SH No. 7 tanggal 4 November 2003 dan telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
4.1.4.5 PT Citatah Tbk
Citatah adalah perusahaan swasta pertama yang mengembangkan sumber daya marmer di Indonesia dan telah melakukan penggalian serta
pengolahan marmer selama lebih dari dua puluh lima tahun. Perusahaan yang didirikan tahun 1974 mulai menambang batu marmer putih gading
beige marble dari lokasi penambangannya dekat Bandung dan berkat produknya perusahaan kemudian menempati posisi terkemuka di pasar
Indonesia. Pada bulan Januari 1996, perusahaan mengakusisi 90 kepemilikan
saham PT Quarindah Ekamaju Marmer, sebuah perusahaan marmer yang mempunyai tambang dan pabrik pengolahan modern di Pangkep, Sulawesi
Selatan. Setelah pelaksanaan akusisi ini, pada bulan Juli 1996, Citatah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dengan kode transaksi
perdagangan CTTH dan menghimpun dan sebesar Rp 104,5 miliar melalui emisi saham baru untuk membiayai peningkatan kapasitas pengolahan dan
penjualan Internasionalnya. Pada tahun 1998, Citatah membuka sebuah Sentra Proyek Khusus di
Karawang, 70 km sebelah timur Jakarta. Fasilitas ini menjadi tempat berbagai mesin pemotong, pembentuk, dan pemoles khusus untuk
memproduksi marmer yang dibuat sesuai pesanan. Menyusul krisis
ekonomi tahun 1998, Citatah menata ulang kepemilikan saham strategisnya dalam beberapa anak perusahaannya. Pada Juni 1999,
perusahaan mendivestasikan kepemilikan sahamnya dalam anak perusahaannya di Malaysia, Quarindah Citatah MSdn. Bhd, dan pada
bulan Desember 1999 perusahaan mengakusisi 100 kepemilikan dalam anak perusahaan produksinya, PT Quarindah Ekamaju Marmer.
Dewasa ini, Citatah merupakan perusahaan marmer berkapasitas terbesar di Indonesia yang memperkerjakan lebih dari 1.000 karyawan dan
mengekspor produknya ke lebih dari 12 negara di seluruh dunia.
4.1.4.6 PT Energi Mega Persada Tbk
Sebagai salah satu perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas yang terbesar dengan tingkat pertumbuhan tercepat di Indonesia yang
sahamnya terdaftar dalam bursa saham dan diperdagangkan secara umum publicly-listed. Perusahaan dan sejumlah anak perusahaan yang seluruh
sahamnya dimiliki Energi Mega Persada menguasai hak pengelolaan serta kepemilikan working interest pada 3 wilayah kontrak bagi hasil atau
production sharing contracts PCS, yakni : • Selat Malaka 60,49
• Brantas 50 • Kangean 100
Selain dari melakukan kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas di wilayah yang luasnya mencapai lebih dari 17.000 km
2
, perusahaan