R
t
P = Return Saham
t
P = Harga Saham Waktu Tertentu
t-1
Jogiyanto, 2003:110 = Harga Saham Periode Sebelumnya
2.2.6.2 Sumber-sumber Return
Sumber-sumber dana return investasi terdiri dari dua komponen yaitu E. Tandelilin, 2001:48 :
1. Capital gain loss merupakan keuntungan kerugian bagi
investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual harga beli diatas harga harga beli harga jual yang keduanya terjadi
dipasar sekunder. 2.
Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa dividen atau bunga
yield dinyatakan dalam peresentase dari modal yang ditanamkan.
2.2.7 Analisis Rasio Keuangan
2.2.7.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering
dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam
rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analisis yang ahli dan
berpengalaman dibandingkan dengan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri yang tidak berbentuk rasio. Agnes Sawir, 2001:6
Rasio keuangan menyediakan suatu cara yang tepat dan berguna untuk mengekpresikan suatu hubungan diantara angka-angka. Manajer,
kreditur, dan analisis keuangan menggunakan rasio yang relevan untuk pengambilan keputusan tertentu. Walaupun analisis rasio keuangan
didasarkan pada data-data keuangan historis, tujuan utama analisis rasio keuangan adalah untuk memberi indikasi kinerja perusahaan pada masa
yang akan datang. Analisis rasio juga diakui secara umum sebagai alat analisis keuangan dan sering digunakan investor.
Menurut Munawir 2002: 80, model analisis apapun pada umumnya difokuskan pada 1 Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendek short term liquidity, 2 Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya solvency, 3 Kemampuan
dan kinerja perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu Profitability, 4 Tingkat kembalian yang dicapai dari total aktiva yang
digunakan return on Investment, 5 Efisiensi penggunaan aktiva yang digunakan turn over activa, 6 Aliran kas dan perkiraannya dimasa yang
akan datang cash flow and forecasting.
2.2.7.2 Klasifikasi Rasio Keuangan
Rasio-rasio dikelompokkan kedalam 5 kelompok dasar, yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio nilai
pasar Agnes Sawir, 2001:7-65.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas memperlihatkan hubungan aktiva lancar perusahaan terhadap kewajiban lancarnya, dan
sekaligus menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi utangnya pada saat jatuh tempo.
a. Current Rasio
Adalah rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja perusahaan. Rasio ini
menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi
uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang.
b. Quick Rasio
Rasio ini dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan sisanya dibagi dengan
kewajiban lancar. Persediaan merupakan unsur aktiva yang paling likuid dan unsure tersebut sering kali
merupakan kerugian jika terjadi likuidasi. Oleh karena
itu, rasio ini merupakan ukuran penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persediaannya.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu di likuidasi.
a. Debt to Equity Ratio
Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dengan modal sendiri.
b. Debt Ratio
Mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang dengan menggunakan total aktiva.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada
pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada
berbagai jenis aktiva. a
Perputaran Persediaan Inventory Turn Over
Rasio ini dihitung dari penjualan dibagi dengan pesediaan. Persediaa yang berlebihan sudang barang
tentu merupakan harta yang tidak produktif dan merupakan investasi dengan pengembalian yang
rendah. b
Tingkat Perputaran Aktiva Tetap Fixed Assets Turn Over
Rasio ini dihitung dari penjualan dibagi dengan aktiva tetap Rasio ini digunakan untuk mengukur
perputaran dari alat-alat dan mesin pabrik. 4.
Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas memperlihatkan pengaruh
gabungan dari likuiditas, pengelolaan aktiva, dan pengelolaan utang terhadap hasil operasi. Rasio ini digunakan untuk
mengukur efektifitas menajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan.
Rasio ini terdiri dari: a.
Hasil Pengembalian atas Total aktiva Return On Assets Rasio yang mengukur efektifitas dalam
memanfaatkan seluruh sumber daya atau disebut pula hasil pengembalian investasi.
b. Hasil Pengembalian atas Modal Return On Equity
Merupakan rasio laba bersih sesudah pajak terhadap modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat hasil pengembalian dari investasi para pemegang saham.
c. Marjin laba atas Penjualan Net Profit Margin
Rasio ini dihitung dari laba bersih sesudah pajak dibagi dengan penjualan, Rasio ini dipengaruhi oleh
penjualan dan biaya operasi, rasio ini rendah dikarenakan turunnya penjualan.
5. Rasio Nilai Pasar
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar ini
terdiri dari: dividend yield, dividend per share, earning per share, dividend payout ratio, price earning ratio, book value
per share, dan price to book value. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
profitabilitas, rasio leverage, dan rasio pasar yang berhubungan langsung dengan saham. Rasio-rasio itu adalah Return on Equity ROE, Price
Earning Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Price to Book Value PBV.
a. Return on Equity ROE
Return on Equity ROE merupakan tingkat pengembalian yang diterima oleh pemegang saham atas investasinya dalam suatu
badan usaha. Rasio ini mencerminkan apakah investasi yang dilakukan menguntungkan atau tidak, baik untuk saat ini atau
prospeknya di masa depan. Adapun perumusan untuk Return on Equity adalah sebagai berikut
ROE = b.
Price Earning Ratio PER Menurut Tandelilin, 2001: 243 informasi Price Earning
Ratio mengidentifikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.
Dengan kata lain, Price Earning Ratio menunjukkan besarnya harga tiap satu rupiah earning perusahaan. Di samping itu, Price
Earning Ratio juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan.
Rasio ini menggambarkan ketersediaan investasi membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba perusahaan. Price
earning ratio dapat dihitung dengan perbandingan antara harga pasar perlembar saham dan laba bersih perlembar saham. Rasio ini
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut, Rangkuti,
2001:157: PER =
c. Debt to Equity Ratio DER
Menurut Horne dan Wachoviz 1998:145 dalam Suharli 2005, debt to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang
membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Debt to equity Ratio adalah membagi total hutang dengan
total modal Ross et all, 2003:66. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa debt to equity
ratio merupakan rasio yang membandingkan total hutang dengan total ekuitas dari pemegang saham. Dengan demikian, debt to
equity ratio juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat
risiko tak terbayarkan suatu hutang. Rasio ini dapat diperoleh dengan rumus :
DER = d.
Price to Book Value PBV Hartono 2000 dalam Wijaya 2007 menyatakan bahwa
price to book value PBV mengukur apakah harga saham harga pasarnya diperdagangkan diatas atau dibawah nilai buku saham
tersebut. Nilai buku book value per share adalah jumlah yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham pada waktu
pembubaran likuidasi Perseroan Terbatas PT. Book Value Per Share adalah rasio untuk menilai murah tidaknya sebuah saham
dengan saham lainnya. Dapat diperoleh dengan cara
membandingkan laba bersih dengan jumlah saham Jogiyanto, 2003: 82. Rasio PBV diperoleh dari rumus sebagai berikut :
PBV =
2.2.8 Pengaruh AntaraVariabel Dependen dan Variabel Independen