Optimasi Fase Gerak pada Pemisahan Asam Kafeat Hasil Hidrolisis

gelombang mana noise yang terdeteksi lebih sedikit. Panjang gelombang pengamatan yang digunakan adalah 325 nm, 330 nm, dan 335 nm.

F. Optimasi Fase Gerak pada Pemisahan Asam Kafeat Hasil Hidrolisis

Ekstrak Air Seduhan Biji Kopi Arabika dengan KLTKT Densitometri Optimasi fase gerak dilakukan dengan menggunakan KLTKT densitometri pada panjang gelombang 330 nm dengan sistem kromatografi adsorbsi fase normal dengan fase diam yang lebih polar dibandingkan fase gerak yang digunakan. Teknik kromatografi yang digunakan adalah secara ascending dengan jarak pengembangan 8 cm di dalam chamber yang telah dijenuhkan dengan fase gerak dengan bantuan kertas saring untuk mengamati kejenuhannya. Tujuan penjenuhan chamber adalah untuk membantu mempercepat proses elusi karena yang digunakan untuk proses elusi adalah fase uap dari fase gerak serta menjaga kestabilan tekanan uap di dalam chamber sehingga proses elusi dapat berlangsung stabil dan tidak terhenti sebelum batas elusi yang ditentukan. Fase diam yang digunakan pada penelitian ini adalah silica gel 60 F 254 yang merupakan fase diam yang umum digunakan pada KLT. Sebelum digunakan, fase diam dipanaskan terlebih dahulu selama 30 menit pada suhu 100 C dengan tujuan untuk mengaktivasi silica gel yang terdeaktivasi karena tertutup oleh air yang terserap permukaan lempeng karena kelembaban udara di lingkungan. Fase gerak optimal yang didapatkan dari proses optimasi adalah toluen : etil asetat : asam format 7 : 2 : 1. Pada tahap awal optimasi, lempeng yang digunakan adalah lempeng KLT silica gel 60 F 254 untuk menentukan fase gerak optimal yang akan digunakan sebelum sistem dipindahkan ke plat KLTKT silica gel 60 F 254 . Pemisahan telah dikatakan optimal ketika dihasilkan betuk puncak yang simetris nilai As berada pada rentang 0,8 - 1,5 Heftmann, 1992, sempit dan tajam, tidak terganggu oleh puncak lain di sekitarnya, memiliki nilai R f antara 0,2-0,8 Gandjar dan Rohman, 2007 serta nilai KV ≤ 2. Berikut ini adalah penjelasan hasil elusi yang telah dilakukan untuk mengoptimasi komposisi serta jenis fase gerak yang akan digunakan untuk analisis asam kafeat hasil hidrolisis ekstrak air seduhan biji kopi arabika. 1. Hasil elusi asam kafeat dengan fase gerak kloroform : etil asetat : asam format 7 : 2 : 1 Fase gerak yang digunakan ini berdasarkan penelitian Bojic et al. 2013 untuk memisahkan asam kafeat dari senyawa lain di dalam matriks sampel. Densitogram hasil elusi baku dan sampel menggunakan fase gerak tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 11. Puncak baku asam kafeat dan sampel hasil hidrolisis ekstraksi syphon dan seduh pada  330 nm dengan fase diam silica gel 60 F 254 dan fase gerak kloroform : etil asetat : asam format 7 : 2 : 1 A. Asam kafeat yang terdeteksi pada hasil hidrolisis ekstraksi syphon R f 0,76 B. Asam kafeat yang terdeteksi pada hasil hidrolisis ekstraksi seduh R f 0,74 C. Baku asam kafeat 1 mgmL R f 0,72 Komposisi fase gerak kloroform : etil asetat : asam format 7 : 2 : 1 menghasilkan puncak asam kafeat yang cukup baik gambar 11 C dengan tidak adanya pengotor di sekitar puncak baku asam kafeat yang menandakan kemurnian tinggi yang dimiliki baku. Akan tetapi, pada sampel hasil hidrolisis ekstraksi syphon gambar 11 A dan pada sampel hasil hidrolisis ekstraksi seduh gambar 11 B terdeteksi pengotor yang ditunjukkan pada beberapa puncak di sekitar puncak asam kafeat serta terdapat puncak lain yang tidak terpisah di samping puncak asam kafeat pada sampel hasil hidrolisis ekstraksi seduh gambar 11 B. Hal ini dapat disebabkan karena kepolaran kloroform belum cukup kuat untuk dapat memisahkan A B C senyawa lain yang memiliki kepolaran yang mirip dengan asam kafeat maupun senyawa-senyawa yang cenderung non polar sehingga puncak yang dihasilkan belum terpisah dengan baik meskipun asam kafeat sudah dapat terdeteksi. Asam kafeat sudah dapat dikatakan terdeteksi karena memiliki R f yang berdekatan dengan baku 0,72 yaitu 0,74 - 0.76. Berdasarkan hasil elusi di atas maka fase gerak ini tidak digunakan untuk analisis kuantitatif dalam pemisahan asam kafeat. 2. Hasil elusi asam kafeat dengan fase gerak toluen : etil asetat : asam format 5 : 3 : 2 Fase gerak ini berdasarkan penelitian Rastogi et al. 2008 untuk pemisahan asam fenolat di dalam tanaman Syzygium aromaticum namun dengan modifikasi pada komposisinya. Densitogram yang dihasilkan pada elusi menggunakan fase gerak ini adalah sebagai berikut: Gambar 12. Puncak baku asam kafeat dan sampel hasil hidrolisis ekstraksi syphon dan seduh pada  330 nm dengan fase diam silica gel 60 F 254 dan fase gerak toluen : etil asetat : asam format 5 : 3 : 2

A. Asam kafeat yang terdeteksi pada hasil hidrolisis ekstraksi syphon R