Jenis pati ini di gunakan dalam berbagai jenis produk, termasuk produk beku. Jika digunakan pada produk susu, kadang – kadang terjadi penggumpalan yang disebabkan oleh ketidak stabilanikatan asetil pada konsentrasi protein.Pati terasetilasi biasanya di gunakan untuk proses stabilisasi ketika di bekukan dan di thawing Estiasih, 2006 . O O ║ ║ CH3-C-OH + C6H12O6-OH → CH3-C-O-C6H12O6 + H2O Gambar 3. Reaksi kimia pembentukan pati asetat. Ayucitra, 2009. Modifikasi kimia secara acetilasi pada prinsipnya adalah menyisipkan gugus OH- pada pati melalui reaksi astilasi, dimana hal ini akan mengurangi kekuatan hydrogen diantara pati dan menyebabkan granula pati menjadi lebih mengembang swelling, mudah larut dalam air serta meningkatkan freeze-thaw stabilyti pati Menurut hasil penelitian Artiani 2009, proses pembuatan Cassava Starch metode acetylisasi adalah sebagai berikut : a. Melarutkan 75 gram pati ketela dengan 375 ml aquadest sehingga terbentuk slurry. b. Pengaturan pH awal 6, 7, 8, 9 yang di tentukan dengan penambahan NaOH 0,3 M. c. Dilakukan proses acetylasi dengan cara perendaman selama waktu 30, 60, 90, 120 menit dalam larutan asam asetat dan di panaskan pada suhu 45° C sampai diperoleh slurry pati asetat. d. Dilakukan pengaturan pH slurry pati asetat sampai dicapai 5,0 dengan penambahan NaOH 0,3 M e. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring sehingga diperoleh cake dan filtrat. Filtrat yang diperoleh dibuang. f. Cake yang diperoleh dilakukan pencucian dengan aquadest sebanyak empat kali. g. Cake yang diperoleh dari hasil pencucian dilakukan pengeringan dengan oven suhu 60 C sehingga dihasilkan tepung. h. Tepung yang dihasilkan dilakukan penggilingan dengan blender dan pengayakan dengan ukuran 80 mesh sehingga diperoleh pati jagung asetat.Diagram alir proses pembuatan pati jagung asetat dapat di lihat pada Gambar 4. Cassava Starch 75 gram Pencampuran Air 375 ml Slurry Cassava Starch Pengaturan pH pH = 6,7,8,9 Asam Asetat Asam asetat glacial sebanyak 4, 7 ml Acetilasi 30,60,90,120 menit Pengaturan pH pH = 5 NaOH filtrat Penyaringan Slurry starch acetate NaOH cake cake Pencucian aquades t filtrat Pengeringan Oven Penggilingan Pati Asetat Gambar 4 : Diagram alir pembuatan Cassava Starch Asetat Artiani, 2005

E. Asam Asetat

Asam asetat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C 2 H 4 O 2 . Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH 3 -COOH, CH 3 COOH, atau CH 3 CO 2 H. Asam asetat murni disebut asam asetat glasial adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki titik beku 16.7°C Anonymous, 2009 . Larutan asam asetat dalam air merupakan asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H + dan CH 3 COO - . Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air Anonymous, 2009 . Gambar 5 . Struktur Asam Asetat Anonymous 2009

F. Analisis Keputusan

Keputusan adalah suatu kesimpulan dari suatu proses untuk memilih tindakan yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada. Pengambilan keputusan adalah proses yang mencakup semua pikiran dan kegiatan yang diperlukan guna membuktikan dan memperlihatkan pikiran baik tersebut Siagian, 1987. Analisis keputusan pada dasarnya adalah suatu prosedur yang logis dan kuantitatif yang tidak hanya menerangkan mengenai pengambilan keputusan, tetapi juga merupakan suatu cara untuk membuat keputusan Mangkusubroto dan Listiani, 1987. Pengambilan keputusan pada penelitian ini berdasarkan sifat fisik dan kimia terbaik

G. Analisis Finansial

Suatau studi kelayakan yang merupakan pekerjaan membuat ramalan atau taksiran didasarkan atas anggapan-anggapan yang selalu bias dipenuhi. Konsekuensinya ialah bias terjadi penyimpangan-penyimpangan. Salah satu penyimpangan itu adalah apabila pabrik memproduksi dibawah kapasitasnya. Hal ini akan menyebabkan pengaruh terhadap keuntungan Susanto dan Saneto, 1994. 1. Break Event Point BEP Break Event Point BEP adalah suatu keadaan tingkat produksi tertentu yang menyebabkan besarnya biaya produksi keseluruhan sama dengan besarnya nilaihasil penjualan. Jadi pada keadaan tersebut, perusahaan tidak mendapatkan keuntungan juga tidak mendapatkan kerugian. BEP dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: a. Rumus Titik Impas BEP =   tan appendapa tidak tet biaya 1 Tetap Biaya  b. Presentase BEP =   Pendapatan Rp BEP  100