Aspek – aspek Kemandirian Kemandirian 1. Pengertian Kemandirian

Monks 1998 menyatakan bahwa remaja berada diantara anak – anak dan dewasa, belum mampu menguasai fungsi – fungsi fisik dan psikis. Remaja pada umumnya masih duduk dibangku sekolah menengah atau perguruan tinggi. Hurlock 2002 menyatakan bahwa istilah “adolescene” mencakup kematangan mental, fisik, emosional dan sosial. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang pada umumnya masih duduk di bangku sekolah menengah atau perguruan tinggi yang mencakup perubahan fisik, kognitif dan psikososial.

2. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Masa remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Pada masa ini, remaja di tuntut untuk mencari identitas dirinya dengan melakukan tugas-tugas perkembangannya. Tugas tersebut akan mengembangkan fisik, sosial, kognitif, seksual dan lainnya sehingga remaja siap untuk memasuki masa dewasa. Dengan demikian, tugas perkembangan sangat penting bagi remaja. Menurut Havighurst dalam Desmita, 2012 ada beberapa tugas perkembangan pada masa remaja, yaitu: a. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya baik laki- laki maupun perempuan. b. Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. c. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya. e. Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya. f. Mengembangkan sikap postif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak. g. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara. h. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. i. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku. j. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap remaja terhadap pendidikan

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi sikap remaja dalam proses pembelajaran diantaranya adalah teman sebaya, orang tua, guru-guru dan sekolah. Hal tersebut mempengaruhi remaja dalam memandang baik atau buruk proses pembelajaran yang sedang dijalani sehingga remaja harus dapat bersikap dengan tepat. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi sikap remaja terhadap pendidikan Monks, 1998 : a. Sikap terhadap teman sebaya: orientasi sekolah atau kerja. b. Sikap orang tua: pendidikan sebagai batu loncatan kearah mobilitas sosial atau suatu kewajiban karena hukum. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Nilai-nilai yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan akademis. d. Sikap terhadap guru-guru, disiplin serta kebijakan akademis. e. Keberhasilan dalam berbagai ekstrakurikuler. f. Dukungan sosial dari teman-teman sekelas.

4. Kemandirian Remaja

Remaja dalam proses perkembangannya mengalami proses belajar bagaimana menyelaraskan keinginan dan kemampuannya secara mandiri sesuai dengan kebutuhan dalam hubungannya dengan harapan-harapan serta kesempatan yang tersedia di dalam masyarakat. Kemandirian remaja tercermin di dalam kemantapan diri, keyakinan diri dan jenis pencapaian yang direalisasikan. Kemandirian ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam hubungan antara remaja dengan teman-temannya dan orang tuanya, perubahan dalam konformitasnya dengan kelompok sebaya dan perubahan menurunnya kepatuhan kepada norma-norma orang tua, yang dimulai sekitar umur 15 tahun. Kemandirian yang diwujudkan dalam perilaku dan khususnya kemandirian dalam berpikir akan tampak dalam masa remaja dan masa-masa selanjutnya setelah orang dihadapkan pada tanggung jawab keluarga dan pekerjaan Monks, 2006.

5. Kematangan karir pada remaja

Siswa SMK berada dalam rentang usia 15-18 tahun. Berdasarkan teori perkembangan karir Super siswa SMK berada pada tahap Eksplorasi dan menurut Ginzberg remaja berada pada Subtahap Tentatif. Pada tahap ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI